Ini gara-gara di grup ada diskusi tentang santet dan dukun. Berhubung saya kesulitan mengemukakan argumen di grup tersebut, maka terjadilah pengalihan media. Pembahasannya adalah klenik verso sains.
Hal yang mirip dalam kasus sains dan klenik ada banyak, namun biarkan saja. Saya hendak membahas perbedaannya. Dalam sudut pandang pribadi, klenik adalah dunia spiritual. Sementara sains adalah dunia faktual. Peran faktual dalam sains begitu besar, diantaranya adalah menjadi pondasi dari sains. Suatu postulat dalam sains tidak bisa terwujud tanpa adanya fakta atau data empiris. Faktanya ada dan banyak serta seragam, kemudian bisa dibuktikan dengan panca indera, maka tegaklah sains. Sederhananya adalah sains memiliki arah dedutif dan induktif yang bermuara kepada "seeing is believing".
Sementara klenik adalah salah satu bentuk dunia spiritual. Seperti jin atau malaikat. Mereka berada dalam dunia ghaib atau spiritual. Khas dari spiritual adalah adanya mengimanan. Artinya, eksistensinya diimani walau kita tidak melihatnya. Contohnya adalah kita belum pernah melihat malaikat, namun karena perannya signifikan, maka kita mempercayainya dan mengimaninya. Peran dukun dan klenik-pun demikian.
Namun, ada hal - hal perdukunan yang berdasar data empiris, contohnya adalah weton dan feng-shui. Bagi saya, walau putusan feng-shui keluar dari mulut dukun, feng-shui bukanlah klenik, karena feng-shui muncul dari data empiris maka saya menyebutnya sebagai sains. Atau ilmu, atau "ngelmu". Demikian juga dengan teori weton kelahiran yang sudah terkumpul data - data empiris semenjak ratusan tahun silam. Misalkan tentang weton sabtu paing memiliki watak tertentu. Ini sains, atau "ngelmu".
Feng-shui yang diterapkan berdasarkan data empiris faktual, disebut sains. Namun apabila postulatnya didasarkan pada argumentasi ghaib, misalkan "bentuk kerucut menara lancip akan mengurangi rejeki karena jin pembawa rejeki kantungnya robek terkena menara lancip", maka itu adalah urusan spiritual, urusan klenik.
Salah satu yang nyata - nyata klenik adalah dukun ramal nomer kode buntut. Dari sisi matematika manapun, angka itu tidak bisa diramalkan kemunculannya. Seorang dukun ramal nomer kode buntut bila tidak mengandalkan adanya informasi bocoran orang dalam, maka kemungkinan dia hanya mengandalkan dua hal untuk meramalkan angka yang bakal keluar : kemungkinan pertama adalah ngawur. Kemungkinan kedua adalah wangsit dari jin. Semakin sakti jin yang membantu, maka semakin mahal taripnya.
Berbeda dengan sepakbola. Ketika kesebelasan Barcelona melawan kesebelasan Persela, maka dukun, pengamat, supporter, saintis serta futurolog sepakat bahwa data - data menunjukkan Barcelona bakal menang. Untuk menyatakan kemungkinan Barcelona menang, seorang dukun tidak perlu meminta bantuan jin, dia cukup rajin membaca koran. Pada saat itu, dia tidak berperan dalam dunia klenik. Karena keputusan tersebut bisa dibangun dalam kerangka data dan fakta.
Dengan kondisi demikian, maka kita harus jernih membedakan mana yang dunia spiritual, mana yang sains, dan mana pula yang mengandung keduanya serta bagaimana kita memandangnya. Dengan cara mengetahui proses "hakiki eksistensi"-nya, maka akan lebih mudah menjelaskannya. Bila berdasar data, maka itulah sains. Bila berdasarkan wangsit maka itulah klenik. [] haris fauzi - 27 maret 2013.