Saturday, July 21, 2007

kenisah : pantulan cita

PANTULAN CITA

18.07.07 08:13pm Surjorimba
'Untuk claro & progrock chrisye, gue rekomen pantulan cita & percik pesona. 2 itu wajib'


Demikian pesan singkat yang masuk ponsel saya. Claro adalah akronim untuk classic rock, progrock adalah progresif rock.
Saya termasuk orang yang ketinggalan dalam meng-apresiasi karya - karya seniman yang bernama Chrisye. Soalnya dalam benak saya dia adalah musisi pop Indonesia. Dan saya belum punya cukup energi untuk meninjau jalur pop. Namun paradigma ini ternyata tidaklah komplit. Setidaknya setelah saya mendapat rekomendasi seperti di atas.

Alkisah rekomendasi tersebut muncul ketika saya berada di toko musik, lantas saya bertanya ke beliau, Mas Surjorimba namanya, seorang pengamat musik internasional yang cukup beken di kalangan art-rock dan progresif rock. Saya menurut saja atas rekomendasi itu, membeli album 'Pantulan Cita' dan 'Percik Pesona'. Dan akibatnya adalah, setelah saya memutar berulang kali album Chrisye 'Pantulan Cita', maka saya menggeser paradigma saya sendiri. Bahwa ternyata bisa jadi album Pantulan Cita ini, --yang saya tidak temukan informasi di sampul albumnya kapan album tersebut dirilis-- memang bertautan dengan aliran musik klasik rock dan progresif rock.

Pertama adalah dari sampul albumnya, yang bergambar puzzle foto Chrisye, mencerminkan ke-khas-an album musik Indonesia yakni foto penyanyinya. Hampir semua penyanyi Indonesia selalu membuat sampul album seperti itu. Namun yang ini dibuat lebih advance : berupa serpih puzzle.
Yang bikin yahud adalah logo Chrisye sendiri, berwarna gradasi kuning -oranye-hitam, dengan pemilihan font-art mirip karya Roger Dean. Roger Dean adalah seorang seniman yang membuat logo dari kelompok musik YES, artikel musik progresif yang belum tertandingi hingga kini.

Pemilihan komposisi suara juga amat mencerminkan ciri khas album musik Indonesiana : suara vokal yang menonjol, suara musiknya dikecilkan. Saya harus ekstra keras mencoba menyusur suara musiknya. Apalagi saya seorang pendengar musik proletar sahaja,--tidak bisa memainkan alat musik.
Dari sektor keyboard, Yockie Suryoprayogo (yang aktif sebagai keyboardis grup GODBLESS) memilih untuk membuat karya yang manis. Yockie adalah musisi rock tulen yang serba bisa dan serba luar biasa, namun bukan berarti musti keras terus - menerus.
Demikian juga representasi musik album ini. Kita bisa saja menganggapnya sebuah karya yang bukan beraliran rock karena memang tidak ada unsur 'kekerasan' sama sekali. Tetapi kita janganlah lupa bahwa grup rock besar selalu menjadi legenda lewat lagu slow-nya. Dan, banyak grup klasik rock dan progresif rock yang ternyata tidak 'keras-keras' amat. Dan kita bisa melihat bayang - bayang grup art rock lawas KAYAK di album ini.
Pemilihan model lagu - lagunya dan kekuatan vokalnya mirip album 'Starlight Dancer'-nya KAYAK. Bukan hanya itu, permainan drum Yaya M dan sayatan gitar Jerry juga mengingatkan saya kepada kebesaran grup KAYAK. Ketika saya pertama kali memutar CD ini --sepulang membelinya-- di player mobil, saya langsung teringat dengan KAYAK yang terkenal dengan lagu manis 'Ruthless Queen'.

Oh ya. Bila ternyata dalam tulisan ini saya membuat penilaian, maka poin ini adalah sangat subyektif. Karena dalam mengupas dan melakukan apresiasi, nilai subyektif bisa jadi malah lebih mudah dilakukan lantaran lebih bebas mengekspresikannya. Dan saya memang pengen gampangnya saja. Bayangkan betapa lamanya bila saya hendak menulis hal ini tetapi saya musti belajar maen gitar dulu. Lupakan saja.

Bila kembali ke permainan keyboard Yockie, mungkin bagi saya dialah yang paling kreatif di album Pantulan Cita ini, mengalahkan peran vokal Chrisye sendiri. Saya akan mencoba membuat permisalan untuk peran Yockie di album ini. Andai kita mendengarkan karya - karya grup art rock ALAN PARSON'S PROJECT, lantas kita menghapuskan kedahsyatan bunyi synthesizernya, maka Yockie banyak melakukan hal seperti itu di album ini. Aura bunyi keyboardnya ALAN PARSON'S PROJECT yang kehilangan synthesizer seperti itu sangat menonjol di lagu 'Hening'.
Tidak hanya itu, di lagu 'Desah Kalbu' yang bagi saya sangat mengingatkan lagu - lagu ala KAYAK, Yockie juga menyisipkan permainan keyboard ala Rick Wakeman. Jelas sekali disini bahwa Rick Wakeman terlalu populer untuk tidak diikuti oleh musisi art-rock dan progresif.Bagi saya Wakeman memiliki ciri salah satunya yakni sering membuat suatu bunyi yang bisa 'bercerita'. Rick Wakeman --bagi yang belum tau-- adalah keyboardis kelompok musik YES. Ciri ini kentara lebih kuat lagi di pembukaan lagu 'Kala Mega Kian Mendung'. Dua lagu ini menjadi idola baru saya ternyata.

Ada catatan tambahan, di lagu 'Perkasa Manusia' kita bisa mendengar bahwa bukan cuma Dodo Zakaria saja yang bisa membuat karya hebat nan kompleks seperti di album 'Mallisa'. Ini sih sepertinya saya hanya membandingkan dua karya asli Indonesia yang cukup representatif dibicarakan sebagai karya musik progresif.

Tentang olah vokal Chrisye sendiri di album ini, saya punya kesimpulan awam, bahwa beliau ini berusaha berkiblat ke album - album solo Jon Anderson --vokalis YES yang seringkali dianggap setengah dewa. Mungkin karena Jon dan Chrisye memiliki suara yang berciri sama, bening. Dan lagi, Jon Anderson dan kelompoknya : YES adalah grup musik besar yang tidak syak lagi madzab-nya telah dipanut banyak orang. Secara utuh, vokal Chrisye menjadi kekuatan untuk merangsek musik Indonesia, namun dia tidak berusaha untuk menjadi seperti Jon Anderson dalam YES. Chrisye lebih mirip solo album Jon Anderson. Lebih sederhana, lebih teduh, dan tidak bergemuruh. Resikonya adalah tidak spektakuler.

Saya cukup kagum dengan album 'Pantulan Cita' ini. Memang Chrisye tetap saja tidak sehebat Jon Anderson, demikian juga Ponaryo Astaman tidaklah sebesar Diego Maradona. Namun keduanya tetap saja membuat saya kagum, bahwa di tanah Indonesia ada mereka berdua : album 'Pantulan Cita' dan seorang Ponaryo Astaman.

Itulah apa yang baru bisa saya tulis tentang album 'Pantulan Cita' yang ternyata cukup mengejutkan saya. Sebentar lagi saya sedang menunggu giliran kejutan dari album berikutnya, 'Percik Pesona', dimana disitu ada idola saya bertugas memukul bedug dan drum : Fariz Rustam Munaf dan Keenan Nasution. Walaaaaaaahhh.[] haris fauzi - 21 Juli 2007

No comments: