Friday, May 25, 2007

kenisah : tiga teori

TIGA TEORI
 
Ini bukan membahas masalah mitos, soalnya kalau mitos tentu banyak sekali versi dan urutannya. Dalam tulisan ini saya mencoba mengajak ngobrol tentang beberapa teori ihwal awal muasal manusia, atau manusia awal. Soalnya, tercatat oleh saya, bahwa kini setidaknya ada tiga macam teori tentang asal muasal manusia, maksudnya manusia awal ini. Mungkin seharusnya lebih, tapi biarlah saya ngocol tentang tiga saja dulu.
 
Teori pertama dan diyakini oleh kebanyakan orang adalah bahwa manusia adalah keturunan Nabi Adam As. Adam dan Hawa berdua semula adalah warga langit, yang mana akhirnya diturunkan ke bumi dan akhirnya beranak - pinak di bumi. Jadi mereka berdua adalah nenek moyang manusia yang sekarang memenuhi permukaan bumi ini.
 
Turunnya Adam As ini juga menguak beberapa kontroversi, ada yang menyebutkan bahwa mereka berdua dihukum, dan turun ke bumi sebagai ter-hukum. Ada yang menyampaikan bahwa Adam turun ke bumi dengan gagah perkasa karena mendapat anugerah dan titah sebagai raja alias khalifah wakil Tuhan. Agak sedikit beda antara manusia terhukum dan manusia calon raja.  Mungkin kedua alasan ini benar. Yang jelas, mereka berdua memang telah ditakdirkan untuk turun ke bumi.
 
Dalam kitab suci juga dilengkapi kisah selanjutnya. Salah satunya adalah dua anaknya yang berprofesi sebagai petani dan peternak. Jadi agak salah bila ada yang beranggapan bahwa pelacur adalah profesi tertua, yang ternyata menurut kitab suci ternyata petani dan peternak-lah profesi yang sudah tua itu.
 
Teori ini didukung oleh kisah - kisah dalam kitab suci dan beberapa mitos (astaga...! rupanya masalah ini memang tidak akan bisa lepas dari mitos...). Teori ini lebih banyak di-imani ketimbang diyakini lewat fakta empiris. Setuju. Muatan kitab suci memang masih terlalu jauh untuk dilahap semuanya, terlalu luas, sehingga masih banyak item - item dalam kitab suci yang membutuhkan waktu untuk dibuktikan secara ilmiah. Dan, sebaiknya di-imani saja sebagai pengakuan keterbatasan manusia. Agar tidak gegabah.
 
Teori kedua, yang paling tidak sudah dengan sangat mantab diyakini oleh seorang brewok, yakni teori evolusi Charles Darwin. Darwin bilang bahwa manusia berasal dari kera, alias kera-lah moyang manusia. Teori Darwin ini didukung oleh banyak temuan purbakala, mungkin temuan yang mendukung teori ini jauh lebih ilmiah ketimbang teori pertama tadi. Tetapi sekian banyak itu belumlah cukup untuk meyakinkan orang sedunia bahwa mereka adalah keturunan kera. Masih ada cukup banyak 'rantai yang hilang', itu istilah untuk melemahkan teori ini. Dan kedua teori ini malu - malu kucing untuk dikonfrontasikan. Soalnya memang tidak apple to apple. Perbedaan utama dari kedua teori itu memang terletak pada sandaran utamanya; kitab suci yang harus di-imani, dan satunya fakta ilmiah yang harus dipercaya. Keduanya sama rentannya. Namun bisa jadi keduanya sama - sama fanatik.
 
Teori paling baru saya dengar sekitar dua tahun lalu. Mungkin saya terlambat, tapi biarlah. Secara global teori ketiga menyampaikan bahwa manusia purba setengah kera sudah sejak lama menghuni bumi, dan mereka masihlah dianggap sebagai hewan karena kelakuan dan pekertinya yang masih belum ter-'manusia'-kan. Masih belum beradab,  purba dan hidup ala hukum rimba, mungkin malahan masih telanjang dengan bangga.
 
Baru setelah Adam dan Hawa turun dari langit dan mengajarkan mereka ihwal peri-kemanusiaan, maka berangsur - angsur mereka berubah menjadi manusia dan dimanusiakan. Dalam kasus ini peran Adam sebagai Nabi yang meningkatkan kemuliaan manusia tidak terbantahkan lagi.
Dalam teori ini, sangat dimungkinkan terjadi perkawinan antara manusia langit (keturunan Adam + Hawa) dengan keturunan bumi (manusia purba), dan melahirkan manusia - manusia yang telah dimanusiakan.
Lagi, teori ini lemah dari sandaran keimanan, karena setahu saya belum ada kitab suci yang menuliskan demikian. Belum ada fatwa ulama yang menjelaskan seperti itu, kalau dari budayawan mungkin malah sudah banyak merilis cerpen - cerpen yang memuat hal ini. Juga bukti ilmiahnya setahu saya hanya mendompleng dari bukti teori Darwin yang masih rentan itu.
 
Dalam kerangka pikir saya, teori pertama adalah teori yangsudah menancap kuat dalam pikiran saya. Padahal teori tersebut hanyalah --sekali lagi-- bersandar kepada wacana kitab suci. Saya meng-iman-i hal tersebut, sembari mencari - cari referensi ihwal pembenaran dari sudut ilmiahnya.
 
Sementara teori kedua, tertancap kuat dalam benak saya sebagai bentuk yang terlawan, karena saya bukanlah keturunan kera. Ini membuat saya lebih antipati kepada Si Brewok Darwin. Namun, celakanya, sepengetahuan saya, baru teori inilah yang lebih kuat dalam sandaran fakta ilmiahnya. Dan saya tidak bisa memungkiri hal ini dengan naif.
 
Tentang teori ketiga, saya menganggap bisa jadi teori 'baru' ini adalah bukti lahirnya sifat akomodatif untuk fusi antara teori pertama dan teori kedua. Semacam 'handshake code'. Dan memuat rekayasa skenario yang paling 'masuk akal'. Terakhir, bagi saya, ketiganya adalah pergumulan antara iman, ilmu, dan sejarah yang harus disikapi dengan arif.[] haris fauzi - 25 Mei 2007


salam,
haris fauzi
 


Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.

No comments: