Monday, February 21, 2011

kenisah : konon yang lainnya

KONON YANG LAINNYA

Konon, ketika sedang wudlu, saat membasuh hidung sebaiknya disertai dengan menghirup air hingga masuk ke dalam rongga hidung, dan ditahan dipangkal hidung untuk kemudian dikeluarkan kembali. Konon tindakan ini bisa membersihkan rongga hidung dan memperkuat selaput lendir agar 'tahan cuaca'. Pendek kata,tindakan ini bisa menjauhkan dari ancaman serangan penyakit saluran pernapasan yang biasanya menyerang ketika cuaca carut - masut dan atau ketika banyak polusi.

Selain disarankan menggunakan tangan kanan, ketika meneguk minuman juga sebaiknya sambil duduk. Pada saat duduk, posisi badan konon amat menunjang untuk optimalisasi menyerapan air. Air yang digelontorkan ke dalam tubuh akan lebih bisa tersalurkan dengan efektif kebagian - bagian yang membutuhkan. Namun ketika minum sambil berdiri, air yang disalurkan tidak efisien dan cenderung terbuang langsung. Dengan duduk juga fungsi penyaringan ginjal konon juga berfungsi lebih baik.

Mengapa ketika makan disarankan menggunakan tangan ? Bukan menggunakan kaki atau bukan menggunakan sendok ? Konon di ujung jemari tangan mengandung zat - zat yang membantu kerja enzym lambung. Mangkanya sering kedapatan seseorang makan menggunakan tangan --muluk-- hingga akhir prosesi makan dan di akhir makan beliau menghisap - hisap jarinya hingga bersih. Itulah juga mengapa seorang anak kecil demen inot, menghisap jari, karena memang disarankan. Walau nggak boleh berlebihan, apalagi tangan musti dalam keadaan bersih. Kalo ujung kuku kotor malah bisa menuai penyakit.

Pernahkah mengisi bensin ke tangki kendaraan secara penuh ? Tolong perhatikan. Ketika mendekati penuh, maka petugas pom bensin akan menghela isiannya, sesekali berhenti sejenak untuk memberi kesempatan sang bensin turun, lantas mengisinya kembali. Untuk hal ini sebenarnya nggak perlu dibantu dengan menggoyang - goyang bodi mobil, hal ini sungguh tindakan sia - sia. Yang penting pengisiannya berhenti sejenak untuk memberi kesempatan keluar kepada udara yang semula berada di dalam tangki. Setelah udara keluar ke atas dan air punya kesempatan turun, barulah diisi kembali.

Demikian juga ketika kita sedang minum. Konon ketika minum, dianjurkan untuk meneguknya minimum dengan tiga kali jeda. Jeda ini berfungsi memberi kesempatan kepada udara untuk keluar. Dengan jeda minimum tiga kali, air yang diminum memiliki kesempatan untuk turun dan mengelurkan udara yang ada di dalam perut, sehingga tidak saling dorong antara air dan udara. Karena ketika air digelontorkan turun, maka udara yang memang lebih ringan cenderung hendak keluar melalui atas, namun apabila tidak diberi jalan, ya jadinya tersedak.

Apa bedanya tangan kanan dan tangan kiri ? Ketika makan atau minum, urusan tangan kanan atau kiri ini tentunya tidak cukup berpengaruh kepada rasa apa yang dimasukkan ke dalam liang mulut. Ketika mengguyurkan kopi dengan tangan kanan, bukan berarti rasanya berubah menjadi asin ketika kopi tersebut diminum dengan menggunakan tangan kiri. Bukan seperti itu.

Konon, bagian tubuh kanan dan kiri memiliki spesifikasi yang berbeda. Tidak sama ergonomis-nya. Ketika tangan kanan diangkat, memberi dampak yang berbeda kepada jantung dibanding ketika tangan kiri yang diangkat. Itu contohnya terhadap urusan jantung. Demikian juga dengan urusan pencernaan. Konon, ketika dalam prosesi makan atau minum kita menggerakkan tangan kanan, maka bagian pencernaan lebih terbantu, --lebih 'happy' gitu istilah anak muda sekarang,-- dibandingkan ketika tangan kiri yang diangkat - angkat.

Ada sunnah Muhammad yang menganjurkan agar ketika tidur, muka kita menghadap kanan arah kiblat, dengan kepala berada di utara dan kaki berada di selatan. Ini untuk orang yang posisi tidurnya di Indonesia. Tentunya berbeda arah utara selatannya bila tidur di posisi lain. Sarannya adalah kepala menengok ke kanan dan muka menghadap kiblat. Andai dibayangkan orang seluruh dunia melakukan hal ini, maka semua orang menghadap kiblat dengan berputar seragam membentuk lingkaran.

Ada apa dengan arah tidur ini ? Konon ini bermanfaat untuk menyelaraskan medan kosmis dalam tubuh dengan semesta. Konon lho ya. Sekedar pengalaman, ketika usai mengadakan perombakan ruang tidur, diantaranya adalah mengubah arah ranjang, Istri saya berkomentar," Eh, dibanding semula ternyata tidurnya enakan kalo arah tempat tidurnya gini...". Semula saya cuek aja, namun setelah saya tilik ternyata posisi tidurnya setelah perombakan secara tidak sengaja sudah sesuai sunnah Muhammad, barulah saya yakin bahwa memang seperti itulah sebaiknya. Konon..... [] haris fauzi - 21 februari 2011

ilustrasi dari : robot6.comicbookresources.com

Wednesday, February 16, 2011

kenisah : masbuk

MASBUK

Masbuk adalah istilah bagi sholat yang menyusul jamaah, artinya tatacara yang diperuntukkan bagi seseorang yang tertinggal dan hendak menyusul sholat berjamaah. Rasanya untuk sholat jum'at keterlaluan sekali apabila seseorang harus menjalankan tatacara masbuk ini, karena sholat jum'at 'early warning'-nya sudah banyak, mulai adzan --bahkan ada yang adzannya hingga dua kali--, khutbah pertama, do'a, khutbah kedua, dan tentunya iqomah. Mangkanya jarang ada orang yang tertinggal sholat jum'at lantas ber-masbuk. Yang ada adalah gak ikutan sholat dengan sengaja.

Kejadian sholat masbuk banyak terjadi pada sholat - sholat wajib yang diselenggarakan di masjid ataupun musholla seperti maghrib dan isya. Dimana para jamaah datang bergelombang - gelombang dalam jangka waktu yang cukup panjang. Beberapa tertinggal dan menyusul sehingga kadang ber-shaf-shaf. Sholat berjamaah seperti ini bisa terjadi dalam beberapa gelombang penyelenggaraan.

Pada posisi bagaimana-pun, masbuk di-optimal-kan untuk menggandakan pahala sholat berjamaah, bahkan ketika sudah berlangsung rakaat terakhir --atau bahkan tahiyyat akhir-- orang masih mengejarnya apabila memang sudah dirasa tidak memungkinkan untuk membuka 'kloter' jamaah baru karena bisa jadi tinggal dia satu - satunya yang belum bergabung. Namun apabila sudah memasuki babak akhir sholat jamaah, sementara ada beberapa orang yang berniat berjamaah, maka sebaiknya menyelenggarakan sholat jamaah tersendiri di kloter berikutnya. Karena dengan demikian maka prosesi jamaahnya akan 'full' dari awal hingga akhir. Tidak seperti masbuk yang berkesempatan sholat individual di saat-saat akhir sholat.

Dan untuk membuka kloter baru sholat berjamaah, disarankan untuk menyelenggarakan setelah jamaah sebelumnya usai. Sehingga tidak terjadi adanya beberapa kelompok yang berjamaah dalam waktu yang bersamaan, karena memang sebaiknya hanya ada satu imam dalam satu waktu dan tempat yang sama. Prinsipnya, jamaah kloter berikutnya sebaiknya menunggu jamaah sebelumnya hingga usai, lantas ber-iqomah dan baru-lah melaksanakan sholat jamaah kloter baru. Gitu.

Bagaimana bila masbuk pada saat rangkaian sholat tarawih ? Kita ketahui pada umumnya apa yang orang bilang sebagai rangkaian sholat tarawih sebetulnya terdiri dari beberapa sholat. Diawali sholat isya, lantas sholat tarawih, dan biasanya ditutup dengan sholat witir. Bagaimana ceritanya bila masbukh untuk rangkaian ini ? Biasa saja.

Dalam kasus rangkaian tarawih, pernah suatu ketika karena keasyikan berbuka puasa maka saya terlambat memasuki masjid sehingga tertinggal berjamaah sholat isya. Dalam arti 'run-down' acaranya sudah memasuki sholat tarawih, sementara saya belum melaksanakan sholat isya. Yang saya lakukan adalah sholat dengan bergabung dengan jamaah yang ada. Mereka melaksanakan sholat tarawih, sementara saya ber-masbuk kepada jamaah tersebut padahal saya melakukan sholat isya. Saya ber-masbuk sholat isya dalam komando imam yang memimpin sholat tarawih. Begitu seterusnya sampai saya menunaikan sholat tarawih beriringan dengan jamaah yang melaksanakan sholat witir. Dan terakhir, tinggal saya sendiri yang ber-witir.

Juga, seringkali bila ada seseorang yang tengah menunaikan sholat, lantas kita sekonyong - konyong men-'daulat'-nya sebagai imam dengan menepuk pundaknya. Ini sah - sah saja, tanpa harus kita tau sholat apa yang tengah beliau kerjakan. Mungkin beliau tengah melaksanakan sholat sunnah, sementara kita berniat berjamaah untuk sholat dzuhur, misalnya. Menurut guru saya, hal itu tidaklah mengapa, karena dalam kondisi seperti itu penyelenggaraan sholat berjamaah intinya adalah menyatukan gerak. Begitu bukan ? [] haris fauzi - Maulid nabi Muhammad SAW, 15 februari 2011
 
salam,
haris fauzi


Friday, February 04, 2011

kenisah : itu relatif

ITU RELATIF

Semisal setiap bulan Jupri sebagai seorang manager perusahaan mendapatkan gaji sebesar sepuluh juta rupiah. Di perusahaan tersebut ada lima orang manager, dan keempat manager sisanya bergaji sembilan juta rupiah sebulan. Saat itu --walau Jupri mendapatkan gaji terbesar diantara rekan manager lainnya-- Jupri merasa gajinya terlalu nge-pas, tidak kuasa untuk membeli mobil baru, menabung untuk modal usaha, dan plesir ke tempat - tempat indah.

Pada saat itu sejatinya gaji Jupri cukup untuk pemenuhan kebutuhan sehari - hari. Jupri dan keluarganya sudah cukup 'happy' dengan keadaan keuangan keseharian tersebut.

Dan karena keberuntungan dan juga usaha yang gigih, maka pada suatu hari Jupri ditawari oleh sebuah perusahaan lain untuk bergabung. Dengan kompensasi kenaikan gaji berlipat menjadi dua puluh juta. Jupri ditawari untuk didudukkan pada posisi manager, tentunya berikut dengan fasilitasnya, termasuk sebuah mobil baru dan jatah plesir ke Eropa di akhir tahun. Uang transfer yang ditawarkan cukup menggiurkan, bisa disimpan dan dijadikan modal saat pensiun. Jupri terlonjak kaget dan sukacita, menyetujuinya, dan pada bulan berikutnya berpindah kantor.

Tibalah untuk pertama kalinya Jupri harus menghadiri sidang management di perusahaannya yang baru. Paska sidang itulah Jupri baru mengetahui bahwa ternyata di perusahaan baru tersebut gaji Jupri merupakan gaji manager terkecil, mobil yang dia dapatkan memiliki kelas lebih rendah dibandingkan manager - manager yang lainnya.

Apa yang ada dalam benak Jupri ? Kemungkinan terjadi sesuatu yang disebut teori  relativitas. Bila dibanding perusahaan yang lama, gaji Jupri sudah berlipat dua. Namun, hati kecil Jupri juga menyimpan perasaan resah karena gaji-nya ternyata tidak sebesar kolega satu perusahaannya. Ada semacam perasaan diperlakukan tidak adil dan tidak puas.

Jawaban lucu pernah saya dapatkan dari seorang rekan. Saat itu dia mengutarakan ingin keluar dari perusahaan dimana dia bekerja. Ketika saya tanya alasannya, dia menjawab,"... Gaji saya dinaikkin 40%. Mangkanya saya keluar ". Kontan saya tergelak hingga air mata bercucuran. Ini seperti kisah Khalid bin Walid yang karena tidak terkalahkan dalam semua pertempuran, maka dia sekonyong - konyong dipecat dari jabatan Jenderal Perang. Umumnya seseorang akan keluar dari tempatnya bekerja ketika gajinya tak kunjung naik. Namun ini kebalikannya.

"Dua tahun lalu gaji saya dinaikkan 25%, kerjaan malah berlipat. Nah, ini kalo dinaikkan 40%, tentunya makin habis saja waktu saya semua untuk perusahaan. Saya tidak menyetujuinya, dan segera mengajukan surat pengunduran diri".

Antara Jupri --tokoh fiktif-- dan teman saya --kejadian sebenarnya-- bila mereka berdua berjumpa tentunya akan terjadi pandangan yang sangat berbeda yang sangat relatif tergantung bagaimana mengupas permasalahan masing - masing. Saya sudah bayangkan, bahwa ketika dalam perbincangan ternyata mereka tidak menemukan titik akur, keduanya tentu akan sangat sering berujar,".. Itu sih relatif...".
Untungnya Jupri hanya tokoh fiktif, hingga tidaklah mungkin mereka berjumpa.

Filosof eksentrik Bertrand Russell dalam sebuah bukunya pernah mengupas teori relativitas milik Einstein. Bagi Russell teori relativitas muncul berdasarkan beberapa teori yang lain. Teori Copernicus, eksperimen Michelson dan Morley tentang ether, hipotesis kontraksi Fitzgerald, teori cahaya Maxwell, teori Gauss, dan hukum gravitas Newton menjadi landasan ditemukannya teori relativitas Einstein.

Itu menurut Russell. Ketika saya bercakap dengan seorang siswa sekolah, dia menjawab bahwa teori relativitas ada karena peristiwa buah apel yang jatuh dari pohonnya, dan karena cahaya kedapatan bergerak sangat cepat sehingga bisa merubah rumusan - rumusan tentang gerak yang ada. Dalam perbincangan perihal teori Relativitas, ternyata sangat relatif juga.

Mengapa sangat relatif ? Manusia memiliki kesamaan dan sekaligus perbedaan. Dan dunia ini ini sudah hidup berjuta tahun serta di huni milyaran manusia sehingga segalanya telah berkembang tanpa ada yang bisa mengurutkan jejak telusurnya dengan baik. Hanya Tuhan yang mampu mengerti ini semua. Sementara manusia yang pernah ada disini akan berpikir, bertindak, dan berteori menurut apa dan sepanjang yang dia ketahui. Hanya yang mereka masing - masing ketahui. Dan apabila beberapa orang memiliki interseksi pengetahuan yang sama, maka mereka pada suatu ketika akan bisa sepakat. Namun kebanyakan manusia berjalan sesuai ilmu yang dia dapatkan masing - masing. Seorang anak kembar yang selama lima belas tahun menjalani hidup yang sama dengan baju yang selalu kembar, pada tahun keenam-belas bisa saja memiliki pandangan yang berbeda. Dan ketika saatnya umur tujuh belas, mereka berdua boleh jadi akan memilih partai yang berbeda dalam pemilihan umum.
Apa yang telah dialami bersama selama lima belas tahun --dalam suatu aktivitas yang seragam-- ternyata memberikan asupan yang berbeda. Ini bisa jadi karena karena relativitas.

Jupri, sang teman, Russell, siswa sekolah, dan anak kembar merupakan contoh dari dunia kita yang relatif. Banyak contoh yang lain pula. Kondisi relatif ini menyadarkan seseorang untuk bisa berbuat dan mengambil beragam variasi keputusan yang mewarnai kehidupan dunia ini. Dan disitulah letak keindahannya. Namun sayangnya, perbedaan kadang malah membuat pertikaian. Atau ini juga relatif ? [] haris fauzi - 3 Februari 2011

ilustrasi : bukan bikinan saya, hasil donlot dari siber [lupa situsnya]