Wednesday, January 27, 2010

kenisah : benang ghaib

BENANG GHAIB

Mudah - mudahan anda sempat nonton film Taiwan yang berjudul "Silk". Dalam film itu diceritakan ihwal benang sutera yang berada di alam ghaib. Benang sutera antah - berantah. Selain berceritera tentang horor dalam skenario psikologi, tentunya sang pembuat film tersebut tak cuma berjudi dengan menampilkan judul "Silk". Jadi, dalam film itu selain menggambarkan aksi - aksi dari hantu, horror yang cukup mencekam dengan tekanan - tekanan psikis yang cukup mantab, film itu juga memiliki ide unik, yakni mengisahkan perangkat benang sutera sebagai semacam perangkat di dunia ghaib yang menjadi salah satu alat utama ketika sang hantu beraksi.

Lebih lengkapnya monggo nonton sendiri film tersebut. Saya tak hendak bercerita tentang bagaimana isi film hantu itu, juga tak hendak berceritera bagaimana benang sutera itu beraksi sebagai benda ghaib ketika sang hantu hendak membunuh mangsanya, juga tak ada cerita di sini tentang bagaimana hantu akan mandi, keramas, atau sekedar cuci muka. Cuma saya hendak menulis ihwal adanya mitos tentang benang ghaib. Dan, pembuat cerita dari Taiwan itu-pun memercayai bahwa ada benang ghaib. Setidaknya dalam film bikinannya.

Jaman saya masih berumur sepuluh tahun, ada kisah lain tentang benang ghaib. Cerita tersebut saya dapat dari guru ngaji saya di kampung sana. Jadi ceritanya adalah tentang pelaksanaan sholat, utamanya sholat berjamaah. Namanya guru ngaji ya jelas - jelas kisahnya seputar hal beginian. Guru ngaji itu bertutur bahwa dalam ajaran Islam, memang disarankan dengan sangat kuat, bahwa sholat hendaknya ditunaikan tepat waktu dan dalam keadaan berjamaah. Ini untuk kesempurnaan ibadah itu sendiri. Semakin sempurna ibadah tersebut, maka semakin bagus implikasinya bagi hidup dan kehidupan orang yang melakoninya. Konon, orang yang semakin sempurna sholatnya, maka semakin baik pula akhlak orang tersebut. Semakin baik pula rahmat dan barokah yang dia terima.

Ini belum cerita tentang benang, masih sekedar pembukaannya. Nah, ketika sholat berjamaah itulah, maka kepatuhan terhadap komando Imam --sang pemimpin-- harus kuat. Ini demi kesempurnaan itu sendiri. Bila gerakannya tidak kompak, maka berkuranglah nilai kesempurnaan sholat tersebut. Apalagi bila gerakannya mendahului gerakan Sang Imam. Konon pelanggaran semacam ini kelak di neraka akan diganjar dengan hukuman kepala kerbau. Maksudnya, kepala orang itu diganti dengan kepala kerbau. Gitu kata guru ngaji saya. Itu hukuman yang akan diterima para makmum apabila gerakan makmum (peserta) mendahului gerakan Sang Imam.
Mungkin pula sering kita jumpai, terutama ketika hendak ruku' atau hendak sujud dari i'tidal, maka ada beberapa makmum yang bergerak mendahului komando Imam, walau dalam hitungan sepersekian detik para makmum ada beberapa yang sudah meluncur duluan mengayunkan kepalanya ke bawah. Ada yang mendahului Imam, ada pula yang membarengi. Ini semuanya kurang sempurna. Yang benar adalah bergerak setelah komando Imam selesai. Begitu hikayat ceritanya.

Konon -lagi-, ada sedikit cerita --yang mungkin juga tahayul-- mengapa pelanggaran komando Imam ini banyak terjadi ketika hendak ruku' dan sujud, yang notabene adalah gerakan dari posisi berdiri tegak menuju gerakan yang memposisikan kepala di bawah. Menurut guru ngaji saya -lagi-, ketika orang sedang sholat --baik berjamaah atau tidak-- maka iblis memasangkan pasak berikut tali atau benang ghaibnya di jidat orang yang sedang bersholat tersebut. Tentunya tidak berasa sakit, malah mungkin merasa ngantuk karena konon iblis juga suka meniup - niup mata sehingga membuat rasa kantuk timbul. Dan ketika sholat itu dijalankan, maka iblis menariknya sesegera mungkin. Iblis memainkan tali seperti dalam pertunjukan panggung boneka. Konon iblis demen banget ketika menarik kepala orang. Iblis ini berada di lantai depan orang yang ber-sholat, sehingga ketika iblis menarik talinya maka orang itu melaksanakan sujud dan ruku dengan cepat seperti ayam mematuk jagung. Dalam sholat sendirian, maka aktivitas sholat jadi lebih cepat alias tidak khusyuk, para pelaksananya cenderung mempercepat gerakan hendak sujud dan ruku'.
Dan dalam sholat berjamaah, bila iblis memainkan benang yang menempel di jidat para makmum, maka bisa jadi gerakan makmum bisa mendahului gerakan Imam. dan ini mencederai kesempurnaan pelaksanaan sholat berjamaah.

Ya sekali lagi ini 'kan cuma konon. Seingat - ingatnya apa yang saya dapatkan dari guru ngaji jaman kecil dulu. Anggap saja sebagai bacaan guyonan. Bila ada yang belum pernah mendengarnya, mungkin bisa menjadi dongeng yang lucu. Atau malah bisa jadi menjadi sarana introspeksi ihwal pelaksanaan sholat kita. Sekali lagi ini kan cuma tulisan tentang obrolan "benang supranatural". Obrolan ringan sahaja tentang benang ghaib, bukan tentang hal - hal turun jabatan, atau demonstrasi, atau rekayasa politik.

Tentang benang ghaib, setidaknya, selain dari guru ngaji, sineas Taiwan juga sudah pernah mem-film-kan ihwal benang ghaib ini, yaitu tadi, dalam film berjudul 'Silk'. Bagi yang belum nonton, saya sarankan untuk mencoba menyempatkan menontonnya. Yakin --menurut saya-- lebih keren ketimbang film hantu mandi atau hantu cuci muka. [] haris fauzi - 27 januari 2010

salam,

haris fauzi

No comments: