Monday, November 09, 2020

USTADZ PENGGANTI


Ba'da subuh tadi ada kajian. Hingga saat syuruq. Sebetulnya ini rutinitas dari jaman dulu di masjid kampung kami, tapi sempat terpenggal masa pandemi, jadi baru saja mulai re-start. Masih belum hafal jadwal. Semula, kajian kali ini dijadwalkan bakal diisi oleh seorang ustadz, yang karena beliau ini penganut "shaf rapat", sementara masjid kami penganut protokol C19, maka jadilah pagi ini kajiannya diisi oleh ustadz pengganti.

Ustadz pengganti ini keren, menurut saya pribadi. Pertama, beliau tidak menganut "pemisahan ilmu", dalam bahasa saya adalah " beliau ini bukan penganut sekularisasi ilmu". Sama dengan saya. Semua ilmu adalah ilmu Allah. Jadi semua ilmu itu prioritas. Bukan hanya ilmu agama. Beliau ini bilang, "... ilmu engineering, ilmu pertanian... dan lainnya... itu ilmu Allah... wajib kita menuntutnya". Seneng hati saya mendengar kata "engineering". Oiya. Kenapa saya punya istilah "sekularisasi ilmu", karena beberapa ustadz memisahkan antara ilmu agama dengan ilmu dunia. Dan dalam pemisahan ini jelas, mereka memprioritaskan ilmu agama. Sementara saya kebetulan penganut aliran "semua ilmu dari Tuhan".

Menjelang akhir kajian, ustadz baru ini bikin kejutan. Oiya. Kajian kali ini dari buku Bulughul Maram dengan topik "larangan sholat dan duduk di kuburan". Saat itu ada jamaah yang bertanya," Di desa kami ada kebiasaan bergadang tujuh hari di kuburan yang baru saja dimakamkan jenazahnya. Bagaimana hukumnya ?".
Ihwal pertanyaan ini, jawaban sang ustadz cukup luar biasa. "Hukum begadang itu wajib, bila niatnya menjaga jenazah agar tidak dicuri orang. Makam Rasulullah pernah hampir kecolongan. Untuk itu sekarang dijaga terus menerus. Masih banyak orang percaya klenik dengan jimat dari orang mati". Barakallah ustadz baru ...! [] Ilustrasi : buku "Ensiklopedi al-Qur'an, M. Dawam Rahardjo, Paramadina, 1996. Hanya ilustrasi.

No comments: