Tuesday, July 28, 2015

Kambing & Speaker

Setiap ada problem,
Lebih mudah cari si Kambing Item,
... Itu duluuu....

Sekarang,
Mending cari si "speaker item"....



http://kenisah.blogspot.com

Thursday, July 02, 2015

pertanda

Siang tadi, pimpinan kerja saya mengajak ngaji di masjid. Sekitar pukul 12.30, sekalian menunaikan sholat dzuhur. Tentunya jamaah sholat dzuhur di masjid itu sudah usai karena adzan ini hari jatuh pukul 12.00. Biasanya, saya malas berangkat ke masjid bila sudah telat gini, telat artinya sholat jamaah sudah usai. Motivasi saya berangkat ke masjid terutama adalah mengejar sholat fardhu jamaah. "Lumayanlah, mengisi waktu di masjid", gitu kata direktur. Walau pada dasarnya saya sudah malas, tapi entah kenapa kali ini saya tergerak berangkat. Sesampai di masjid, kami sholat berjamaah hanya berempat, ya maklum saja, jamaah sholat dzuhur sudah bubar, wong sudah setengah jam yang lalu adzannya. Masjid sudah sepi.

Setelah sholat dan segala ritual do'a, direktur membuka smartphone-nya dan mulai mengaji. Saya memilih duduk bersandar tiang menikmati angin ngantuk. Saya sudah mengaji pagi tadi, dan pula saya kebiasaan mengaji sekaligus membaca maknanya. Dengan kondisi ini, saya malas membuka al Qur'an yang tersedia, karena saya hampir yakin seratus persen, bahwa kitab - kitab al-Qur'an yang tersedia di masjid itu tidak memuat terjemahannya. Yang ada adalah kitab al-Qur'an non-terjemahan. Selain al-Qur'an non-terjemahan, yang tersedia adalah buku yasin tahlil. Buku-buku itu menumpuk di sebuah meja, berada di dekat tiang seberang, berjarak sekitar dua shaf dari tiang yang saya gunakan untuk bersandar tiduran.

Entah kenapa (lagi - lagi entah kenapa), walau di-'merem-merem'-kan ternyata saya tidak mengantuk jua, dan pada akhirny saya tergelitik untuk menjamah kitab - kitab al-Qur'an yang ada di depan saya. yang di rak tadi, yang berjarak dua shaf. Seperti ada yang menyuruh gitu, padahal saya males - malesnya mengaji, soalnya sudah mengaji pagi tadi. Saya secara acak mengambil satu al-Qur'an putih di tengah tumpukan, bukan yang paling atas yang saya ambil.

Dan ketika saya hendak membuka al-Qur'an tersebut, ternyata kitab itu termasuk bentuk kitab modern karena memiliki pembatas pita berujung kartu, yang dengan adanya pembatas tersebut, maka al-Qur'an itu cenderung membuka dengan sendirinya dimana posisi pembatas itu berada.

Apa yang terjadi ? Setelah saya amati, batas kitab tadi tepat membuka di lembar surat An-Nahl ayat 50, ayat terakhir yang saya baca tadi pagi sebelumnya. Entah apa pertanda. Bahkan hingga pembatas-nya pun kebetulan tepat berada dimana saya harus memulai mengaji tanpa harus mencari-cari lagi. Mengetahui gelagat ini, saya langsung mengaji --melanjutkan mengaji tadi pagi dari ayat 51,-- sampai ayat 90. Saya tidak ingin pamer soal mengaji. Mengaji segitu gak perlu dipamer-pamerkan karena anak SD juga bisa. Saya cuma merasa ada suatu keanehan. Aneh ? atau cuma kebetulan ? [] haris fauzi - 2 juli 2015