Wednesday, March 29, 2006

[in my mind]

SI PENYAYAT ULU HATI ITU BERNAMA TAGORE

Jika demikian kehendakmu, aku akan berhenti bernyanyi.
Jika membuat hatimu berdebar, aku akan mengalihkan mataku dari wajahmu.
Jika menyebabkan jalanmu tertegun tiba-tiba, aku akan menyisi dan mengambil jalan lain.
Jika mengacaukan hatimu dalam merangkai bunga, aku akan menjauh dari kebunmu sunyi.
Jika menyebabkan air bertingkah dan ganas, aku tak akan mengayuh bidukku menyusuri tepi sungaimu.
("Tukang Kebun" - Prosa ke 47)

Karena kebetulan minggu lalu saya menulis email buat rekan saya yang memuat Tagore, maka malam itu juga saya berhasrat ingin mambaca --walau sekilas-- buku "Tukang Kebun" karya Rabindranath Tagore. Yang saya punya adalah edisi bahasa Indonesia terbitan Pustaka Jaya 1996 terjemahan Hartojo Andangdjaja.

Tagore adalah penulis intelek yang lahir tahun 1861 di India dari kalangan pecinta seni. Tagore cenderung kalem dalam berekspresi. Tidak tajam seperti Albert Camus, namun tidak cengeng.

Entahlah kata orang, bagi saya Tagore merupakan seniman --tepatnya penulis prosa & puisi-- yang bisa memadukan keindahan kata milik Kahlil Gibran, menyusun skema suasana hati seperti cerpenis Anton Chekov, dan menguntai kalimat spiritual layaknya Jalalludin Rumi.
Dengan penggabungan seperti ini, tulisan Tagore rasanya bisa menyayat-nyayat hati pembacanya. Mungkin Anda tidak, tetapi Tagore telah berhasil menyayat ulu hati, minimal saya.[] 26 juli 2004



KODIFIKASI DAN BENANG MERAH

Sekarang ini di depan saya ada dua buku yang bersifat kodifikasi. Yang satu berjudul "Sejarah Islam" tulisan Ahmad al-Usairy terbitan PT.Akbar. Buku ini memuat sejarah ringkas Agam Islam mulai Nabi Adam AS, hingga era modern termasuk kisah heroik Revolusi Islam di Iran yang mengagumkan itu.(Mengagumkan ?....ya !!! walau saya penganut Islam Sunni, saya memang sangat menokohkan para revolusioner Iran yang menganut Islam Syiah: Imam Khomeini, Ali Syariati, dan Murtadha Muthahhari. Saya menganggap mereka sebagai Pahlawan Islam dan Imam Tauladan abad modern).

Buku kedua adalah "Teori Sosiologi Modern" tulisan George Ritzer & Douglas Goodman terjemahan Alimandan (terbitan Kencana-2004). Buku kedua ini cukup populer karena mengurutkan kiprah para pakar sosiolog dengan cukup komplit. Comte, Durkheim, Giddens, Faucault,.....
Tetapi bagi saya yang kurang populer adalah harganya, soalnya mahal.

Buku kodifikasi adalah buku yang terfokus memuat ringkasan-ringkasan kejadian tetapi disajikan secara urut. Buku ini amat bermanfaat bagi Anda yang ingin menarik garis merah dari segala yang anda baca atau alami.

Kalau dalam istilah musik, ini mungkin mirip dengan apa yang biasa disebut diskografi, dimana memuat tentang urut-urutan album/disk dirilis sehingga kita mengerti pola kreasi musisinya dari awal hingga sekarang berkiprah.

Anda bisa bayangkan betapa kacaunya pikiran dan pengetahuan kita, bila ternyata kita tidak faham bahwa Nabi Adam AS terlebih dahulu lahir ketimbang Ibrahim AS, dan kita juga belum jelas kalau Rasul Muhammad SAW adalah Rasul terakhir.
Untuk ini kita perlu buku sejarah ringkas Nabi & Rasul. Perkara Anda akan membeli buku lagi perihal masing - masing kisah Nabi, atau Anda punya hasrat memiliki buku Sejarah Hijrah, atau pembuatan Ka'bah Suci, itu sangat bermanfaat bagi wawasan dan referensi Anda.

Fungsi buku kodifikasi lebih kurang seperti itu, menjelaskan duduk zaman sehingga kita lebih faham duduk perkaranya.[] 28 juli 2004



SENIMAN SEJATI

Tahun - tahun kuliah, saya pernah memegang amanah menjadi Pemimpin Umum Majalah Mahasiswa Fakultas Teknik, namanya Majalah SOLID. Karena inilah saya juga sempat mendapat julukan "Haris Solid".

Saya memiliki beberapa staf, salah satunya bernama Endro. Dia adalah penggemar berat grup hard-rock Van Halen. Endro di organisasi kami berfungsi menjadi tukang gambar, ilustrasi, dan desain - layout.
Kenapa harus Endro ? Pilihan dijatuhkan karena dia adalah termasuk Juara Karikatur tingkat Propinsi (saya lupa juara berapa dan tahun berapa). Tetapi, saya memiliki alasan yang lebih kuat dari sekedar juara karikatur, kenapa saya memilih Endro untuk duduk di jabatan tersebut.

Endro orangnya khas Jawa Timuran. Ceplas - ceplos menilai orang, blak - blakan mengkritik dan memuji karya orang lain. Bahkan beberapa teman sering tersinggung ketika karyanya setengah dilecehkan oleh Endro. Atau saya-pun kadang kurang sreg dengan gaya seminan dia yang ngerokok sembarangan di ruang komputer.
"Disatu sisi Endro memang perfeksionis seperti saya....", gitu komentar Pimpinan Redaksi Solid.
"...dia khas Arema....dia khas Van Halen.....", timpal saya.

Suatu saat, diluar dugaan pernah timbul kritik dari rekan reporter junior (...sangat junior...!!!) terhadap hasil karikatur yang dibikin oleh Endro. "...Mas, karikatur ini kok nggak bagus ya....", gitu katanya. Saya sempat kaget juga. Lha wong jagoan Karikatur kok dilecehkan sama junior kacang bawang kayak gini.
Yang bikin lebih surprise adalah respon rekan Endro. Ternyata dia sangat apresiasi terhadap kritik bawang tadi. Dia respon dengan positif dan mau memperbaiki karyanya, walau kritik itu dari anak bawang.
Dalam hati saya berpikir,"...inilah the Great Maestro....".

Dari kejadian itu saya menarik hikmah, bahwa seniman sejati adalah seniman yang memiliki poin "bersedia divonis sekejam apapun dan bersedia memberikan kritik selengkap-lengkapnya". Ini dimiliki oleh Endro. Dan alasan inilah yang memantapkan saya untuk memposisikan dia di fungsinya, walaupn saya terus terang kurang sreg dengan ulah "ngerokok-sembarangannya" itu.[]30 juli 2004



ABE, PENENTANG PERBUDAKAN

Hari Minggu kemarin saya sempat membaca buku kecil, yang saya beli saat saya berusia sekitar 10 tahunan. Judulnya "Abraham Lincoln - Penentang Perbudakan" rilis tahun 1982 oleh PT.Djambatan. Buku tersebut ditulis oleh A.Soeroto.

******
....Keluarga Pencari Kayu Hutan Thomas Lincoln hari itu tengah merayakan kecil-kecilan kelahiran bayi lelakinya di gubuknya. Mereka memberi nama dengan Abraham. Kakaknya memanggil dengan "Baham". Hari itu tanggal 12 Februari 1809. Penduduk Amerika masih 7.2 jt jiwa. Dari jumlah tersebut 1.9 jt adalah kaum budak yang di datangkan dari Afrika. Mereka lebih terkenal dengan sebutan "negro". ( hal.3 ).

.....Tampak Abe kecil sedang membaca buku tebal.
"Dari mana ia mendapat buku itu?", tanya Ayah Abe kepada Istrinya.
"Tadi ada orang lewat. Kantongnya berisi buku itu. Abe lalu memintanya". (hal 7).

.....Pada kesempatan lain, Abe berkenalan dengan Jack Kelso. Orang inilah yang membukakan dunia puisi untuknya. Sering berjam-jam lamanya ia membicarakan keindahan Shakespeare dan pujangga - pujangga lain. "Inilah duniaku," gumamnya.
Mungkin karena merasa cukup terkenal, maka ketika musim semi tiba Abe mencalonkan dirinya untuk wakil daerah di Dewan Perwakilan negara bagian. Pada waktu itu umurnya menginjak 22 tahun. (hal 13).

....Pada musim panas tahun 1834 sekali lagi ia mencalonkan dirinya menjadi wakil rakyat. Ternyata kini ia berhasil dipilih.
"Mulai sekarang kamu harus belajar Hukum, Abe", kata mayor John Todd Stuart...(hal 16).

....Lincoln mencoba mencalonkan dirinya sebagai Anggota senat. Lawannya adalah Stephen A.Douglas. Pokok pembicaraan kedua orang itu berkisar pada pro dan anti-perbudakan. Lincoln menderita kekalahan. Douglas tersenyum puas.
Lincoln menjawab :"...Jalan gelap lagi licin. Dan saya berjalan diatasnya.Sekonyong-konyong saya tidak bisa menguasai kaki saya lagi dan sebelum tahu apa yang terjadi saya sudah berlutut di atas jalan tersebut. Saya tahu saya terpeleset, akan tetapi.... saya tidak jatuh." (hal 22).

....Tanggal 26 Juni 1857 Lincoln mengadakan pidatonya di Springfield: "Sejak diproklamirkan Kemerdekaan Amerika Serikat keadaan orang negro tidak pernah sejelek sekarang... alih-alih meningkatkan martabat orang negro sesuai dengan isi deklarasi. Saya yakin jika Bapak-Bapak pendiri negara ini mendengar di dalam kuburnya mereka tentu akan meringis kecut." (hal 25).

....Dikala itulah seorang gadis cilik berumur 11 tahun bernama Grace Vedell menulis surat kepadanya. Gadis itu menganjurkan supaya ia memakai jenggot. "Muka Bapak terlalu kurus," katanya. "Dengan jenggot kekurusan itu tidak kan tampak". Anehnya Lincoln menurut. Baru kali itulah ada seorang presiden AS yang berjenggot. (hal 28).

....Beberapa menit kemudian ia diambil sumpahnya sebagai Presiden baru ke 16 menggantikan Buchanan. Akan tetapi pada tanggal 12 April 1861 meriam penduduk daerah selatan yang pro-perbudakan menghujani benteng federal fort Sunter. Perang saudara-pun mulai (hal 30).

******
Terus terang saya adalah orang yang tidak begitu menyukai sepak terjang negara AS. Namun, salah satu produk Amerika, yakni Mr. Abe, merupakan sosok yang menarik untuk disimak, kalau perlu diteladani.[] 23 agustus 2004



PETUALANGAN VIRTUAL (?)

Sekarang jamannya virtual. Modal cukup seadanya, petualangan bisa mengasyikkan. Saya juga menerapkan hal ini. Media yang saya pilih adalah lagu.
Caranya gampang. Contohnya begini: Super grup asal Jerman, Helloween tempo lalu sempat konser di Ancol.
Saya nonton, dan jingkrak - jingkrak (plus teriak - teriak tentunya biar afdhol...) pula sampai tengah malam. Asik. Sebelumnya bahkan saya sempat beli kaos "Helloween - Live In UK.". Kaos hitam --khas heavymetal-- ini yang saya pakai untuk nonton.
Nah, bila saya ingin menikmati masa - masa itu, saya punya media virtual. Seorang rekan baik memberi saya satu kaset berisi track-list lagu-lagu yang dimainkan di konser Ancol tersebut. Saya tinggal memutarnya, maka memori saya akan melayang - layang mengenang jingkrak - jingkrak di Ancol menyaksikan konser tersebut.

Contoh kedua yakni saya pernah kelayapan di Singapura selama dua minggu. Sepanjang itu saya maen ke Benteng Dinasti Tang (?), tamasya ke Pulau Sentosa, mengunjungi Hard-rock, WarnerBros dan Planet Holywood, Menginap di Phoenix Hotel, gelapnya Sea World, Museum of Singapore, atau sekedar belanja CD dan jalan - jalan di trotoar OrchardRoad. Yang jelas, saya sering menggunakan kereta MRT, dan sepanjang itu saya cuma membawa satu kaset, yakno Boston "WALK ON".
Bila memang pengen, saya tinggal memutar kaset tersebut sambil memandangi foto album. Jauh lebih murah dibanding harus mengulanginya secara riil.

Masa mahasiswa di Malang saya sering mengingatnya dengan memutar album-album Gary Moore (jaket saya kuliah bertuliskan:"Still Got The Blues", album Gary Moore yang dirilis saat saya menjalani Opspek). Masa pacaran saya kenang dengan album Mike+The Mechanics yang saya beli di Galeria-Yogyakarta, atau lagu-lagu RestlessHeart yang dulu sering kami dengarkan berdua.
Dan banyak yang lainnya......... []6 september 2004



BILA TIDAK ADA

Hari ini, terus terang saya tidak ada ide untuk menulis. Kalau toh ada sejumput ide ternyata soal acara bikin sumur di rumah. Atau di pikiran saya sekarang juga ada tentang meninggalnya Mas Munir,SH. Ah... sudah terlalu banyak yang membahas (kehebatan) Mas Munir.

Tidak bisa dipaksakan. Itulah keadilan. Saya tidak mungkin bisa memaksakan ide sembarangan dalam menulis.
Dan, --disamping mendengarkan lagu – lagu Rolling Stones,-- akhirnya saya hanya menuliskan perihal "ke-tidak-menulis-an" saya hari ini. [] 8 september 2004



IMAJINASI

Saya termasuk gemar berimajinasi. Soalnya lucu. Semalam saya berimajinasi dan mencoba merangkai sebuah "flash-back-scenario". Saya banyak terinspirasi, diantaranya oleh film yang dimainkan oleh Mel Gibson --yang jadi sopir taksi-- kalau nggak salah judulnya "Conspiracy Theory".

Dalam imajinasi saya, saya memulai dengan peristiwa jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Agustus 1945. Jepang memang penjahat perang saat itu, dimana harus menanggung perbuatan jahatnya. Anjing nyolong daging, kena gebug.
Namun itu dahulu kala. Tapi sekarang opini yang terbentuk berbeda. Bangsa Jepang modern bisa memanfaatkan peristiwa pengeboman tersebut untuk meraih simpati sebanyak - banyaknya, kini. Dan menurut saya, simpati itu mengalir terus - menerus dari tahun - ke tahun, apalagi peringatan dilakukan setiap tahun, jelas untuk menggali simpati dan iba nestapa yang terus dibangkitkan.
Hingga saat ini, mungkin dosa bangsa Jepang sudah terpendam oleh milyaran simpati yang ditangguk setiap tahunnya.

Amerika merupakan bangsa yang pengen mendapatkan untung. Maklum agama mereka adalah kapitalisme. Agama duniawi (ciptaan mereka sendiri), bukan samawi. Mereka melihat sisi untung bila negara mereka di bom. Tapi siapa yang berani ? Akhirnya mereka menyusun skenario untuk meledakkan diri sendiri, namun seakan - akan dilakukan oleh orang lain (bisa langsung tuduh, bisa juga orang tersebut dikasih imbalan....).
Tapi saratnya tentu dengan menyelamatkan asset mereka dahulu. Itulah kejadian meledaknya WTC beberapa tahun lalu.
Untuk mengubur dosa atas kekacauan yang mereka bikin di Iraq, Afghanistan, Vietnam, dll, bangsa ini butuh milyaran simpati. Untuk ini butuh even peringatan. Makanya mereka juga mengatur skenario supaya simpati ini bisa didapat dalam jumlah yang melimpah pertahunnya. Skenario tersebut diwujudkan diantaranya dengan bikin ledakan - ledakan berkala setiap tahun. Waktunya pun bisa dipilih, yang penting berdekatan dengan peledakan WTC tempo lalu.
Targetnya jelas, yakni mendulang simpati sebanyak - banyaknya. Karena dosa yang musti ditutup juga tidak sedikit.

Tanpa terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 01.30 dini hari. Saya masih terlalu asyik dengan imajinasi saya. Saya harus menghentikan, karena disamping saya belum sholat isya, saya juga belum makan malam. []10 september 2004



EVOLUSI BUDAYA

Mungkin terlalu muluk kalau orang sekere saya memiliki --atau setidaknya menganut paham "Evolusi Budaya, Revolusi Pemikiran". Biarlah apa kata orang, tetapi saya merasa bahagia memiliki dan tetap menikmati sebuah -isme.

Evolusi budaya bagi saya adalah perubahan "kebiasaan dengan "halus". Nggak perlu muluk - muluk ingin mengubah demokratisasi suatu bangsa...ah... itu urusan orang top. Saya cuma bisa bertindak dalam koridor saya sendiri.
Salah satu yang saya laksanakan adalah gemar-gemar menulis di kantor. Tulisan tersebut saya posting juga, tapi tidak keseluruh rekanan saya, hanya beberapa orang saja -- termasuk Anda.
Beberapa tidak tertanggapi (bagi saya tidak masalah...), beberapa menanggapi, bahkan beberapa mengikuti untuk menulis. Nah, ini sinyalemen keberhasilan suatu evolusi budaya. Roda evolusi yang saya gelindingkan mulai bergulir.

Seperti halnya lagu - lagu 'tak lazim', yang bila kita dengarkan -- kita perdengarkan -- atau kita sering-sering simak, maka kita akan terlarut juga perlahan - lahan. Dan akhirnya kita terbawa emosi untuk menyenandungkannya. []4 oktober 2004



NAMA

Seorang teman pernah menuliskan dalam e-mailnya perihal nama, nama dia sendiri. Memang, bagi kaum Asia - Timur, nama tidak bisa disepelekan. Termasuk bagi saya juga. Bahkan beberapa benda kesayangan saya, --benda mati-- saya memberinya nama.

Saya membeli rumah tahun 1999 di daerah Bogor Utara. Saat itu perumahan tersebut memang belum seramai sekarang. Salah satu tujuan yang saya idamkan dari rumah saya adalah harus menjadi tempat yang menyenangkan, -- tempat berlindung yang nyaman. Untuk itu, saya menyebut rumah saya dengan nama "dar-al-aman', artinya rumah yang aman. Untuk mempermudah, namanya direkatkan menjadi "Daralaman".
Setelah berjalannya waktu, rumah tersebut ada beberapa renovasi & inovasi, salah satunya pada tahun 2002 (?) saya membuat sebuah ruangan serbaguna selua 3x4 meter persegi yang saya beri nama "Road to Allah", karena disitulah kami biasa bersujud.

Benda lain yang saya beri nama adalah mobil tua bermerek toyota. Tidak ada alasan yang jelas, mengapa saya memberi nama dengan "ZulfiCar", selain memang ada potongan kata "car". Itu saja. Walaupun saya tidak memiliki alasan jelas, tetapi paling tidak mobil saya juga sudah menyandang nama.

Konon, Rasul Muhammad SAW juga sering menyematkan nama kepada benda - benda mati seperti pedang atau pena miliknya. [] 8 oktober 2004



BUKAN EUPHORIA SEMATA

Salah satu hal yang menarik dari masyarakat kita adalah kegemarannya pada hal - hal yang berkesan "euphoria", -- kegebyaran sesaat; tidak pada intinya; tidak esensial. Padahal, bila ditengok, maka euphoria bisa jadi malahan melenakan, menipu, dan menyesatkan.
Masyarakat kita sangat bangga kepada kisah - kisah heroik jaman Mojopahit, jaman Diponegoro. Masyarakat kita begitu bergembira merayakan peringatan kemerdekaan bangsa. Gembira Ria tanpa bisa mengerti esensi penjajahan itu sendiri. Sudahkah kita benar - benar merdeka ? Merdeka dari hutang ? Merdeka dari pengaruh negara asing ?....ah, entahlah... yang penting bergembira ria.

Pemilihan Presiden-pun mengalami nasib serupa. Habis kampanye, habis coblosan, habis penghitungan suara, maka habislah sudah ceritanya. Yang jagonya menang akan tersenyum, lainnya cemberut. Itu saja. Mirip pecandu sepakbola. Yang sudah taruhan menang, ya tersenyum. Besok cari kesebelasan lagi.

Anda lulusan sekolah ternama ? bila memang begitu, kadang kita-pun terbuai dengan nama besar institusi sekolah kita, alumninya merasa jadi orang hebat dan qualified. Apalagi gelar sudah berderet. Ah, benarkah ?
Bila kita sudah bekerja pada instansi besar dan ternama, apakah kita memang sudah hebat dan boleh dibanggakan ? Barangkali malahan instansi yang besar itulah yang kurang sehat dan merugikan masyarakat.

Demikian juga dengan paradigma masyarakat dalam menyambut bulan Ramadhan. Ramai bermaaf-maafan, beli sarung dan kopyah.
Sebenarnya semua yang dikerjakan itu tidaklah bermasalah, asalkan kita mengerti esensinya. Adalah lebih bermanfaat bila kita memfokuskan pada esensinya, bukannya malah mengaburkan dengan perbuatan - perbuatan yang namanya "euphoria semata". [] 12 oktober 2004



AA.NAVIS

Kenal nama di atas ?
Saya cuma bisa menulis teramat pendek tentang penulis kita yang sangat saya banggakan itu. Mulai dari "Robohnya Surau Kami", " Kemarau", "Bertanya Kerbau kepada Pedati", dan sekarang saya sedang membaca kumpulan cerpen "Kabut Negeri Si Dali".
AA.Navis memang jenius dan ahli dalam mengemas kata.
Saya tidak akan berpanjang lebar, karena saya ingin meneruskan membaca "Kabut Negeri Si Dali". [] 25 oktober 2004



PENJARA

Sumpah saya tidak ada hasrat sama sekali untuk disekap dalam penjara. Rightplaced Childhood saya tinggal di perumahan tentara yang sangat berdekatan dengan tangsi - tangsi militer; ada batalyon kavaleri, detasemen keuangan, Kompi Angkutan Darat, Perhubungan, hingga markas Polisi Militer. Agak jauh sedikit ada Zeni Tempur dan Lintas Udara. Bila saya pulang sekolah, atau sekedar ngelantur pulang jum'atan, saya sesekali bisa menengok rumah tahanan di tangsi tersebut. Ah, kusam dan lembab.

Di beberapa benteng peninggalan jaman perang, seperti di Benteng Batavia di tengah Kota Jakarta, atau-pun Benteng Vredeburg di sisi jalan Malioboro Yogyakarta saya masih sempat melihat ruang bawah tanah yang sempit dan lembab, lengkap dengan bola besi yang dilengkapi rantai bakal pemberat kaki.

Membaca beberapa tulisan dari para penulis sosialis, lebih kusam lagi mereka menggambarkan tentang rumah tahanan atau penjara. Memang, kesimpulan saya, penulis - penulis dari negeri sosialis paling jagoan dalam menggambarkan depresi politik, penjajahan, dan ketertekanan. Maklum, aliran kiri memang sedang tidak di atas angin.

Penulis lokal-pun sungguh cerdas menggambarkan tentang penjara ber-jendela jeruji ini. Mochtar Lubis dalam buku "Catatan Subversif"-nya cukup bagus menggambarkan rumah tahanan di Jakarta. Konyol juga malah. Soalnya diimbuhi dengan ilustrasi yang di attach langsung dari buku hariannya selama ditahan. Lucunya, yang digambar adalah kamar mandi massal yang hanya terdiri dari tong besar berisi air di tengah halaman yang cukup terbuka. Beberapa orang digambarkan dalam sketsa dalam keadaan telanjang, antri mau mandi.

AA.Navis dalam cerpen "Sang Guru Juki" juga menggambarkan tentang penjara dalam masa peperangan. Navis menggambarkan seorang bekas tahanan yang sudah bebas :"...Kulit tubuhnya yang biru memar oleh bekas pukulan dan tendangan tidak terlihat lagi. Tapi dagunya miring ke kanan dan sebagian giginya rontok".
Mantab bukan penggambarannya ?

Sedemikian asing-kah kita dengan "penjara" ?
Mungkin kita belum pernah dipenjara, atau seperti saya -- memang tidak ingin dipenjara--.
Tetapi hemat saya sebenarnya setiap manusia bisa jadi adalah berada di dalam penjara.
Penjara itu adalah hawa nafsu. [] 26 oktober 2004



PATTY GARRETT

Hey Patty Garrett that's what I used to call you
They tell me you want me but I hear they've got you
They made you a lawman with a badge made of silver
They paid you some money to sell them my blood.....

("Blood Money" - Jon Bon Jovi)

Masih ingat legenda petualangan Billy The Kid & The YoungGuns ?
Sekelompok anak muda berandalan berusaha menentang ke-angkara-murkaan para tuan tanah; menentang dengan caranya sendiri. Mereka kucing - kucingan dengan para jongos-begundal dan sherriff bayaran, hingga akhirnya kelompok YoungGuns memasuki fase paling krusial, yakni "berpindah"nya salah satu rekan mereka; Si Garrett ke pihak para tuan tanah.

Jadi apa Si Garrett ?
Garrett didaulat oleh para tuan tanah untuk menjadi sherriff yang bertugas khusus menguber kawanan YoungGuns. Tentunya dengan bayaran yang setimpal sesuai negoisasi. Dengan berbekal legitimasi hukum, silver badge dan tentunya pasukan kavaleri lengkap, Garrett tentunya leluasa mengejar kawanan bekas gerombolannya, karena Garrett faham betul ulah dan perangai Billy The Kid. Kawanan YoungGuns pontang - panting mencari perlindungan, beberapa dari mereka akhirnya bergelimpangan terbunuh dalam masa pengejaran.
Akhir dari legenda Billy the Kid memang kabur, tetapi yang jelas merupakan anti-klimaks; tersungkur - sungkur menjadi buron dan selalu dalam kelana - kegetiran.

Apakah yang dilakukan Garrett ini merupakan bentuk penghianatan ?
Beribu alasan boleh dikemukakan. Bagi Garrett mungkin beralasan masalah pragmatis, sementara Billy akan bersikukuh dengan idealisme.

But you saya this ain't about me, this ain't about you
Or the good and the bad times we've both been through
When the lines between brothers and justice have changed
You do what you've got to cause you can't walk away.....
[] 28 oktober 2004



HUKUM SELALU MEMILIKI CELAH

Ketika duduk dibangku Sekolah Menengah, kami sering bekerja sama untuk mencapai hasil nilai ulangan yang memuaskan. Banyak cara dilakukan, termasuk cara - cara "haram". Mulai dari hal sepele seperti menjiplak, perburuan bocoran soal, bocoran jawaban, hingga praktek manipulasi pemeriksaan ulangan.
Dalam memeriksa ulangan secara massal, beberapa guru akan membuat aturan pertukaran deret bangku. Deret bangku pertama hasil ujiannya akan diperiksa oleh murid yang duduk di deret ketiga, demikian dipertukar - tukarkan.
Tapi berbekal sedikit kelicikan, kami bisa bekerja sama. Pokoknya satu kelas kompak harus membuat up-grading nilai sesuai kesepakatan. Biasanya kami satu kelas sepakat untuk mencapai nilai diatas 60. Up-grading sekitar 25%. Jadi jawaban yang salah harus dikoreksi secepatnya oleh rekan yang memeriksa. Kami sepakat memanipulasi jawaban ulangan.
Pernah ditengarai oleh Guru ada praktek manipulasi jawaban ulangan ini. Dan Guru-pun menambah aturan dengan melihat hasil tulisan dan kesamaan warna tinta yang digunakan. Ini-pun akhirnya kami akali dengan menyeragamkan tinta bolpen yang digunakan, atau bila ada warna khusus, kami bersegera me-"lempar"-kan bolpen khusus tadi kepada rekan yang memeriksa lembar ulangan.
Memang ada beberapa rekan yang sok suci tidak mengikuti regulasi mursal ini. Mereka cuma beberapa siswa dan kami kucilkan begitu saja.

Suatu saat Guru melakukan peraturan baru, yakni menukarkan dengan kelas sebelah. Nah, ini agak sulit kerjasamanya, karena kita tidak mengenal seluruh siswa dalam satu sekolah dengan baik. Boro-boro ngajakin curang dalam ulangan.
Tapi, beberapa kami masih bisa mencoba approach. Saya coba menghubungi satu rekan di kelas tersebut. Pokoknya gimana caranya rekan ini bisa memegang kertas ulangan saya. Apapun caranya. Bila berhasil, kita-pun juga akan mengusahakannya bila hasil ulangan kelas tersebut dikoreksikan ke kelas kami. Bahkan beberapa teman ada yang mengiming-imingi dengan traktiran segala.

Ah, ternyata polisi punya 1000 hukum, tetapi maling punya 1001 cara untuk melewati celahnya. [] 1 nopember 2004



MITOS PENCIPTAAN MANUSIA ALA BARAT

Awal diciptakan alam semesta, Amor melengkapi dengan tumbuhan dan hewan. Prometheus dan Epimetheus lantas membuat bakal manusia dari tanah liat, berikutnya tugas Amor untuk meniupkan nafas dan Minerva Putri Zeus menganugerahkan jiwa.
Untuk memberikan keistimewaan kepada manusia ciptaannya tersebut, Prometheus mencuri sebagian api yang semula hanya ada di Olympus dan memberikan kepada manusia. Api ini adalah simbol penerang dan ilmu pengetahuan yang hanya dimiliki oleh Dewa Agung Zeus.
Manusia sangat berterima kasih atas usaha Prometheus, namun belakangan ulah ini ketahuan oleh Zeus dan Zeus menghukum Prometheus dengan merantainya di gunung Kaukasus dimana hanya ditemani burung nazar yang terus - menerus menggerogoti hatinya.

Zeus juga berhasrat ingin menguji manusia, maka diciptakannya wanita yang bernama Pandora. Pandora yang ciptaan Zeus malah dinikahi oleh Epimetheus. Dengan adanya Pandora, manusia bisa berkembang biak. Dan malah makin banyak bikin kekacauan. Too many people make too many problems.
Dengan alasan inilah Zeus akhirnya menghukum manusia dengan bencana. Dalam bencana ini yang selamat hanya sepasang, yakni Deucalion putra Promotheus dan Pyrra putri Epimetheus.
Keduanya mohon ampun kepada Zeus, lantas Zeus menganugerahi mereka anak yang bernama Hellen.[] 2 nopember 2004



MITOLOGI PENCIPTAAN MANUSIA ALA ALI SYARIATI*)

Manusia pertama adalah Adam. Tuhan menciptakan fisik manusia dari bahan tanah liat, bahan yang dilecehkan oleh setan yang terbuat dari api nan menyala. Bahkan malaikat-pun sempat mempertanyakan materi tersebut. Lantas Tuhan meniupkan ruh-Nya, ruh dari Sang Tuhan itu sendiri. Itulah mengapa manusia menjadi makhluk yang sangat istimewa, karena mengandung Ruh Tuhan dimana hanya manusia sajalah yang memiliki sifat "kehendak" yang merupakan miniatur dari "Maha Kehendak Tuhan", makhluk lain tidaklah mempunyai.

Dua materi bahan penciptaan manusia; "tanah liat" dan "Ruh Tuhan"; keduanya mengandung konsekuensi. Tanah liat merupakan bahan yang dilecehkan sehina-hinanya oleh setan, sementara Ruh Tuhan merupakan wujud kemuliaan. Dalam manusia selalu terjadi pertempuran untuk memilih salah satunya: terjerembab dalam pelecehan si setan, atau mewujud ke-arah kemuliaan Tuhan.

Ilmu Pengetahuan juga hanya dibagikan oleh Tuhan kepada manusia. Tuhan-lah guru pertama manusia. Tuhan mengajarkan "nama-nama" kepada manusia, dan hanya manusialah makhluk yang juga mampu memberi "nama - nama". (Bila dalam mitos Yunani, ilmu pengetahuan dicuri dari Api milik Zeus).

Turunnya manusia dari surga ke bumi, salah satunya disebabkan oleh pelanggaran aturan surga karena bujukan setan, saat itu setan tertawa penuh kemenangan. Namun Tuhan memberi kesempatan lain. Untuk membuktikan bahwa manusia memiliki kapabilitas mengalahkan setan, maka "bumi"-lah tempat yang paling fair untuk melaksanakan duel selanjutnya. Duel tidaklah mungkin dilakukan di surga.

Dan bukan hanya itu saja, sebab lain turunnya Adam ke bumi adalah karena ketiadaan makhluk selain manusia yang mampu mengemban amanah sebagai Khalifah, "Perwakilan Tuhan di Bumi". Gunung, laut, dan makhluk lain menolak amanat menjadi khalifah karena ketidak-mampuannya. Dan memang, hanya manusia-lah yang mampu memegang amanat Tuhan tersebut karena memang hanya manusia yang memiliki unsur "Ruh Tuhan".
Dan karena kedudukan sebagai khalifah inilah maka manusia "harus dan harus" turun ke bumi, karena tidaklah mungkin menjadi khalifah di surga. [] 3 nopember 2004
*) disarikan dari buku "Ali Syariati-Filosof Etika dan Arsitek Iran Modern" karya Ekky Malaky-Teraju2004



FAVORIT "ASMARADANA"
Semahal Apakah Sekarang ?

Kemarin rekan kantorku mencoba ngobrol tentang puisi, dan spontan saya sambar dengan kumpulan puisi Goenawan Mohamad "Asmaradana" yang menjadi salah satu favorit saya.

Dulu, sekitar lima tahun yang lalu kami berkeliling Kwitang --atau manapun-- sering bertiga. Sekarang kami sudah berpencar. Saya di Bogor, Gaguk di Bali, dan Fao masih sering berkelana. Kabar terakhir Fao ada di Pulogadung - Jakarta.
Dari buku "Asmaradana" ini, kami punya favorit yang akur, yakni puisi yang berjudul "Perjalanan Malam". Berikut saya kutipkan lengkap.

PERJALANAN MALAM

Wer reitet so spat durch Nacht und Wind?
Er ist der Vater mit seinem Kind -GOETHE

Mereka berkuda sepanjang malam,
sepanjang pantai terguyur garam.
Si bapak memeluk dan si anak dingin,
menembus kelam dan gempar angin.

Adakah sekejap anak tertidur,
atau takutkan ombak melimbur?
"Bapak, aku tahu langkah si hantu,
ia memburuku di ujung itu".

Si bapak diam meregang sanggurdi,
merasakan sesuatu akan terjadi.
"Kita teruskan saja sampai sampai,
sampai tak lagi terbujur pantai."

"Tapi 'ku tahu apa nasibku,
lepaskanlah aku dari pelukmu."
"Tahankan, buyung, dan tinggallah diam,
mungkin ada cahaya tenggelam."

Namun si hantu tak lama nunggu:
dilepaskannya cinta (bagai belenggu).
Si anak pun terbang ke sebuah cuaca:
"Bapak, aku mungkin kangen di sana."
(1976)

Menurut kami bertiga, puisi itu menceritakan tentang meninggalkan seorang anak yang begitu dicintai oleh bapaknya. Si anak sakit (dingin - tertidur) dan si bapak tak ada putusnya berusaha menyelamatkan nyawanya.

Saya membeli buku tersebut tanggal 1 ramadhan 1419H. Tergurat jelas di bawah tandatangan saya. Harganya Rp.6.500,- korting 40% di toko Gunung Agung. Nomer barcodenya juga masih ada : 5736350048.
Asli, saya nggak nyangka harganya "cuma" segitu. Tapi itu dulu, lima tahun yang lalu. Untuk tulisan sekapasitas karya Goenawan Mohamad, semahal apakah sekarang ? [] 8 nopember 2004




GREAT RADIO CONTROVERSY

Tolong dikoreksi judul di atas. Yang saya maksud adalah judul album dari grup-rock Tesla. Grup ini memang sengaja mengunakan nama seorang penemu, yakni Nikola Tesla (1856-1943). Maksudnya untuk provokasi bahwa penemu "radio" adalah Nikola Tesla.
Sejauh ini, siapa penemu radio memang masih merupakan kontroversi dimana melibatkan ilmuwan - ilmuwan besar seperti Thomas Alva Edison (1847 - 1931), Markis Guglielmo Marconi (1874 - 1937), dan Nikola Tesla sendiri.

Sejauh sepengetahuan saya, Edison adalah maha-penemu dibidang elektrolistrik. Edison diantaranya menemukan fonograf, distribusi listrik, lampu listrik, kinetograf, mikrofon, dan alat cetak telegrafis. Telegram ganda sendiri ditemukan oleh Alexander Graham Bell (1847 - 1922), Penemu Telepon. Radio telegrafi ditemukan oleh Guglielmo Marconi, seorang Italia yang juga penemu antena. Salah satu penemuan Edison yang penting adalah Distribusi Listrik Arus Searah.

Siapakah Nikola Tesla ? Tesla adalah keturunan Serbia yang bekerja di perusahaan Edison. Lantas keluar dan bekerja sama dengan Westinghouse mengembangkan "distribusi listrik arus bolak - balik". Penemuan ini menjadi saingan berat "distribusi arus searah" yang merupakan penemuan Edison. Penemuan Tesla lainnya adalah motor induksi, kumparan Tesla, komunikasi tanpa kawat, dan lampu tabung tanpa kawat pijar.

Nah, radio sendiri awalnya malahan dikembangkan berdasarkan penemuan Tabung Audion oleh Lee De Forest (1873 - 1961). Mangkanya sebagian orang menisbatkan De Forest sebagai Bapak Radio. Penemuan De Forest diperbaiki oleh Edwin Howard Armstrong (1890 - 1954) sehingga tabung hampa tersebut lebih baik kualitasnya. Armstrong juga menemukan FM radio.

Era radio tabung akhirnya beralih menjadi radio transistor. Hanya karena alasan simplifikasi. Transistor sendiri ditemukan oleh Walter Houser Brattain (1902- ?) pada tahun 1947. Brattain adalah kelahiran Cina. Brattain menemukan transistor bersama William Shockley dan John Bardeen.

Nah, sekarang ..., siapakah penemu radio ?
Saya lebih cenderung memilih De Forest .... entah Anda... [] 9 nopember 2004



POLITIK

Jokodolog alias Kertanegara (1268-1292) adalah raja yang berkuasa di kerajaan Singasari. Termasuk raja yang memiliki balantentara terkuat dimasa itu. Ekspansinya hingga ke Maluku. Dan memiliki nyali untuk melecehkan utusan kerajaan Tiongkok. Konon saat itu Kubilai Khan (1260-1294) , raja Tiongkok, mengirim utusan agar Kertanegara menyetor upeti berkala ke Tiongkok. Jokodolog ogah dan malah menganiaya sang utusan.

Masalah bagi Jokodolog muncul ketika dia terlalu sibuk ekspansi ke luar Jawa. Pemberontakan demi pemberontakan muncul tanpa dia cermati. Yang paling dahsyat adalah pemberontakan Jayakatwang, Bupati Kediri. Pemberontakan ini memaksa Jokodolog untuk sementara menunda ambisinya ber-ekspansi. Jokodolog harus pulang kampung. Namun apes, Jokodolog pulang malah terbunuh oleh Jayakatwang. Maka, berantakanlah Singasari. Wijaya, putera Jokodolog melarikan diri ke Madura.

Suasana tambah ruwet ketika Kubilai Khan sebagai raja Tiongkok ingin menamatkan murkanya kepada Jokodolog. Khan mengerahkan 20 000 balatentara untuk menyerbu Singasari, padahal Jokodolog sudah mampus. Ke 20 ribu tentara itu mendarat di Jawa tanpa mengerti siapa yang harus diperangi. Sampai akhirnya, Wijaya mengendus sebuah peluang. Wijaya keluar dari persembunyiannya dan berpolitik.
Wijaya menghubungi Panglima Tiongkok dan menyuruhnya menyerbu Jayakatwang. Provokasinya :"Jayakatwang merupakan penerus tanggung jawab Kertanegara!". Panglima Tiongkok termakan provokasi dan meluluh lantakkan tahta Jayakatwang. Pasca perang, ditengah kecape-an, tentara Tiongkok akhirnya diserbu tentara Wijaya.
Lewat politiknya, Wijaya berhasil menuntaskan dendam terhadap Jayakatwang sekaligus memupus ambisi Kubilai Khan. Akhirnya Wijaya mendirikan kerajaan baru bernama Majapahit.[] 29 nop 2004



ORANG EROPA PERTAMA

Setelah Bartholomeus Diaz berlayar hingga "hanya" mencapai ujung selatan Afrika, Diaz menyebutnya Tanjung Topan. Karena Badai Topan-lah yang menggagalkan ekspedisi Diaz untuk dilanjutkan menuju India dan Malaka. Pupuslah separoh cita - cita Diaz.
Vasco da Gama, seorang penjelajah Portugis juga,-- akhirnya melanjutkan cita - cita Diaz. Nama Tanjung Topan diganti dengan Tanjung Harapan, karena dari situlah gerbang harapan meraih ladang rempah-rempah di Malaka. Tahun 1498 da Gama berhasil mencapai port berikutnya, Kalikut - India. Tanpa dinyana, niat da Gama ternyata harus pupus sampai Kalikut saja. Pedagang Gujarat dan Parsi memberlakukan embargo terhadap pedagang Eropa. Mereka tidak hendak menyerahkan jalur perdagangan Kalikut - Malaka.

Seperti juga bangsa Perancis dan Spanyol, selain terkenal sebagai Penjelajah, Bangsa Portugis juga terkenal sebagai Penakluk. Mereka tak berhenti usahanya untuk mencapai Malaka. Bukan hanya hendak membongkar embargo sahaja, kalau perlu malah merebutnya. Maka tahun 1511 disusunlah armada penaklukan dibawah pimpinan Alfonso de Albuquerque untuk merebut bandar Malaka.
Dalam sekejap, bandar yang berdiri tahun 1350 dan selalu ramai disinggahi para pedagang itu akhirnya jatuh ke genggaman Albuquerque. Albuquerque dinobatkan sebagai orang Eropa pertama yang menaklukkan Nusantara.

Begitulah seperti tertuang dalam buku - buku sejarah tentang penaklukan Nusantara oleh bangsa Eropa.
Tetapi, siapakah sebenarnya orang eropa pertama yang menginjakkan kaki ke Nusantara kita ini ?

Al-kisah, pada tahun 1280-an seorang penjelajah dari Venesia bernama Marcopolo melakukan perjalanan darat menuju Tiongkok. Marcopolo melintasi Turki, Parsi, dan akhirnya menetap di Tiongkok karena diangkat menjadi penasihat penguasa setempat, Kubilai Khan.
Pada tahun 1292 seorang Penguasa Parsi meminang puteri pejabat Tiongkok. Dan untuk memberangkatkan pengantin wanita tersebut, Khan mengutus Marcopolo untuk mengantarkan ke Parsi. Marcopolo menempuh jalan laut. Di selat Malaka, rombongan pengantin tersebut didera topan badai sehingga Marcopolo memutuskan untuk singgah sementara di pulau terdekat. Mereka mendarat di Pulau Sumatera.

Albuquerque memang orang Eropa pertama yang menaklukkan Nusantara, tetapi Marcopolo-lah yang pertama kali menginjakkan kakinya ke Nusantara.[] 30 nopember 2004



INDUSTRI

Sebelum meledaknya revolusi industri di Inggris pada abad 18, masih banyaklah ceritera tentang hutan yang lebat tempat dimana Merlin the Magician atau Robin Hood bersemayam. Sebuah revolusi memang menghendaki suatu perubahan drastis. Pasca revolusi industri kota Manchester menjadi kota berasap karena pabrik - pabrik pengolahan besi terus melelehkan bijih dengan bahan bakar kayu. Kayu ini adalah hasil pembantaian hutan - hutan di Inggris, Merlin dan Robin Hood entah melarikan diri kemana. Besi olahan ini sendiri digunakan untuk konstruksi industri dan pembuatan mesin - mesin. Mesin - mesin ini secara berkala mengalirkan limbah ke sungai - sungai dan laut.

Salah satu masalah terbesar adalah ketika keberadaan mesin ini secara struktural malahan membelah manusia menjadi dua kelompok, yakni kelompok "cerdas", dan kelompok "pinggiran". Kelompok cerdas adalah manusia yang memegang kendali proses industrialisasi dan mengatur perputaran mesin - mesin industri. Sementara kelompok pinggiran adalah kelompok manusia yang tersingkirkan oleh keberadaan mesin - mesin itu sendiri. Kelompok pinggiran menempati kasta terendah, dibawah kasta - kasta mesin - mesin besi tersebut. Kaum cerdas sebagai kasta utama, lebih menyukai "mesin - mesin" ketimbang para kaum pinggiran tadi.

Sejak itu, kota - kota tumbuh dan memiliki titik - titik pusat bisnis dan industri. Titik bisnis ini dikelilingi oleh lingkaran - lingkaran semacam lajur orbital. Pada lingkaran awal terdapat pabrik dan berderetnya mesin yang kelam, sementara ring terakhir terdapat pagar pembatas. Diluar pagar itulah bergentayangan manusia pinggiran tadi. Mereka mencoba bertahan terhadap keganasan industri, mereka mencoba mencari nafas dan bertarung melawan sergapan asap, ....dan terutama mereka menangis tanpa air mata ketika nurani tercabik - cabik digantikan dengan keganasan sebuah kultur baru: kultur industrialisasi.[] 1 desember 2004



GANDHI

"...memakai nama ahimsa padahal dalam hatimu ada pedang, hal ini bukan saja munafik dan tidak jujur,.... tetapi juga pengecut !" (Mahatma Gandhi)

Selain mengajarkan ahimsa (pantang-kekerasan), sang Mahatma juga mengajarkan setidaknya dua aspek penting kepada umat manusia di dunia ini. Yang pertama adalah ajaran untuk kembali ke sifat alamiah manusia (fitrah). Beberapa sifat fitrah itu diantaranya adalah kebenaran, keadilan, kebebasan, dan "pantang kekerasan". dan hal berikutnya yang diajarkan oleh Gandhi dalam perjuangannya adalah "konsistensi dalam mencapai tujuan".

Ketiga aspek tersebut tidaklah terurai terpisah - pisah. Ahimsa adalah perlawanan terhadap "himsa" (kekerasan). "Kekerasan" oleh Gandhi dianggap sifat-non-alami, sehingga merusak peri kemanusiaan itu sendiri. Bagi gandhi, manusia secara kodrati dikaruniai salah satu sifat alamiah; yakni sifat "pantang kekerasan (ahimsa)".
Sifat ahimsa itu terdapat dalam diri manusia sendiri, ya begitulah fitrah itu. Fitrah merupakan default alamiah.
Mengapa ahimsa oleh Gandhi dipandang sebagai fitrah ? Hal ini tak lain karena "himsa (kekerasan)" adalah sifat yang destruktif bagi kehidupan. Di dalam sifat fitrah tidaklah ada hal - hal destruktif, karena Tuhan memang menciptakan manusia tidaklah untuk saling merusak.

Sedemikian lembutnya Gandhi, hingga dia-pin tidaklah berminat dalam perdebatan - perdebatan menjemukan. Seperti tertuang dalam salah satu petuahnya,"...ahimsa tidaklah dapat dibuktikan melalui perdebatan. Ia akan dibuktikan oleh orang - orang yang menghayatinya....".
Menakjubkan, bukan ?
Jangankan bertukar bogem mentah atau senjata. Bahkan bersilat lidah-pun bagi Gandhi dianggap sebagai "kekerasan".

Dengan gaya "pantang-kekerasan"-nya yang begitu menawan, seakan - akan tidaklah masuk di akal bahwa ternyata beliau berhasil membawa kemerdekaan bangsanya dari ketercengkeraman kolonial Inggris. Bila ditelusuri, keberhasilan ini ternyata tidak lain disebabkan oleh sifat "konsisten" yang benar - benar diterapkan oleh Gandhi. Karena ahimsa tidak bisa diperoleh serta - merta begitu saja. Ahimsa hanya bisa didapatkan melalui perjalanan spiritual menggali jati-diri secara konsisten, dan harus diperjuangkan secara konsisten pula untuk memperoleh hasilnya. Sifat inilah yang membuat Gandhi sedemikian jujur, berani, sekaligus perkasa. Dengan ahimsa, Gandhi mengorbankan hidupnya demi kemerdekaan sebuah bangsa anak benua Asia, India.[] 02 desember 2004



BUKU

Jadikanlah dirimu manusia bermartabat
Yang tak mau menerima upeti dan suap
Jangan sodorkan piala kosongmu kendati kau dahaga ditengah lautan
("Asrar I Khudi" - Dr.Mohammad Iqbal)

Kemarin di kantor ada acara silaturahim. Hidangannya cukup komplit, termasuk hidangan rohani yang dibawakan oleh seorang Ustadz. Salah satu yang menarik ingin saya jadikan oleh - oleh adalah beberapa petik ujaran sang Ustadz tadi. Beliau mengutip salah satu buku karya Dr. M. Iqbal, judulnya "Asrar I Khudi". Konon buku ini termasuk inspirator buku " Tasawuf Moderen", masterpiece karya M. Hamka. Dalam ceramah tersebut, yang banyak dibahas oleh pak Ustadz adalah ihwal dari "Tasawuf Moderen".

Awalnya saya "ragu - ragu" terhadap buku "Asrar I Khudi" tersebut. Soalnya rasanya saya pernah memergoki sedang dibahas di sebuah milis. Ataukah saya pernah membelinya ? Atau bahkan cuma melihat sejenak di salah satu toko buku.
Bukunya Hamka ? Rasanya saya juga punya.

Pulang dari silaturahim saya hanya mengingat - ingat judul- judul buku tersebut, berharap menemukan di perpustakan pribadi saya. Mengingat - ingat ditengah perjalanan sambil mendengarkan lagu - lagunya DIRE Straits. Akhirnya yang keingat malahan teks lagu "Money for Nothing" dan "So Far Away".
Sehabis solat lail, barulah terjawab semuanya. Ternyata saya tidak memiliki buku "Tasawuf Moderen". Saya mungkin pernah membacanya sepintas di rumah saudara saya. Yang saya punya dari tulisan Hamka adalah "Risalah Tasawuf".
"Asrar I Khudi" setelah saya buka-buka ternyata bukan buku literasi, lebih condong ke untaian prosa setengah puisi. Cuma sayangnya buku yang saya beli 29 Juni 2001 (seperti tertera dalam bon yang terselip) ternyata kurang bagus terjemahannya. Walau saya yakin pastilah isinya bagus.

Yang surprise adalah ternyata saya memiliki dua buku lagi berkaitan dengan Dr.M.Iqbal, yakni "Pengantar ke Pemikiran Iqbal" tulisan Miss Luce-Claude Maitre terbitan Mizan, saya membelinya di Maruzen tanggal 18 Juli 1998. Buku ini cukup bagus, terbukti banyak "sign" pinsil di kiri-kanan paragraf. Buku ini biarpun tipis namun banyak menekankan masalah pemikiran Iqbal yang cenderung metafisis dan filosofis. Buku ini sudah lama sekali tidak saya sentuh lagi.

Buku yang pernah dibahas di milis itu ternyata berjudul "JavidNama". Ini salah satu masterpiece dari Dr.M.Iqbal. Begonya, buku tersebut sejak saya beli belum pernah saya baca. Bahkan saya bubuhi tandatangan-pun belum.
"JavidNama" merupakan kumpulan prosa juga. Seperti tertera dalam anak judulnya; "ziarah abadi", buku ini bertutur tentang petualangan ke segala penjuru alam dan perjumpaan dengan berbagai "para penjawab misteri alam 3 desember 2004



MILESTONE

Saya tidak bisa memainkan alat musik, saya hanya gemar mendengarkan lagu - lagu. Kalau kata teman - teman, saya itu suka musik rock. Dalam menikmati musik, saya memiliki milestone sejarah, ya tentunya berkaitan dengan lagu - lagu yang mempengaruhi saya dalam mendengarkan musik.
Salah satu milestone itu terjadi pada tahun 1986. Kaset yang terkait dengan milestone itu ada dua buah, yakni The VeryBest of YES rilis Bilboard, harganya rp.2500,-. Kaset kedua adalah album "Emerson, Lake, & Powell" rilis YESS-Bandung, harganya tertera di sampulnya 2k25, artinya rp.2250,- . Kedua kaset tersebut memang memuat lagu - lagu rock; tepatnya art-rock.

Begitu-pun dalam membaca buku, saya mulai menyukai ceritera sastra dimulai ketika pada tahun 1980-an Bapak saya menghadiahi saya buku kumpulan karangan "Bunga rampai Pelangi" yang di susun oleh St. Takdir Alisjahbana. Buku tersebut diterbitkan oleh suatu instansi penerbitan negara, saya lupa nama dan tahunnya. Saya juga tidak tahu pasti dimana Bapak saya membelikannya.
Milestone penguat saya untuk menyukai dunia sastra berada pada tahun 1986 ketika dengan uang sendiri saya mampu membeli "Kumpulan Cerpen Anton Chekov" terbitan Pantja Simpati. Sebuah buku yang amazing, sukar ditandingi. Anton Chekov memang brilian.

Nah, bila saya kadang tertarik dengan biografi tokoh - tokoh dunia, yang paling saya ingat adalah ketika dengan modal tabungan sendiri sebanyak rp.6000 pas, lantas mbolos sekolah dan berjalan kaki menuju toko buku untuk membeli buku "Kamus Penemu" susunan A.Haryono terbitan Gramedia yang memang baru saja rilis. Asli saya ngebet banget untuk memiliki buku tersebut.

Kedua kaset di atas masih ada, hanya sampulnya ada yang hilang. Dia berdua nangkring menunggu antrian untuk diputar. Buku "Pelangi" sudah berganti sampul juga, sementara Kamus Penemu masih aman karena memang disampul plastik. [] 21 desember 2004



SETELAH BENCANA (SEMOGA TIDAK) TERJADILAH BENCANA

Bantuan untuk para korban bencana itu mulai berdatangan. Ada yang dimuat dalam barisan truk beriring - iringan. Ada yang berhumbalangan dilemparkan dari helikopter. Tampak para pengungsi korban bencana itu keteteran. Keteteran bersaing untuk berebut mendapatkan kodi - kodi bantuan tadi. Maklum, yang "tidak mendapatkan musibah"-pun ikut beramai - ramai memperebutkan "berkah dari langit" tadi. Mereka bukannya menjadi penolong dan pemberi bantuan, tetapi malah ikut berebutan
logistik. Aji mumpung, karena memang dana bantuan itu pendataannya kurang akurat.

Selang beberapa waktu, keluarga yang terpisahkan mulai mendapatkan informasi mengenai anggota keluarganya masing - masing. Ada juga yang disertai dengan biaya yang harus ditebuskan agar bersua kembali dengan keluarga yang hilang. Sebuah kenyataan yang tidak mudah untuk diterima begitu saja.

Setelah para pengungsi dipersilakan kembali ke tempat tinggal semula, mereka menyaksikan bahwa betapa rumah tinggal mereka rata dengan tanah. Babak persaingan-pun dimulai lagi. Sesama korban bencana, kali ini secara kompetitif bersaing untuk berebut kayu - kayu bahan pembangun rumah. Mereka juga berebut mengkapling posisi rumah mereka, semakin lebar tentunya semakin baik bagi mereka. Kalo perlu lahan tetangga diciut - ciutkan. Inilah kehidupan baru, era baru, rumah baru, dan lahan baru. Tidak perlu terlalu dipusingkan dengan akte tanah yang lenyap terseret bencana, juga tidak peduli dengan salinan sertifikat di Badan Pertanahan. "Ini era baru, Bung!".

Beberapa kelompok pria juga tampak bergerombol disana - sini. Beberapa kelompok sudah menunjuk pimpinan gerombolannya. Gerombolan yang merasa lemah berusaha mencari afiliasi untuk bergabung, berusaha mendapatkan bagian lahan operasi. Bila terjadi perjumpaan antar gerombolan, tidak tertutup kemungkinan terjadi baku kekerasan, entah dengan alasan apa.
Anak - anak kecil berseliweran tanpa perhatian, menjadi saksi akan lahirnya komunitas baru, hukum baru, aturan baru, yang belum tentu menguntungkan bagi mereka.
Seperti setelah terjadi peperangan, selain bencana wabah penyakit biasanya bencana fisik juga diikuti dengan bencana moral. Namun, tidak semuanya harus terjadi.[] 24 Januari 2005



SIKLUS DISCORSI NICCOLO MACHIAVELLI

Segerombolan orang membentuk suatu komunitas. Mereka mungkin pengungsi, mungkin pula pencari lahan. Dengan berjalannya waktu, mereka melewati segenap tantangan dan marabahaya bersama - sama. Kelompok ini akhirnya membentuk suatu masyarakat. Suatu kelompok pastilah menghendaki adanya pimpinan. Wajarlah bila dalam masyarakat "liar' tersebut menunjuk seseorang sesepuh atau pahlawan mereka menjadi pemimpin.
Berkembangnya tatanan masyarakat, maka pimpinan tersebut meningkatkan fungsi menjadi 'raja'.

Seorang Raja digantikan seorang putera mahkota, demikian terus - menerus. Hingga tibalah saatnya Putera Mahkota yang "tidak becus" bertahta. Guna menutupi ketidak-becusannya, sang raja bertindak lalim dan tiran.
Tindakan tirani ini mengusik segolongan cendekia yang berinisiatif menggulingkan monopoli sang Raja. Kaum elite tadi bergerak secara sistematis dan berhasil menuntaskan ambisinya menggulingkan raja. Dan jadilah kaum elite tadi menjadi "sekelompok" manusia yang 'paling berpengaruh'. Kepala Negara-pun tunduk kepada kelompok ini. Kelompok dominan ini adalah sekumpulan aristokrat, yang menentukan skenario sebuah bangsa.

Dengan berjalannya waktu, kelompok aristokrat ini ternyata sangat rentan terhadap praktek kolusi dan nepotisme, hingga akhirnya kedudukan / posisi aristokrasi diisi oleh kaum kerabat yang mementingkan diri dan kelompoknya saja. Status oligarki ini menimbulkan kesenjangan antara kaum jelata dan kaum aristokrat. Kesenjangan yang makin timpang menyebabkan menguatnya perlawanan akar-rumput massa untuk melawan kaum elite tadi.
Gerakan massa ini cenderung liar dan hanya dipimpin oleh 'pimpinan jalanan'. Mereka makin tidak percaya kepada kaum aristokrat yang nyata - nyata sewenang - wenang.
Sang bangsawan gemerlap, dan Si Jelata liar dan tidak lagi percaya!

Gerakan Massa biasanya mampu menggulingkan pemerintahan aristokrat yang sudah tidak kredibel. Massa menuntut pemilihan pemimpin secara demokratis.

Sistem negara yang demokratis, juga memiliki kerentanan. Yakni rentan terhadap euphoria 'gerakan massa". Pada masa - masa berikutnya suatu keompok akan terbiasa melakukan gerakan massa dengan mengatas-namakan 'demokrasi'. Gerakan - gerakan seperti ini mengarah ke anarki yang tidak terkendali. Bila gerakan - gerakan ini tidak terkendali, maka akan ada friksi antar golongan yang sama - sama mengatas-namakan demokrasi. Hal ini berakibat kekacauan dan perpecahan. Perpecahan yang menciptakan kelompok - kelompok masyarakat kecil, yang ingin menyusun sistem masyarakat dan memilih pemimpin mereka masing - masing.[] 14 maret 2005




PENCAK HUKUM

".....jangankan Sipadan-Ligitan, jangankan perairan Ambalat. Pulau Jawa sekalipun kalau diklaim oleh Malaysia atau Singapura,...."

Tulisan di atas adalah penggalan pendapat kawan saya --namanya Emabdalah-- . Intinya dia mengeluhkan bahwa bangsa kita ini selalu terbelakang dari sisi hukum, sehingga pulau Jawa-pun kalau akan di klaim oleh negara lain secara hukum, maka Indonesia akan kalah. Sindiran yang sungguh cerdas. Bangsa ini memang lemah secara hukum bila berhadapan dengan bangsa lain. Kita pontang - panting menghadapi kelihaian "pencak hukum" para pejabat bangsa - bangsa lain. Indonesia -- yang diwakili oleh pejabat - pejabat dan duta kebanggan kita terlihat bodoh secara hukum.

Memang di tataran hubungan antar bangsa dan antar kekuasaan, masalah hukum sekarang ini sedang 'di-atas angin'. Bahkan sepak terjang hukum internasional sendiri bisa berada di atas nurani, atau malah mengangkangi kebenaran publik itu sendiri. Kita lihat bangsa Amerika walaupun lemah secara 'aturan Hak Asasi Manusia' dan jelas - jelas ditentang publik luas, tetapi secara hukum kekuasaan dia berhasil dan terlegitimasi meng-invasi Irak. Tidak ada sangsi hukum kepadanya, artinya Amerika memang direstui secara hukum untuk melakukannya. Itu salah satu contoh. Demikian juga dengan kasus Ligitan yang mutlak - mutlak memenangkan secara hukum kepada Malaysia, dan mungkin akan di ulang untuk pulau atau blok - blok yang lain.
Memang pada awalnya belum tentu Ligitan adalah milik Indonesia, pun juga belum tentu milik Malaysia. Karena inilah maka disebut wilayah sengketa. Namun karena kelihaian para pejabat dan punggawanya ber-'pencak-hukum'-lah yang membuat Malaysia sukses menggondol Ligitan. Sementara pejabat kita menyerah straight-set. Menyedihkan sekaligus menggelikan.

Sebenarnya saya tidak sepenuhnya setuju dengan pendapat kawan saya itu. Karena menurut saya, bangsa kita tidaklah begitu goblog tentang hukum. Saya yakin diantara kita ada beberapa orang yang punya kepintaran hukum. Yang selama ini saya saksikan paling tidak politikus - politikus dan pejabat kita masih banyak yang begitu hebatnya ber-'pencak-hukum' sehingga bisa lolos dari jeratan sangsi hukum, padahal jelas - jelas menggelapkan uang negara, jelas - jelas menggaruk uang negara. Jelas - jelas korupsi merajalela dan lolos hukum. Cuma masalahnya, kepintaran mereka ber-'pencak-hukum' dimanfaatkan untuk kepentingan mereka sendiri, bukan untuk kesejahteraan bangsa yang makin terpuruk ini. [] 17 maret 2005



SIARAN PERCOBAAN

Kira - kira sebulan yang lalu, saya dikabari bila bermunculan banyak sekali saluran televisi swasta baru. 'Diantaranya masih siaran percobaan, bahkan ada yang masih colour display aja...', gitu katanya. Maklum, saya orang yang jarang nonton siaran televisi, jadi kurang tau perkembangan televisi berikut sinetron dan gosip tetek bengek-nya.

Saya mencoba menyempatkan untuk melakukan pencarian saluran - saluran tersebut. Ditengah - tengah pencarian saluran baru, saya sempat berharap ada saluran yang menyiarkan musik - musik rock kesukaan saya.
Mungkin lima saluran ! Tapi memang belum ada yang meng-khusus-kan nyetel musik rock. Tidak jadi mengapa. Soalnya nemu lima saluran sudah merupakan kejutan juga nih. Memang diantaranya masih merupakan 'siaran percobaan'.
'Siaran Percobaan' memiliki misi uji coba tentunya. Tujuan lainnya terserah yang membuat 'percobaan' tadi. Yang jelas merupakan acara penjajagan. Berkenaan dengan itu, saya juga baru saja dikabari bila tulisan - tulisan saya --kenisah-- sudah mulai ditayangkan lewat fasilitas web. Adapun teman - teman saya di jurnalistik kampus-lah yang menggerakkan ini semua.
Sebenarnya saya tidak ada hasrat yang menggebu untuk tampil di web, atau dibukukan. Karena memang saya menulis kenisah sekedar untuk kesenangan sahaja. Tetapi jurnalistik kampus --Majalah Mahasiswa SOLID-- bukan media sembarangan. Majalah inilah yang menyita waktu dan perhatian saya selama kuliah. Dan bila seri kenisah ditampilkan untuk mendukung Majalah SOLID versi web, maka saya sangat girang. Walaupun per-hari ini masih bersifat 'siaran percobaan'.[] 18 Maret 2005





PURBASANGKA

Sudah lama sekali saya tidak menjumpai kata 'purbasangka'. Sampai beberapa bulan lalu saya membacanya dalam salah satu buku terjemahan tulisan Albert Camus.
Saya menduga, atau saya ber-prasangka bila kata 'purbasangka' merupakan dugaan - dugaan sebelum 'pra-sangka'. Stratanya dimulai dari purbasangka; trus prasangka; trus sangka. Ini dugaan saya. Pokoknya 'purba' itu mengindikasikan terjadi sebelum 'pra-'. Mirip jaman purba adalah sebelum pra-sejarah.

Kata 'pra-sangka' masih populer digunakan dalam percakapan sehari - hari diantara kita, tetapi kata'purbasangka' sudah terlalu jarang. Jarang diucapkan atau dituliskan, tetapi 'purbasangka' malah sering digunakan. Hingga 'purbasangka' itu sendiri menjadi salah satu ciri budaya bermasyarakat kita. Dalam penggunaan sehari - hari, 'purbasangka' lebih sering --atau masih sering-- diterapkan tanpa diucapkan atau dituliskan.

Dalam masyarakat kita, bila muncul suatu simptom atau sekedar nuansa baru, masih sering menebak tanpa melakukan pengujian akurasi data. Salah satu ciri budaya terbelakang adalah tidak melakukan klarifikasi atau pengecekan, namun langsung melakukan eksekusi terhadap purbasangka - purbasangka.
Repotnya, 'purbasangka' seperti ini sering digunakan untuk melakukan eksekusi - eksekusi ke arah yang negatif, sehingga tidak memberi kesempatan kepada obyek yang terlibat simptom tadi untuk membela diri.

Purbasangka yang negatif cenderung menjurus ke komunikasi yang tidak sehat. Bila kita melihat seorang yang menggunakan mobil baru, bisa jadi kita ber-purbasangka negatif bahwa mobil tersebut adalah hasil korupsi. Belum melakukan klarifikasi apapun - kita sudah menyangka obyek tadi adalah koruptor atau maling. Hebat bukan ?

Hal ini malahan kebalikan dengan penerapan hukum di negara kita, dimana diterapkan azas 'praduga tak-bersalah' yang lebih sering memiliki celah untuk dimanipulasi. Begitu positif-nya 'purbasangka' yang diterapkan oleh sistem hukum kita sehingga malah sering mengecewakan rakyat kebanyakan.
Mungkin ada yang salah dalam sistem bermasyarakat kita ini [] 22 maret 2005



ISTILAH 'BORJUIS'

Saya tidak tau benar, apa arti secara 'kamus' dari sebuah kata 'borjuis'. Salah satunya karena saya memang malas untuk mencoba buka - buka kamus.
Beberapa minggu lalu, saya dibilang sebagai 'orang borjuis' oleh kenalan saya hanya gara - gara saya tidak ikut dalam antrian pom bensin menjelang kenaikan harga BBM. Entah, apa korelasinya antara mengantri pom bensin dengan julukan borjuis, mungkin hanya kenalan saya itulah yang mengerti.

Dalam buku yang ditulis oleh Frantz Fanon, disitu ada kata pengantar dari filsuf Jean-Paul Sartre yang memuat sedikit kupasan soal 'borjuis', tentunya dengan definisi versi Sartre.
(Sebenarnya saya sudah pernah mengutip tulisan ini dalam tulisan saya sebelumnya). Begini petikannya :
"... Yang disebut pertama menciptakan kata; yang lain mengikutinya. Antara keduanya terdapat para kinglet sewaan, yang terdiri para pangeran dan borjuis yang selalu menampilkan kebohongan sejak awal hingga akhir....".

"...Untuk bisa menang, revolusi nasional harus sosialis; jika kariernya terputus, jika borjuis pribumi mengambil alih kekuasaan, negara baru --meskipun memiliki kedaulatan formal--, tetap berada di bawah ketiak imperialis".

Nah, kalau merujuk dari tulisan Sartre tersebut, maka kaum borjuis adalah kaum yang memihak kepada para penjajah / imperialis, demi kesenangan dan kepentingan pribadi. Kaum borjuis akan mengkampanyekan propaganda penjajah, dan berpihak kepada mereka walau harus bertentangan dengan bangsanya sendiri.
Yang disebut borjuis pribumi adalah manusia pribumi yang pro-imperialis. Dan biasanya mereka adalah kepanjangan tangan kekuasaan penjajah. Memelihara jarak senjang dengan kondisi bangsanya sendiri. Begitu yang saya tangkap dari tulisan Sartre.

Memang sebuah istilah bisa saja didefinisikan secara subyektif. Seperti pernah seorang rekan saya mengartikan kata 'knight' sebagai 'kendaraan'. Padahal artinya bukanlah seperti itu. Tetapi dalam istilah catur, buah 'kuda' memang diistilahkan 'knight'. Lha 'kuda' itu-kan kendaraan ?

Kembali ke istilah 'borjuis', maka sedikit-banyak saya faham dengan apa yang dimaksudkan Sartre dengan kapasitas filosofi Sartre, dan saya-pun cukup faham dengan kapasitas kenalan saya yang mendefinisikan secara subyektif istilah tersebut menurut versi dia sendiri. Sekali lagi, semuanya bisa saja punya definisi versi masing - masing. []7 april 2005





KETIKA PEJABAT MINTA DILAYANI

Lebaran tahun 2004 kemarin, Ibunda saya datang dari Malang untuk singgah di rumah saya di Bogor. Dari Bogor, beliau berencana untuk berkunjung pula ke rumah kakak saya di Bekasi. Ya. kali ini memang Ibu ingin jalan - jalan menengok cucu - cucu-nya.
Salah satu programnya juga ingin silaturahim dengan adiknya dan juga besannya --mertua Kakak saya. Keduanya tinggal di Bandung. Untuk itu beliau akan berangkat dari rumah saya, Bogor. Dan saya memilih lewat jalur Puncak.

Macet ? Sudah maklum. Ditengah kemacetan, beberapa kali ada forerider Polisi yang membawa rombongan orang penting, kemungkinan besar adalah pejabat. Mereka meraung - raung minta jalan, meminggirkan antrian, membelah jalan, dan menerobos ke depan. Kemacetan tentu jadi tambah gerah. Informasi yang saya terima menyatakan mereka adalah 'para orang penting yang akan bertetirah di vila-nya'.

Saya jadi ingat Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khomeini, dimana harus ikut regulasi pendaftaran perpustakan umum sebelum beliau diperbolehkan untuk memasuki ruang pustaka. Kontan ajudannya minta dispensasi, tetapi Sang Ayatullah malahan ingin tetap mengikuti regulasi. 'Aturan dibuat agar semuanya teratur', begitu ujar Khomeini, dan sang ajudan-pun nurut.
Juga Presiden Iran, Khatami, yang beberapa kali harus naik bis umum karena kendaraannya tidak diperkenankan memasuki jalur bis umum.

Syafii Maarif di harian Republika sempat menulis tentang aktivis --atau pejabat Indonesia tahun 1950-an. Syafii merujuk dari buku karya Hamka.
Salah satunya adalah kata - kata M.Roem ketika dia diangkat kembali menjadi menteri pada kabinet Wilopo,'...Menjadi menteri adalah pengorbanan. Hampir setahun saya tidak menjadi menteri, telah dapat saya membina kembali rumah tangga yang telah kosong dikurbankan semasa revolusi. Sekarang saya menjadi menteri kembali, maka terhenti pula pembinaan harta benda yang telah habis di zaman yang lampau...' [] 13 april 2005




TIDAK PERCAYA

Bila Anda tidak percaya bahwa Al-Qur'an diciptakan oleh Tuhan, maka sebaiknya Anda tidak percaya bahwa Tom Sawyer adalah buatan Mark Twain.


Kemarin saya berbincang - bincang dengan rekan saya. Percakapan ngalor - ngidul yang cukup 'gayeng'. Saya menikmati dan selalu menyukai perbincangan seperti itu, karena disamping akrab, juga setidaknya saya bisa menemukan tema - tema yang cukup asik buat ditulis.

Ya. Intinya memang keraguan itu selalu menyelimuti kehidupan manusia. Manusia memang tempatnya 'ragu - ragu'. Sedemikian 'ragu-ragu'-nya manusia, sehingga sering dimanfaatkan oleh iblis. Apapun bisa di-'ragu'-kan atau dipertentangkan. Hal yang nyata - nyata 'hitam-putih'-pun bisa menyimpan sisi abu-abu. Belum lagi bantahan - bantahan terhadap keterbatasan otak. Manusia juga tempatnya 'ngeyel', bahkan berani ngeyel kepada Tuhan.

Apalagi hal - hal yang kurang bisa diterima rasio, hal - hal spiritual, pasti dicibir oleh pemuja logika...karena memang belum masuk akal. Cuma kadang-kadang hal itu diakibatkan oleh keterbatasan akal. Dan repotnya kita tidak menyadari kekurangan akal kita sendiri.
Coba tengok peristiwa Isra' Mi'raj, perjalanan Muhammad dari Makkah ke Madinah lantas dilanjut ke langit menghadap Tuhan. Pasti hal tersebut tidak masuk akal, apalagi perjalanan bolak - balik dilakukan dalam semalam. Memang tidak logis.
Begitulah. Kenapa tidak logis ? ya karena memang bukan santapan logika. Itu bukan menu logika, melainkan menu spiritual, ujian keimanan semata. Jadi ya memang kurang klop bila dianalisa dengan memakai logika semata. Gagal pisan.

Nah, bila Anda meragukan peristiwa Isra' Mi'raj, maka sebaiknya Anda tidak perlu percaya terhadap akta kelahiran anda, yang mencantumkan nama orang tua kandung Anda. Toh Anda juga tidak bisa menemukan bukti-bukti kuatnya. 'Anda tidak melihatnya sendiri, bukan ?'
Anda bisa saja dilahirkan oleh siapapun. Dan catatan sipil-pin bisa saja membuat akta kelahiran sesuka - suka mereka.[] 26 april 2005



GLOBALISASI ADALAH BOLA SALJU

Menurut saya, pada dasarnya alam dan manusia ini universal seutuhnya. Jiwanya sama, kehendaknya sama. Banyak orang kuno diAztec ternyata nggak berbeda jauh dengan apa yang terjadi di India. Siapa yang ngajari mereka ? Kok bisa mirip gitu ? Ya itulah. Pada awalnya manusia itu secara global adalah sama. Orang bodoh di muka bumi manapun terlihat sama. Bayi dimanapun terlihat universal.

Suatu saat, seiring perkembangan pemikiran manusia yang makin pintar ini, muncullah keinginan dan kepentingan dalam benak manusia - manusia. Mulai bikin alat, seni, aliran pikiran / -isme dan lainnya. Tentunya menurut masing - masing versi orang atau kelompoknya. Sampai pada akhirnya muncul berbagai kelompok berdasar kepentingan-kepentingan. Dari jutaan kelompok manusia, ternyata di beberapa kelompok masing - masing memiliki kepentingan - kepentingan yang sama.
Di masa inilah muncul pemikiran tentang 'penguatan diri' melalui koalisi. Konsep pemenangan kompetisi.Lantas mereka berkoalisi dan mempromosikan dan mengkampanyekan kesamaan versi kelompok tersebut untuk mendapatkan dukungan kelompok lain, atau barangkali ada kelompok lain yang ternyata juga punya item kepentingan yang sama. Tujuannya : membola-salju-kan kepentingan yang sama tadi. Bola salju yang berintikan kepentingan yang sama. Diharapkan makin membesar - dan membesar.

Seiring berjalannya waktu, semua kelompok - kelompok dan koalisi - koalisi kelompok melakukan hal yang sama dengan masing - masing kepentingan mereka. Bola - bola salju ada yang makin membesar, tapi tak jarang pula ada yang makin lumer mengecil karena kehabisan konstestan, karena lekang zaman, atau memang sudah tidak aplikatif lagi. Yang sering terjadi adalah bola salju yang kecil terlindas oleh bola es yang besar.
Kepentingan - kepentingan ada yang makin bersayap dan melebar , bahkan ada yang bertautan dengan kepentingan yang lain, namun ada juga yang tercerai- berai,... sekali lagi : sangat mirip bola salju. Bola salju yang makin dan makin membesar itulah yang dikampanyekan pendukungnya sebagai "Kepentingan Global" agar semakin mengglobal dan membesar, mengesampingkan dan menyingkirkan bola salju yang terburai, melindas yang lain, menyingkirkan kepentingan orang minoritas.

Seringkali bola salju global itu berintikan kepentingan yang relatif baik, namun aplikasinya --sepeti saya urai di atas,-- kadang - kadang juga melindas kaum minor. Kadang kepentingan yang sudah terlanjur besar pengikutnya ternyata kejam terhadap kepentingan kaum minoritas.Lepas dari itu semua, kadangkala bola salju yang sudah besar itu menyusut juga, layaknya bola salju yang menjumpai api unggun. Layaknya faham komunis yang sempat menjadi idola pasca Perang Dunia II, toh bangkrut juga di Pasca Perang Dingin.[] 12 juni 2005




FILSAFAT MODERN,
( MENURUT SAYA )

.......
Anda kenal saya sebagai penggemar filsafat atau sebagai penggemar musik rock?..:-)Tentang pertanyaan anda: "hubungan antara masyarakat modern dengan filsafat ?", wah... saya akan coba uraikan semampu saya, ya...Kalau menurut saya, masyarakat modern ini menuju ke materialistis. Dan cenderung kurang nilai spiritual. Cenderung menafikkan keimanan. Apalagi sejak Nietszche mengumumkan kematian Tuhan.Tren ini menurut saya kurang menguntungkan bagi kelangsungan "filsafat" itu sendiri.Karena menurut saya, filsafat itu ada berada diatas logika, dibawah keimanan. Terletak diantara pemahaman otak dan kearifan iman.Filsafat tanpa otak hanyalah omong besar, mengawang-awang tanpa dasar logika. Sementara filsafat tanpa iman hanyalah kesombongan belaka, sehingga meniadakan Tuhan. Tapi, "filsafat tanpa iman" inilah yang banyak terjadi sekarang. Maka tidak heran kalo tokoh-tokoh filsafat era modern sebenarnya --sepanjang keterbatasan pengamatan saya-- malah kurang berbobot. Pernyataan-pernyataannya pun sangat cepat kadaluarsa.Ya karena itu, hanya berpijak pada pondasi logika --tanpa bergantung kepada keimanan. Kalau sudah begini, filsafat hanya menjadi "untaian kalimat pembenaran" bagi masing2 pemikir. Tidak ada saripati hikmah dan mutiara kebijakannya. Dangkal, dan mudah dikeruhkan.Sementara agama-agama samawi (atau apapun) yang ada juga kurang bisa diadopsi untuk menggapai keimanan itu sendiri. Nggak bisa menjawab tantangan jaman, akhirnya terpinggirkan.....Tantangan jaman dijawab oleh -isme-isme baru yang bermunculan.... Pada akhirnya -isme-isme "penjawab tantangan" ini (liberalisme, demokrasi,komunisme, dll) bahkan menjadi lebih utama dan menjadi substitusi dibanding agama itu sendiri. Maka, sebenarnya -isme2 itulah agama orang modern sekarang ini.Dengan konteks seperti ini, maka semakin jauhlah "gantungan iman" yang diharapkan oleh filsafat.Kita tau -isme-isme itu adalah produk logika yang menjadi pijakan filsafat. Tapi apa daya, pada akhirnya filsafat modern gagal mencapai keimanan. Sehingga dia seperti pinsil yang ditegakkan di atas meja. Dia punya dasar, tapi tidak punya ikatan di atas. Dia akan rentan.

Salam - Haris Fauzi-Pink Floyd:Shine On You Crazy Diamond
.............

Sebelumnya, saya menerima surat dari seorang rekan yang meminta masukan untuk skripsi filsafat-nya.
Tentang filsafat modern. Filsafat ? Wah, ini bukan masalah sepele. Apa yang saya ketahui, apa yang saya jawab, adalah apa yang saya tuliskan di atas.
Di akhir korespondensi, saya baru sadar, bahwa Si Penanya yang akan menyelesaikan skripsi tersebut adalah seorang musisi progressive-rock Indonesia: Hafid Huriawan. Yang bersama kelompok musiknya Paradigma, akan merilis album di akhir tahun ini. Seperti diketahui, musisi pengusung aliran progresif di Indonesia amatlah langka, setidaknya bagi saya. Yang nampak barulah kelompok Discus, Pendulum, dan Imanissimo.

Ya sudahlah Bung Hafid, Selamat menyusun skripsinya, .....dan juga selamat bekerja keras di studio rekaman anda ! [] 13 juni 2005




PEROKOK

Alangkah hebatnya perokok itu. Dia bisa mengatur kondisi keuangannya sedemikian rupa sehingga dia masih dapat membelanjakannya untuk membeli sebungkus rokok. Paling tidak ini adalah manajemen anggaran yang bagus dan konsisten. Saya selaku penggemar lagu dan buku, untuk menyisakan duit bakal pembeli buku atau CD saja susahnya minta ampun.
Tetapi seorang perokok bisa mempunyai budget untuk sehari sebungkus rokok. Sehari tarohlah lima ribu rupiah. Artinya sebulan ada anggaran 150 ribu rupiah. Jumlah yang sepadan dengan pembeli tiga buah buku, atau dua buah CD orijinal. Sementara saya sendiri rata - rata membeli dua buku dalam sebulan.

Bagi yang sudah berkeluarga, si perokok bisa dengan mantab meyakinkan keluarganya perihal pos anggaran yang satu ini. Sementara saya untuk membeli satu buku seharga 80ribu, belum tentu mencapai kata sepakat dengan istri saya. Atau misalnya kemarin saya membeli DVD Genesis seharga 200ribu, saya harus mengakalinya dengan patungan bersama rekan sesama penggemar Genesis. Jadi saya cuma keluar budget 100ribu, dan DVD itu jadi milik bersama.

Konsisten ? Jelas. Anggaran itu bisa tersedia dalam keadaan keuangan apa-pun. Juga tersedia dalam jangka panjang. Konsistensi anggaran ini sulit ditandingi oleh pos - pos yang lain selain pos sembako tentunya.
Saya jadi berpikir, "....andai saya memiliki manajemen anggaran sebaik perokok, bukan tidak mustahil buku - buku koleksi saya akan bertambah dengan konsisten".[] 16 juni 2005



FRUSTASI

Dalam analisa saya 'frustasi' menunjukkan cita - cita, ambisi, dan prestasi sekaligus juga indikasi kecilnya nyali. Seseorang bisa frustasi karena dia memiliki cita - cita yang terlalu sulit untuk diraih. Terlalu ambisius. Atau seseorang yang gagal mengulang prestasi puncaknya.

Seorang gitaris blues-rock, Eric Clapton pernah frustasi hebat. Nama Eric Clapton dalam blantika musik adalah identik dewa. Sebagai musisi grup besar Cream, konco Jimmy Page gitaris Led Zeppelin dan sobat Jeff Beck, Clapton juga ikut andil meng-orbit-kan gitaris negro Jimi Hendrix menjadi gitaris rock terbesar sepanjang masa. Hendrix sendiri menaruh hormat yang sangat luhung kepada Clapton.

Konon Clapton terlanda frustasi hebat ketika dia menganggap dirinya gagal mengulang prestasinya sebagai "dewa gitar dunia". Sang dewa yang menguasai komunitas musik rock dan mencetak lagu seindah "Wonderful To Night". Dia tau, kini dia bukan dewa lagi. Frustasinya berjalan beberapa tahun, sampai akhirnya dia sembuh setelah mendapat dukungan dari beberapa rekannya. Diantaranya adalah musisi Genesis, Phil Collins dalam menggarap album 'August'.
Sejak saat itu Clapton makin mambaik, sehingga dia makin tabah walau harus kehilangan seorang putra kesayangannya yang jatuh dari apartemen. Clapton mengungkapkan kesedihannya lewat lagu "Tears in Heaven". Lagu ini menjadi salah satu tonggak prestasinya di era modern. Ternyata Clapton mampu mengulang prestasinya setelah sembuh dari frustasi, walaupun harus lewat kematian anaknya.

Begitu kuatnya dampak kesembuhan frustasi terhadap kesiapan Clapton menghadapi tragedi anaknya. Bila masih dalam keadaan frustasi, mungkin Clapton tidak akan bisa mencipta "Tears in Heaven", atau bahkan hanya berkubang dengan botol - botol alkohol. Clapton masih punya nyali untuk bangkit dan mengejar prestasinya lagi.

Seperti saya sebutkan di atas, faktor 'nyali' terkait erat dengan frustasi. Seorang yang bernyali kecil, akan sangat mudah terlarut dalam frustasi berkepanjangan. Jimi Hendrix akhirnya harus bunuh diri dalam frustasi karena bernyali kecil. Dia mati muda disaat populer, karena ketakutan akan lunturnya popularitasnya. Semacam post-power syndrome. Hendrix tidak punya cukup nyali untuk menghadapi kenyataan, hingga dia harus berkubang dalam frustasi.

Dari satu sisi frustasi itu memang diperlukan. Karena dalam keadaan gagal, hampa, dan ketidak tahuan, kita membutuhkan waktu sejenak untuk merenung dan introspeksi. Introspeksi untuk kembali melangkah dan bertanding. Inilah yang dilakukan Clapton dan memutuskan untuk menggandeng si Jenius Phil Collins. Setelah kita mengambil langkah baru, kita bisa dengan mudah secara bertahap melupakan kekalahan kita. Clapton tau, prestasi tidak akan bisa diraih hanya dengan terjerembab dalam frustasi.

Apa yang terjadi bila kita tidak melakukan introspeksi dalam ke-frustasi-an diri ? Yang jelas, kita tidak akan mendapatkan langkah segar. Dan pula, apakah perlunya kita terlarut dalam frustasi ? Apakah prestasi yang melayang itu bisa kita dapatkan hanya dengan terbengong - bengong dalam frustasi ? Tentu saja tidak.
Frustasi yang berlarut - larut sejatinya malahan akan membuat kita terpuruk, makin kelam, dan makin bodoh. Dan bila kita bernyali kecil, maka tragedi kematian Hendrix mungkin akan menyergap kita. Jimi Hendrix, gitaris besar bernyali kecil itu terkikis oleh frustasi dirinya sendiri. Dia harus mati karena kebodohannya.[] 17 Juni 2005



SAJADAH TERLALU LEBAR


Sajadah adalah alas orang Islam untuk sholat. Terbuat dari kain, --biasanya lembut,-- dan terdapat bermacam ukuran. Ada yang berukuran kecil, hanya cukup untuk naroh kepala. Ada yang lebar atau panjang, biasanya digunakan di mesjid, semacam karpet. Yang normal sih seukuran orang sujud, seratus sepuluh kali enam puluh senti. Ukuran lebar sajadah ini tidak baku, ada yang lebih lebar --lebih dari enam puluh senti, ada juga yang cuma sekitar lima puluh senti.

Ukuran lebar sajadah ini sebenarnya tidak jadi perkara rumit ketika seseorang itu melakukan sholat sendirian. Namun hal ukuran lebar ini jadi perkara besar ketika dilakukan sholat berjamaah. Masalah timbul ketika dalam jamaah itu banyak orang - orang yang menggunakan sajadah yang terlalu lebar, melebihi 60 senti. Maka shaf (baris) sholat jamaah itu tidak akan rapat. Sajadah yang terlalu lebar itulah penyebabnya. Padahal bila tiga sajadah lebar dijajar, sebenarnya bisa digunakan oleh empat orang. Namun aktualnya tiga sajadah itu hanya digunakan oleh tiga orang saja. Satu sajadah untuk satu orang. Ini tentunya menyebabkan adanya celah.

Dampaknya adalah ketidak-sempurnaan sholat. Seperti kita ketahui, kesempurnaan sholat adalah bila sholat tersebut dilaksanakan secara berjamaah. Dan kesempurnaan sholat jamaah adalah bila shaf - shaf-nya terisi rapat dengan prioritas shaf terdepan. Dalam suatu dalil disampaikan bahwa sang Imam sebelum memimpin sholat jamaah hendaknya mengingatkan jamaahnya untuk mengisi dan merapatkan shat terdepan.

Saya pernah mendengar dari guru saya, apabila shaf pertama bercelah (tidak rapat), maka shaf - shaf berikutnya tidak masuk hitungan shalat berjamaah. Dengan dosa terbesar ditimpakan kepada shaf kedua --atau yang terdekat dengan shaf yang bercelah.[] 20 Juni 2005

No comments: