Monday, May 13, 2013

ilmu milik Tuhan

"Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui." (QS 2:151)

"Apa yang belum diketahui" seperti tersebut di ayat di atas, dan lantas diajarkan oleh Tuhan, itu adalah pengetahuan. Dan Tuhan-lah yang mengajarkan kepada manusia mengenai pengetahuan. Beberapa perdebatan menyebutkan bahwa setidaknya adanya dua pendapat tentang "ilmu Tuhan" ini. Yang pertama pendapat yang menyatakan tentang Ilmu Allah adalah ilmu agama, dengan memisahkan adanya ilmu duniawi. Postulat ini dibangun dengan adanya pewahyuan dari Tuhan kepada para Rasul yang selalu dikaitkan kepada banyak sekali ilmu - ilmu agama. Walaupun, sejatinya pewahyuan itu juga berkaitan dengan ilmu - ilmu lain. Pendapat ini mengakibatkan banyaknya manusia yang berbondong - bondong mempelajari ilmu agama. Dan tidak jarang pada akhirnya ada yang meninggalkan untuk mempelajari ilmu fisika, matematika, dan ilmu pengetahuan semacam itu. Asumsinya adalah ilmu fisika berasal dari Newton, Einstein, Hawking. Sementara ilmu matematika berasal dari manusia yang jago meng-kalkulus-kan angka - angka. Bukan dari Tuhan.

Namun pendapat kedua tidak melakukan sekularisasi ilmu seperti diatas. Pendapat kedua menyebutkan bahwa semua ilmu adalah ilmu Tuhan. Dan apabila manusianya menyelewengkan, maka bukan ilmunya yang salah, bukan Tuhan (yang memberi ilmu itu) yang salah. Karena apapun ilmunya, sangat potensial diselewengkan oleh manusia.

Pendapat kedua merujuk kepada genesis Nabi Adam, bahwa yang membedakan Adam AS dengan malaikat dan jin adalah bahwa Adam AS diajarkan "nama - nama" oleh Tuhan. Nama - nama ini diajarkan oleh Tuhan, dan nama - nama itu bukan semata ilmu agama. Artinya bahwa  ilmu tauhid dan ilmu agama diajarkan oleh Tuhan kepada jin, malaikat, dan manusia. Sementara pengetahuan "nama - nama" hanya diajarkan kepada manusia. Oleh karena inilah manusia ditunjuk menjadi khalifah, lepas dari masalah terbuat dari apakah jasad manusia. Iblis mempermasalahkan "materi" tanah dan keunggulan materi api, tapi Tuhan berkehendak bahwa "pengetahuan nama - nama" yang dikuasai Adam-lah yang membuat iblis harus sujud kepada Adam AS.

Dalam perkembangannya, setiap manusia yang telah memiliki sejumlah ilmu, telah berpengalaman dalam banyak peri-kehidupan, maka secara naluriah dia berhasrat untuk mengajarkan ilmu yang dia peroleh tersebut. Entah kepada anaknya atau kepada orang lain. Ini salah satu jalan lahirnya legenda dan ilmu turun - temurun. Semenjak Adam AS diajari "nama - nama" oleh Tuhan, maka manusia secara fitrah adalah juga sebagai guru. Syarat sebagai khalifah adalah salah satunya mumpuni sebagai guru. Inilah yang membuat ilmu Tuhan berkembang begitu pesat.

Dalam mitos Eropa, "ilmu" dicuri dari tahta Zeus sehingga Zeus murka, dalam Islam ilmu itu diajarkan oleh Tuhan. Hal ini membuktikan bahwa sumber dari ilmu adalah dari tahta langit. Bahkan dunia Barat yang sekuler-pun mengakui hal itu. Dalam era kekinian, ilmu berkembang sangatlah pesat. Karena ilmu itu tidak berhenti. Ketika bayi lahir, maka indera yang aktif disaat awal kelahiran adalah indera pendengaran. Dalam Islam, hal pertama yang diketahui oleh seorang bayi adalah suara adzan di telinga kanan, dan iqamah di telinga kiri. Adzan dan iqamah adalah panggilan atau seruan untuk menghadap Tuhan. Hal ini membuktikan bahwa ilmu itu adalah hal yang diajarkan oleh Tuhan, maka ilmu itu menjadi salah satu pintu gerbang akhirat. Ilmu yang bermanfaat akan mendulang pahala terus - menerus. Perkembangan ilmu yang sedemikian pesat inilah yang kadang kala membatasi pemikiran sehingga terjadi pemisahan antara ilmu agama dan ilmu dunia. Walaupun secara filsafati semua itu berasal dari Tuhan. [] haris fauzi - 13 mei 2013

Wednesday, May 08, 2013

pergeseran

Pergeseran -dalam tulisan ini- mungkin kata yang kurang tepat. Bukannya kenapa, karena tulisan ini malah diinspirasi oleh perubahan yang signifikan, bukan hanya sekedar bergeser. Hal kecil, bila dia mengalami perubahan kecil, tentunya akan berdampak besar karena skalanya sesuai. Perubahan kecil bila berlaku pada hal besar, maka perubahan itu relatif tidak kentara. Mangkanya, hal kecil bila mengalami perubahan besar, maka dia akan berubah dengan drastis. Itu maksudnya.

Hal yang berubah kini adalah sistem pembelian cicilan. Dulu, prioritas jual beli adalah akad pembelian cash atau tunai. Pembeli tunai adalah raja. Namun, sekarang pihak penjual motor (dealer) lebih menyukai pembelian kredit. Hal ini karena strategi penjualan menggandeng pihak leasing. Dan semula, semangatnya adalah membantu pembeli yang tidak memiliki dana tunai. Kenyataannya kini adalah, biarpun anda punya uang tunai, maka disarankan untuk mencicil. Dengan harapan bisa menghidupi perusahaan leasing. Rupanya, perusahaan leasing menjanjikan keuntungan yang cukup menggiurkan.

Masihkah anda mendengarkan siaran radio ? Jaman tahun 80-an, radio memutar lagu - lagu populer atau berdasar permintaan pendengar. Namun sekarang tak jarang radio memutar lagu permintaan produser. Maksudnya agar lagu - lagu tersebut terus - menerus diputar sehingga populer dan menguntungkan produser dari sisi penjualan keping album atau ringback tone. Tentunya produser tidak gratis, dia memberikan sejumlah uang kepada manajemen radio agar lagu produksinya dipopulerkan oleh radio tersebut. Lagu tersebut dihitung sebagai iklan atau advertising radio.

Ada beberapa hal lagi yang berubah, bergeser, atau apalah namanya. Sangat mungkin anda menyebutkan lebih banyak. Namun salah satu ---lagi--- yang cukup kuat kentara adalah ihwal utang piutang. Jaman sekarang, yang berhutang lebih galak dari yang memberi hutang. Pada saat mau berhutang, penghutang merayu - rayu pemilik duit. Dan setelah dipinjami, ketika si pemberi hutang menagih, maka orang yang berhutang lebih galak ketimbang yang meminjami duit.[] haris fauzi - 8 mei 2013