Wednesday, August 10, 2022

Pernah Dicaci


Saya pernah dicaci gara-gara menulis bahwa Nabi Muhammad SAW adalah buta huruf. Ok, Slow saja, saya ceritakan dulu kronologisnya. Jadi kala itu jaman e-mail doang. Kisaran tahun 2000-an. Saat itu-pun saya terbiasa menulis kolom pribadi saya, lazim disebut blog. Namun kontennya saya sebar melalui grup-milis. Nah, ketika itu saya usai posting tulisan yang menyatakan bahwa Rasulullah buta huruf.

Daaan... Jreng .... saya mendapat cacian. Menurut Si Pencaci, tidak mungkin Nabi Muhammad SAW itu buta huruf, karena salah satu produk dari agama adalah kitab suci. Bagaimana Rasul membaca kitab suci-nya bila dia buta huruf ? Itu pertanyaan besar dari Si Pencaci. Sepotong caciannya antara lain berbunyi," ... kamu terlalu banyak menulis tapi kurang membaca...".

Kejadian tersebut sudah cukup lama, saat masih jaya-jayanya milis. Belum ada BBM dan WAG. Andai bila saat itu sudah ada grup perpesanan, mungkin bisa heboh.

Sekira delapan tahun lalu, saya juga dicaci - caci. Gara - gara pas kala itu beredar berita seorang walikota marah - marah ihwal taman yang rusak. Nah kali ini benar - benar terjadi kehebohan di WhatsApp Group. Menurut saya kala itu kok marah - marahnya agak gimana gitu. Agak terkesan sandiwara. Nah, gara - gara ini, saya dicaci dengan sengit. " Itu marah beneran, mana mungkin pejabat pura - pura marah ? Tuduhanmu gak berdasar...bla.. bla.. bla ...".
Coba silakan tebak, siapakah sang walikota tersebut ? Anda tidak perlu menebak siapa Si Pencaci, cukup saya saja yang tau.

Sekitar bulan lalu, saya mendapat cacian lagi. Saat itu sedang ramai berita adanya "Dugaan Penyelewengan Dana Umat oleh ACT". Saat itu saya cuma berkomentar bahwa itu (bisa saja) pengalihan isyu, ada masalah yang lebih besar. Kontan saya dicaci dengan penuh emosi bahwa pernyataan saya tak berdasar. Saya diamkan saja, karena percuma berdialog dengan orang yang emosi. Namun dalam hitungan hari lantas bermunculan masalah global, perekonomian ambles, kurs USD mencapai 15.000 rupiah, adanya korupsi Apeng 70 Trilyun, rencana kenaikan harga BBM, dan seabreg lainnya. Cukup tiga dulu. [] haris fauzi - 10 Agustus 2022


gambar :
agefotostock dan kompasiana