Friday, February 04, 2011

kenisah : itu relatif

ITU RELATIF

Semisal setiap bulan Jupri sebagai seorang manager perusahaan mendapatkan gaji sebesar sepuluh juta rupiah. Di perusahaan tersebut ada lima orang manager, dan keempat manager sisanya bergaji sembilan juta rupiah sebulan. Saat itu --walau Jupri mendapatkan gaji terbesar diantara rekan manager lainnya-- Jupri merasa gajinya terlalu nge-pas, tidak kuasa untuk membeli mobil baru, menabung untuk modal usaha, dan plesir ke tempat - tempat indah.

Pada saat itu sejatinya gaji Jupri cukup untuk pemenuhan kebutuhan sehari - hari. Jupri dan keluarganya sudah cukup 'happy' dengan keadaan keuangan keseharian tersebut.

Dan karena keberuntungan dan juga usaha yang gigih, maka pada suatu hari Jupri ditawari oleh sebuah perusahaan lain untuk bergabung. Dengan kompensasi kenaikan gaji berlipat menjadi dua puluh juta. Jupri ditawari untuk didudukkan pada posisi manager, tentunya berikut dengan fasilitasnya, termasuk sebuah mobil baru dan jatah plesir ke Eropa di akhir tahun. Uang transfer yang ditawarkan cukup menggiurkan, bisa disimpan dan dijadikan modal saat pensiun. Jupri terlonjak kaget dan sukacita, menyetujuinya, dan pada bulan berikutnya berpindah kantor.

Tibalah untuk pertama kalinya Jupri harus menghadiri sidang management di perusahaannya yang baru. Paska sidang itulah Jupri baru mengetahui bahwa ternyata di perusahaan baru tersebut gaji Jupri merupakan gaji manager terkecil, mobil yang dia dapatkan memiliki kelas lebih rendah dibandingkan manager - manager yang lainnya.

Apa yang ada dalam benak Jupri ? Kemungkinan terjadi sesuatu yang disebut teori  relativitas. Bila dibanding perusahaan yang lama, gaji Jupri sudah berlipat dua. Namun, hati kecil Jupri juga menyimpan perasaan resah karena gaji-nya ternyata tidak sebesar kolega satu perusahaannya. Ada semacam perasaan diperlakukan tidak adil dan tidak puas.

Jawaban lucu pernah saya dapatkan dari seorang rekan. Saat itu dia mengutarakan ingin keluar dari perusahaan dimana dia bekerja. Ketika saya tanya alasannya, dia menjawab,"... Gaji saya dinaikkin 40%. Mangkanya saya keluar ". Kontan saya tergelak hingga air mata bercucuran. Ini seperti kisah Khalid bin Walid yang karena tidak terkalahkan dalam semua pertempuran, maka dia sekonyong - konyong dipecat dari jabatan Jenderal Perang. Umumnya seseorang akan keluar dari tempatnya bekerja ketika gajinya tak kunjung naik. Namun ini kebalikannya.

"Dua tahun lalu gaji saya dinaikkan 25%, kerjaan malah berlipat. Nah, ini kalo dinaikkan 40%, tentunya makin habis saja waktu saya semua untuk perusahaan. Saya tidak menyetujuinya, dan segera mengajukan surat pengunduran diri".

Antara Jupri --tokoh fiktif-- dan teman saya --kejadian sebenarnya-- bila mereka berdua berjumpa tentunya akan terjadi pandangan yang sangat berbeda yang sangat relatif tergantung bagaimana mengupas permasalahan masing - masing. Saya sudah bayangkan, bahwa ketika dalam perbincangan ternyata mereka tidak menemukan titik akur, keduanya tentu akan sangat sering berujar,".. Itu sih relatif...".
Untungnya Jupri hanya tokoh fiktif, hingga tidaklah mungkin mereka berjumpa.

Filosof eksentrik Bertrand Russell dalam sebuah bukunya pernah mengupas teori relativitas milik Einstein. Bagi Russell teori relativitas muncul berdasarkan beberapa teori yang lain. Teori Copernicus, eksperimen Michelson dan Morley tentang ether, hipotesis kontraksi Fitzgerald, teori cahaya Maxwell, teori Gauss, dan hukum gravitas Newton menjadi landasan ditemukannya teori relativitas Einstein.

Itu menurut Russell. Ketika saya bercakap dengan seorang siswa sekolah, dia menjawab bahwa teori relativitas ada karena peristiwa buah apel yang jatuh dari pohonnya, dan karena cahaya kedapatan bergerak sangat cepat sehingga bisa merubah rumusan - rumusan tentang gerak yang ada. Dalam perbincangan perihal teori Relativitas, ternyata sangat relatif juga.

Mengapa sangat relatif ? Manusia memiliki kesamaan dan sekaligus perbedaan. Dan dunia ini ini sudah hidup berjuta tahun serta di huni milyaran manusia sehingga segalanya telah berkembang tanpa ada yang bisa mengurutkan jejak telusurnya dengan baik. Hanya Tuhan yang mampu mengerti ini semua. Sementara manusia yang pernah ada disini akan berpikir, bertindak, dan berteori menurut apa dan sepanjang yang dia ketahui. Hanya yang mereka masing - masing ketahui. Dan apabila beberapa orang memiliki interseksi pengetahuan yang sama, maka mereka pada suatu ketika akan bisa sepakat. Namun kebanyakan manusia berjalan sesuai ilmu yang dia dapatkan masing - masing. Seorang anak kembar yang selama lima belas tahun menjalani hidup yang sama dengan baju yang selalu kembar, pada tahun keenam-belas bisa saja memiliki pandangan yang berbeda. Dan ketika saatnya umur tujuh belas, mereka berdua boleh jadi akan memilih partai yang berbeda dalam pemilihan umum.
Apa yang telah dialami bersama selama lima belas tahun --dalam suatu aktivitas yang seragam-- ternyata memberikan asupan yang berbeda. Ini bisa jadi karena karena relativitas.

Jupri, sang teman, Russell, siswa sekolah, dan anak kembar merupakan contoh dari dunia kita yang relatif. Banyak contoh yang lain pula. Kondisi relatif ini menyadarkan seseorang untuk bisa berbuat dan mengambil beragam variasi keputusan yang mewarnai kehidupan dunia ini. Dan disitulah letak keindahannya. Namun sayangnya, perbedaan kadang malah membuat pertikaian. Atau ini juga relatif ? [] haris fauzi - 3 Februari 2011

ilustrasi : bukan bikinan saya, hasil donlot dari siber [lupa situsnya]


No comments: