SECUIL KISAH TENTANG TOBAT Kata 'tobat' seingat saya berasal dari bahasa arab, artinya 'kembali'. Konon, sejatinya manusia itu diciptakan Tuhan dalam keadaan baik - baik. Tidak ada yang diciptakan dalam keadaan sebagai penjahat, penyamun, penipu, atau koruptor. Semua diciptakan-Nya dalam fitrah yang baik. Perjalanan manusia di bumi inilah yang membuat fitrah itu melenceng. Dan, bila manusia melenceng itu ternyata ingin kembali ke jalan yang benar, maka proses inilah yang disebut dengan 'tobat'. Banyak referensi tentang tobat. Secara garis besar, tobat dilakukan oleh orang yang bertindak buruk, yangmana kemudian dia menyadari keburukan kelakuannya, lantas meminta maaf kepada siapapun ihwal keburukannya termasuk meminta maaf kepada Tuhan. Setelah meminta maaf, orang tadi harus mampu untuk meninggalkan keburukannya itu, tidak mengulang melakukannya kembali. Dan kemudian menjalani hidupnya kembali sesuai garis fitrah. Ya, kembali kepada fitrah yang disematkan oleh Tuhan. Itulah yang disebut dengan tobat. Garis besarnya seperti itu. Garis kecilnya silakan mencari referensi yang lebih bonafid. Tentunya proses tobat tidaklah gampang. Mengapa sulit bertobat ? Konon manusia adalah makhluk yang mulia. Dan karena menyandang predikat tersebut, maka bila salah arah maka manusia menjadi makhluk yang lebih angkuh dibanding iblis. Banyak sudah cerita yang menggambarkan betapa angkuhnya manusia itu. Sebegitu angkuh sehingga tidak mau mengakui kesalahannya. Begitu angkuh sehingga tidak mau meminta maaf --bahkan meminta maaf kepada Tuhan sekalipun--, sehingga bersikukuh tetap melakukan hal - hal tercela padahal dia sendiri mengetahui keburukan apa yang dilakukannya. Manusia bisa bertindak tidak jujur, bahkan kepada Tuhan sekalipun. Inilah dahsyatnya keangkuhan manusia. Dalam proses tobat, hal tersebut harus disingkirkan jauh - jauh. Kesalahan sekecil apapun harus disadari, diinsyafi, dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya. Dan karena proses tobat ini adalah semacam proses penyucian jiwa, maka menurut dunia sufi, proses tobat adalah pintu gerbang yang demikian diutamakan. Seperti halnya ahli dakwah memuja proses 'taharah' (bersuci) untuk beribadah. Pintu gerbang untuk menjadi makhluk yang dilimpahi kasih sayang Tuhan. Tak heran bila ada kisah sufi yang menggambarkan betapa mulianya proses bertobat ini. Jadi ceritanya begini. Konon seluruh alam semesta ini bergumam memuja kebesaran Tuhan. Seluruhnya, batu, kerikil, dedaunan, tetes embun, gunung, laut, langit, bintang, mentari, ikan, macan, milyaran hewan air dan darat, dan tentunya milyaran malaikat...semua berucap puja - pujian kepada Tuhan sepanjang waktu. Jadi, sebenarnya alam semesta ini bergemuruh sepanjang waktu bunyi - bunyi puja - pujian makhluk kepada Tuhan. Suatu ketika, ditengah bergemuruhnya puji - pujian, sesosok malaikat bertanya kepada Tuhan," Wahai Tuhan yang Agung, bunyi apakah yang lebih indah daripada gemuruh tasbih dan zikir ini ?". Tuhan menjawab," rintihan tobat". Kadangkala manusia berbuat cela, dan lantas Tuhan menurunkan hukumannya. Bisa jadi dia pencoleng yang lantas dihukum dengan deraan kemiskinan. Atau pemabuk yang lantas didera dengan segala penyakit. Contohnya itu. Di tengah deraan kemiskinan dan atau penyakitan itu, mereka berusaha keras memperbaiki nasib dan berobat. Namun deraan tak kunjung henti. Lantas manusia tersebut memohon kepada Tuhan untuk disejahterakan, untuk disembuhkan. Mereka berdoa semalam suntuk sepanjang seratus hari tanpa henti dan tanpa tidur untuk senantiasa memuji Tuhan dan berharap Tuhan mengulurkan tangan-Nya. Apakah pertolongan Tuhan akan turun ? Wallahu'alam. Namun menurut banyak tokoh sufi, tangan Tuhan akan turun apabila diawali dengan tobat. Tobat inilah pintu gerbangnya. Zikir dan tasbih yang membahana bisa dikalahkan hanya oleh rintihan tobat, betapa hebatnya tobat ini. Hal ini terjadi karena tobat akan membawa ke arah yang benar, kepada kesejatian fitrah. Dan, kembalinya manusia menuju kesejatian fitrah amat dihargai oleh Tuhan. Tuhan demikian mencintai manusia yang bertobat. Dan Tuhan akan menurunkan tangan-Nya kepada manusia yang dicintai-Nya. Begitulah kira - kira tentang tobat. Bila kita dilanda petaka, dan lantas kita merasa sudah berusaha jasmani - rohani, baik berupaya kerja keras dan berdoa tanpa putus mengharap uluran tangan Tuhan. Suatu ketika mungkin muncul pertanyaan,"Mengapa tangan Tuhan tak kunjung datang ?". Mungkin, dalam keadaan seperti ini kita harus ber-introspeksi. Jangan - jangan kita melupakan satu hal, yakni proses tobat. Mungkin seperti itu. Mungkin. [] haris fauzi - 25 Februari 2010 salam, haris fauzi |
Thursday, February 25, 2010
kenisah : secuil kisah tentang tobat
Subscribe to:
Posts (Atom)