Tuesday, August 03, 2010

kenisah : tentang Muhammad


TENTANG MUHAMMAD

Tentunya sudah banyak buku yang mengupas tentang sosok nabi terakhir yang bernama Muhammad SAW. Dan, tentunya ada beberapa yang saya berkesempatan membacanya. Berikut enam buku yang sempat mampir dalam kesempatan baca saya.

Patut diingat, bahwa saya dalam membaca tidaklah senantiasa tertib, kadang meloncat, kadang terhenti dan berganti bacaan. Walau tidak selalu seperti itu. Mangkanya, beberapa uraian yang saya bikin tentang sebuah buku bisa jadi berbeda dengan apa yang ada dalam kepala anda –walau buku yang dibaca sama--. Perbedaan persepsi ini tak lain disebabkan karena adanya perbedaan cara membaca.

Buku berjudul "Hayatu Muhammad" ini jelas merupakan salah satu rekomendasi terbaik yang pernah dilakukan oleh banyak orang. Sayapun menganjurkan buku ini untuk menjadi referensi utama. Ditulis oleh seorang penulis spiritual ternama asal Mesir, Muhammad Husain Heikal, dan diterjemahkan oleh sastrawan relijius Indonesia, Ali Audah. Ditambah pula kata sambutan dari Prof. Hamka. Komplit kan ?

Selain itu, yang membuat saya tertarik pertama kali terhadap buku ini adalah slogan di halaman depan yang berbunyi," Untuk mereka yang mencari Kebenaran demi kebenaran semata". Rekan saya memuji setingi langit buku ini lantaran kesederhanaannya. Buku yang menceriterakan riwayat hidup Muhammad ini memang dituturkan dengan kebersahajaan, tanpa banyak embel – embel puitis hiperbolis. Biasa, datar, namun sarat makna.

Sesuai judulnya, buku ini bertutur tentang perjalanan hidup, peri hidup, dan segala yang terkait dengan kehidupan tokohnya. Bila ditilik dari metode penulisannya maka buku ini condong menjadi buku literatur ilmiah. Namun tidak hanya itu. Dengan padatnya muatannya, buku ini juga merupakan buku reliji, pedoman moral, sekaligus buku filsafat dunia - akhirat. Cocok kiranya dengan ketebalan sekitar tujuh ratus halaman, yang mana dengan kejeniusannya, Haekal berusaha memuat semaksimal mungkin nilai dan makna yang layak untuk dipelajari dari perjalanan hidup seorang Muhammad. Kalo boleh dikata, buku ini merupakan warisan peradaban yang tinggi nilainya.

Filosof Iran Dr. Ali Syariati juga tidak ketinggalan menuliskan riwayat hidup Muhammad. Buku yang saya punya adalah era Madinah, yang berkisah perjalanan dan perjuangan Muhammad semenjak hijrah hingga wafat. Buku tersebut berjudul "Rasulullah SAW : sejak hijrah hingga wafat" diterjemahkan oleh Afif Muhammad. Sebagaimana biasa, Ali Syariati sanggup menulis dengan dua sisi yang berbeda. Satu sisi sangat logis dan berapi – api menggerakkan semangat juang, dan suatu kali dia bisa menuliskan bait – bait yang membuat pembacanya meneteskan air mata saking terharunya. Utamanya pada lembar detik – detik menjelang wafatnya Muhammad.

Syariati adalah seorang sosiolog dan penggemar sejarah. Mangkanya tulisannya seakan memiliki pijakan yang pasti dan runutan yang teliti.Walau tentunya tidak semua mile stone sejarah dicantumkan. Buku ini hanya memuat seperlunya saja kaleidoskopnya, namun jelas runutannya. Buku ini tidak tebal, hanya sekitar seratus tiga puluhan halaman. Dari sekian halaman itu, tidak didominasi oleh angka – angka tahun sejarah. Syariati mengutamakan benang merah ketimbang urutan kalender. Oleh karena itulah buku ini tidak menjadi tabel semata, melainkan menjadi bermuatan penuh makna.

Ali Syariati, pengagum Ali bin Abi Thalib ini membuka bukunya dengan selembar kata pengantar yang menyebutkan, "… saudara – saudara kita dari kalangan Sunni".

Selain buku biografi tulen yang berceritera ihwal riwayat hidup, setidaknya ada dua buku yang mengupas secara dominan sisi profesi Muhammad. Satu buku berjudul "Muhammad sang Negarawan" tulisan W.Montgomery Watt. Entah kenapa saya tertarik membaca tulisan – tulisan Watt ketimbang penulis eropa lainnya,Karen Armstrong, misalnya. Padahal biografi karya Armstrong rasanya lebih populer ketimbang tulisan Watt.

Secara subyektif bagi saya Watt bisa memposisikan dengan baik tanpa terjebak bermacam tendensi yang melatar belakangi kultur Eropa. Lebih seperti Edward W Said yang banyak menuliskan dunia Islam dari sisi kecendekiawanannya, Watt dalam bukunya menceriterakan kehebatan sosok negarawan agung yang layak dijadikan tokoh dan panutan bangsa manapun dan kapanpun.

Buku 'profesi' kedua adalah karya Afzalur Rahman yang berjudul "Muhammad sang Panglima Perang". Jelas, dalam buku ini didominasi urusan perang. Bila dalam buku karya Watt ditekankan betul bahwa Muhammad adalah negarawan yang arif, lembut, mengandalkan diplomasi yang solutif, maka dalam buku kedua ini kilatan pedang dan perang fisik menjadi menu utama.
Berawal dari betapa penekanan dari pihak luar begitu keras terhadap Muhammad, maka, pada tingkat kesabaran tertentu, Muhammad harus mengangkat pedang. Memang semua petempuran yang dikisahkan dalam buku ini selalu berawal dari titik ajaran Muhammad sendiri, bahwa membela diri itu adalah keharusan. Maka tak heran bahwa ekspansi wilayah hingga dataran Eropa-pun sebenarnya bermula dari niatan untuk membela diri.

Buku karya Azfalur Rahman yang banyak bertutur tentang aspek militer ini menguatkan posisi Muhammad sebagai manusia biasa, bukan manusia super atau berkekuatan ghaib. Bahwa prestasinya yang hebat dalam peperangan adalah lantaran memang Muhammad adalah manusia yang hebat dan cakap dalam strategi peperangan. Walau tidak semata-mata itu. Karena seperti kita ketahui, bala tentara malaikat tak pernah jauh dari Muhammad dalam setiap peperangan.

Membaca buku ini mengingatkan kepada sebuah buku teknis praktis seni berperang Sun Tzu. Walau tak se-filosofi Sun Tzu.

Buku berikutnya hasil karyaTasaro GK yang menuliskan biografi Muhammad SAW dari sisi yang berbeda. Buku berjudul lengkap "Muhammad – Lelaki Penggenggam Hujan" ini menceriterakan kemuliaan Muhammad dari sisi manusia lain, jadi ada seseorang tokoh yang sepanjang hidupnya mencari sosok ideal. Menurut dia, tokoh ideal itu bernama Muhammad. Gitulah ceritanya.
Memang buku ini adalah novel, novel sastra tepatnya. Dengan gaya bahasa sastra modern, Tasaro bertutur ulang dengan sudut yang lain daripada yang lain.

Terus terang kemasan novel inilah yang membuat buku ini memiliki nilai lebih, karena akan memperkaya nuansa dan 'taste' dalam membacanya. Dan, bila 'taste' itu ternyata memikat dan menjadikan ketagihan, maka buku setebal lima ratus halaman lebih itu akan dengan mudah dilahap.

"Akhlaq Rasulullah" tulisan Muhammad Abdul Aziz Al Khuli rupanya lebih mirip sebagai buku pelajaran. Sangat bertolak belakang dengan gaya penulisan Tasaro GK yang populis dan nyastra. Buku "Akhlaq Rasulullah" memang disusun seperti buku akademis yang berisi poin – poin, dalil, dan uraian seperlunya. Namun dengan keserhanaan penyajian, buku ini jadi lebih mudah sebagai buku referensi tentang akhlakul karimah. Cukup mencari dalam daftar isi, maka kita akan dengan mudah menemukan topiknya, dalilnya, dan memetik pelajaran darinya.

Buku ini cukup lengkap, setidaknya memuat lebih dari seratus perkara akhlak yang patut diteladani, berikut uraian dalil – dalil yang menguatkannya. [] haris fauzi – 2 agustus 2010

salam,

haris fauzi

No comments: