Saturday, December 21, 2019

Robot yang Terjebak



Awal muasalnya saya memposting di laman Facebook akun pribadi, postingan berupa semacam sebuah lukisan seorang wanita yang disiksa. Lihat gambar ID no xxx29.jpg disamping ini. Hanya itu. Dengan keterangan pendek ".... mereka disiksa". Sekali lagi, hanya itu.

Tidak lama kemudian, muncullah beberapa komentar "tersesat" menuduh postingan saya sebagai hoax militan Uyghur. Mungkin mereka melihat bahwa dalam lukisan tersebut tergambar seseorang yang bisa jadi ber-etnis China. Saya sebut "tersesat" karena dalam posting tersebut sejatinya sama sekali saya tidak menyebut Uyghur dan tidak pula menulis kata "China". Sama sekali tidak ada. Saya hanya memberi keterangan "... Mereka disiksa...". Itu saja. Postingan tersebut sama sekali tidak ada info ihwal Uyghur atau China. Tapi entah kenapa para komentator mengira seperi itu. Itu perkiraan yang sesat dari muasal otak mereka. Mengapa bisa begitu ? itulah mindset yang sudah disetting oleh keadaan, kadangkala membuat fanatik dan tidak berpikir rasional. Sangat mudah menjadi tersesat. Itulah ketersesatan robot - robot yang saya maksud.

Selama beberapa hari postingan saya dikomentari secara nyinyir oleh mereka yang pro China, komentar dari mereka yang kontra Uyghur. Saya yakin Mesut Oziel sangat mengalami ke-nyinyir-an seperti ini ketika Oziel menyatakan keberpihakannya kepada Uyghur. Saya perlu tekankan ini, karena ini menyangkut otak para gerombolan kontra Uyghur. Mereka para pro China ini begitu panik dengan ulah seorang Oziel, sehingga otak robot-nya yang bekerja. Dan ini membuat mudah sekali dijebak. Siapa saja yang terjebak ? Yang jelas adalah mereka yang kontra Uyghur.
Tak lama kemudian postingan saya kena blur dan diidentifikasi sebagai "false information" sebagaimana gambar xxx12.jpg.
Untuk memahami apa yang "false", maka tampillah gambar xxx39.jpg sebagai "conclusion: false".
Ternyata apa konklusinya ? Menurut laman turnbackhoax.id , gambar itu disebut hoax karena sebenarnya gambar tersebut  bukanlah gambar orang Uyghur.

Nah disinilah saya faham pentingnya otak humanis. Bukan prosesor biner yang dimiliki robot. Otak humanis membuat kita tidak mudah tersesat karena memiliki beberapa vasiasi pola pikir. Konklusi ini buktinya. Ini konklusi ala otak robot. Karena konklusi itu disematkan dengan kurang pemahaman --kurang panjang pikir--, maka jadinya konklusi dari turnbackhoax.id malah menjadi robot bodoh kesekian yang terkena jebakan saya. Satu lagi robot tersesat.

Mengapa ? Sekali lagi saya tekankan. Postingan saya tersebut tidak terkait ihwal Uyghur. Hanya mem-posting gambar atau lukisan seseorang yang diikat tangannya dan dibebani lehernya. Siapa dia ? Saya tidak memberikan statement sama sekali.
Dalam keadaan hingar bingar, sering kita dinasehati agar "berpikir tenang", jangan gegabah. Itu betul, karena orang yang mampu menggunakan otaknya dengan tenang sajalah yang lolos dari jebakan seperti postingan saya tersebut. Tengok saja, begitu gegabahnya sehingga --bahkan turnbackhoax.id saja terjebak. Entah siapa pula yang mengaitkan postingan saya dengan laman turnbackhoax.id, karena dia-lah yang membuat laman ini ikutan masuk kubangan. Disinilah saya hanya prihatin. [] haris fauzi, 21 desember 2019

No comments: