Manusia merupakan makhluk yang sempurna, dalam al Qur’an
surat Shaad ayat 72 disebutkan :
“Maka, apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya,
dan telah Ku tiupkan ROH-Ku kepadanya, maka hendaklah kalian tunduk dan
bersujudlah kepadanya”.
Dari ayat ini, setelah Allah
SWT menyempurnakan penciptaan manusia, maka Allah SWT memerintahkan kepada
segenap makhluk untuk bersujud.
Dalam ayat ini juga bisa
disimpulkan bahwa kesempurnaan menurut versi Allah SWT adalah ketika ROH telah
ditiupkan kepada manusia. ROH adalah JIWA. Jadi, menurut Allah SWT, kesempurnaan
manusia adalah pada “jiwa”-nya. Jiwa ini yang menjadikan manusia menjadi
makhluk yang sempurna. Ini adalah sudut pandang “kesempurnaan” dari perintah
Allah SWT.
Dari sudut pandang lain, yakni sudut pandang iblis, bisa
dirujuk dari al Qur’an surat Shaad ayat 76 :
“Iblis berkata : Aku lebih baik dari
manusia. Kau ciptakan aku dari materi
api, dan kau ciptakan manusia dari tanah liat”.
Dalam ayat tersebut, yang
merupakan kelanjutan dari ayat sebelumnya, merupakan bantahan iblis terhadap
nilai kesempurnaan yang telah diutarakan oleh Allah SWT. Bila menurut Allah
SWT, kesempurnaan adalah dari “JIWA”, maka menurut Iblis, kesempurnaan adalah
bertolok-ukur dari “MATERI”. Perhatikan kata – kata iblis dalam ayat tersebut,”
Kau ciptakan aku dari MATERI api.....”.
Dua hal yang sangat berbeda
dalam memandang nilai kesempurnaan. Allah SWT merujuk pada jiwa, dan Iblis
menjadikan “materi” sebagai tolok ukur kesempurnaan.
Dalam umumnya manusia, masih
banyak orang – orang yang seringkali memandang nilai kesempurnaan orang lain
dari sisi materi. Baik dari sisi kekayaan, rupawan, serta apa yang dikenakan /
dipakainya. Bila kita melihat dari dua ayat di atas, maka apa hal tersebut
berarti mengikuti apa yang telah dilakukan oleh iblis dalam berbantah menyelisihi
dengan Allah SWT.
Semoga kita semua terhindar
dari perbuatan ini.[] haris fauzi, 21 juni 2016
No comments:
Post a Comment