Sunday, June 07, 2020

Utang Demi Kurs

Berhutang itu pinjam duit, niatnya adalah untuk meningkatkan ekonomi seseorang atau sebuah negara. Dengan berhutang, seseorang atau negara memiliki modal tambahan untuk memutar roda ekonomi.

Namun, salah satu langkah tercepat dalam memperbaiki nilai kurs adalah juga dengan cara berhutang. Dengan berhutang dalam jumlah yang signifikan, kontan kurs juga naik signifikan. Kalo sudah pegang duit banyak, maka khalayak akan melirik. Ini bisa dimanfaatkan sebagai policy. Walau tidak riil. Ini kebijakan yang tidak bijak sama sekali.

Berani aji mumpung dengan policy seperti ini ? Hemat saya, sudahlah. Tak ada perlunya pencitraan. USD itu sudah mencapai kesetimbangan di angka 14 ribuan rupiah. Baiknya distabilkan saja. Ga usah cari prestasi mau di angka 10 ribuan dengan ugal-ugalan utang. Bakal kojur. Dah telanjur utang banyak, biasanya ujung-ujungnya ntar 14 ribuan lagi. Gitu lagi dan gitu lagi.

Dan juga, ga usahlah pake dana haji demi mendongkrak kurs rupiah. Walau kebetulan memang pemberangkatan haji tahun ini di-stop, sungguh tidak bijak memanfaatkan dana haji untuk mendongkrak kurs. Ora ilok, kata orang jawa. Ntar kualat.

Kan IDR kali ini sempat melambung sebetulnya gara-gara USD nya juga yg jeblok... Lha jebloknya USD juga penyebab utamanya gara-gara banyak kerusuhan di AS sono ... kualat negara rasialis... Biarlah itu menjadi urusan dan bulan - bulanan AS sendiri....

Kalo dengan itu IDR bisa agak bagus kursnya, Ga usahlah terlalu girang. Kalo ada yang bahagia kung-kong kung-kong, biasanya suara menyesatkan dari kolam. Ketawa semu. Ga bakalan lama... Bolak - balik ya dari dulu ngono ae.

Apalagi ntar kalo USD jeblok beneran di kurs mata uang dunia, kita mau ga mau musti ikut-ikutan ngatrol USD ... gara-gara kejeblos kebanyakan utang USD ... Kok bisa ? Sudah nampak tanda - tandanya. Tengoklah harga emas dunia dalam dua bulan terakhir.

Memang, balik lagi ke masalah pencitraan, dengan disuntik dollar (baca : hutang dalam bentuk dollar), maka nilai rupiah akan menguat terhadap dollar. Efek sampingnya, bila dollar suatu saat mendadak jatuh tak terperi, maka rupiah harus ikut mengangkatnya rame-rame bersama pengguna dollar yg lain. Enaknya sebentar doang, ngeri-nya sampe anak cucu.

Itu efek samping. Efek utamanya adalah nyicil bertahun-tahun. Karena suntikan dollar berarti utang. Ingat saja itu. Pejabat yang utang, cucu cicit yang mbayar. Pejabat yang menggadaikan kedaulatan, cucu cicit yang terjajah. Faham ? [] haris fauzi, 7 juni 2020