Monday, March 21, 2011

kenisah : menggulingkan emas

MENGGULINGKAN EMAS

 

Sebetulnya mungkin tidak hanya urusan emas. Tapi lebih asik bila opini pribadi ini dimulai dari urusan logam mulia bernama 'emas'. Karena kebetulan saya pernah menyimpan emas, dan kebetulan saya juga pernah menyimpan duit dollar, maka sedikit banyak saya sekarang mengerti bahwa harga dollar amerika merosot terhadap harga emas.


Saya ingat, tahun lalu pernah seorang teman hendak berniaga dengan salah satu calon kolega dari Libya, dengan dukungan Muammar Qaddhafi, pemimpin yang sekarang sedang berjibaku melawan agresi amerika serikat. Sang teman yang menjajagi perniagaan tersebut bercerita banyak, salah satu kisahnya adalah cerita tentang pesan dari calon kolega. Orang yang mengaku dekat dengan Qaddhafi tersebut member wejangan," Bila perniagaan dengan Libya ini gagal, jangan risau. Libya memang negara independen yang kaya, yang mana kebijakan pemerintahnya diatur sendiri oleh Libya. Namun bila perniagaan ini gagal, ada negara lain yang kaya juga, yakni Iran dan Suriah. Anda bisa jajagi mereka. Jangan khawatir… Negara tersebut kaya karena mereka berdagang menggunakan emas".


Libya memang kali ini sedang kaya. Tatanan ekonominya yang berbasis emas cukup stabil. Demikian juga dengan Iran. Seperti kita ketahui, nilai emas melambung terus dibanding harga dollar amerika. Di Indonesia harga emas murni sepuluh tahun lalu sekitar lima puluh ribu rupiah per-gram, sekarang mencapai empat ratus ribu rupiah. Bandingkan dengan dollar amerika yang sepuluh tahun lalu pada kisaran delapan ribu rupiah, dan kini pada kisaran sembilan ribu rupiah.


Alkisah keterkaitan antara emas dan dollar amerika adalah pada niat amerika untuk menjadi penguasa ekonomi dunia. Dan dengan melesatnya nilai emas, tentunya hal ini jadi kendala besar untuk misinya itu, karena amerika memaksakan menjadi penguasa dengan bekal dollar amerika. Bila nilai dollar amerika terus merosot, maka akan banyak negara yang meninggalkan mata uang dollar amerika. Dan ini sudah cukup banyak terbukti. Kini sudah banyak negara yang memprioritaskan untuk mengganti cadangan devisa dari dollar amerika menjadi emas. Istilahnya, emas lagi naik daun sekarang.


Ya. Tentunya fakta itu merisaukan amerika. Cara ringkas untuk meningkatkan performa mata uang dollar amerika tentunya tidak mudah. Emas memang sudah 'Sunatullah' menjadi basis mata uang terbaik. Sayangnya amerika tidak mau mengerti ini. Maunya adalah dollar dan dollar. Keterpurukan ekonomi amerika beberapa tahun terakhir memperparah keadaan ini. Maka tidak ada jalan lain untuk menaikkan pamor dollar amerika selain dengan jalan mencoba 'menenggelamkan' nilai emas.


Menenggelamkan emas ? Bagaimana caranya ? Kestabilan ekonomi negara – negara pengguna emas menjadi salah satu pilar kekuatan mata uang berbasis emas. Ini yang hendak dijungkir - balikkan oleh amerika. Maka, dengan menggoyang ekonomi negara – negara tersebut, diharapkan mata uang berbasis emas akan merosot. Lazimnya dalam sebuah negara, bila mereka carut – marut ekonominya, maka mata uangnya akan merosot jatuh. Teori yang mudah sekali dinalar.


Nah, untuk menggoyang ekonomi sebuah negara, maka cara termudah adalah menggulingkan pemimpinnya. Sejatinya pemimpin negara mana-pun akan selalu rentan terhadap rongrongan isu demokratisasi. Bahkan presiden yang paling demokratis-pun mudah gerah dengan isu yang satu ini. Mungkin satu – satunya pemimpin yang tidak mempunyai cela untuk segala urusan hanyalah Muhammad SAW. Bila Hosni Mubarak dan bila Muammar Qaddhafi telah memimpin puluhan tahun, maka lama-nya masa pemerintahan menjadi isu utama sebagai tertuduh. Sementara Ahmadinejad yang tegas, malah dituduh otoriter. Padahal sejatinya baik - tidaknya pemimpin bukan terkait langsung dengan lama tidaknya dia memerintah. Banyak juga presiden yang sebentar berkuasa namun brengsek, contohnya George W. Bush.


Maka isu demokratisasi itu-pun ditiupkan. Harapan amerika adalah agar negara – negara kaya dan independen itu akan goyah, dan lantas terguling para pemimpinnya. Setelah pemimpinnya terguling, maka ekonominya akan carut - marut. Semakin kacau – balau, maka semakin menyenangkan amerika. Dan setelah itu, tentunya diharapkan mata uangnya akan ambles tenggelam. Bila ini terjadi, harapan amerika adalah mata uang dollar mereka akan melambung dan menisbatkan mereka menjadi penguasa ekonomi dunia. Tak heran bila Hillary Clinton – pun ikut dengan getol menghembuskan isu dan fitnah ini agar negara – negara pengguna emas berkobar membara. Ketika Mobarak terjungkal, Hillary berkirim pesan kepada para oposisi Iran," Rakyat Iran berhak menikmati demokrasi seperti rakyat Mesir". Sebuah provokasi untuk menggulingkan Ahmadinejad, presiden tangguh dari Iran.


Apa bisnis yang cukup menggiurkan di kalangan pebisnis amerika ? Salah satunya adalah pabrik senjata. Bila mesiu terus digunakan, maka banyak pekerja amerika yang kembali bergairah memproduksi senjata. Seperti kita ketahui, sebetulnya jumlah pabrik senjata di amerika jauh lebih banyak daripada di Irak, yang pernah dibumi-hanguskan oleh amerika dan inggris gara – gara 'katanya' punya beberapa pabrik senjata. Maka jangan terkejut bila ternyata terjadi perang saudara di Libya, maka donasi senjata adalah dari amerika. They talk about peace but still making guns. Bull-shit ala amerika.


Tidak hanya itu. Konon tahun – tahun ini merupakan tahun dimana angka pengangguran amerika mencapai puncak tertinggi. Terlalu banyak orang menganggur di amerika, dan rupanya pasukan sukarela internasional merupakan jalan terbaik untuk menyalurkan para pengangguran tadi. Maka tak heran bila tentara asal amerika sering berbuat tercela di lokasi dia bertugas. Angka pengangguran yang tinggi ini-lah yang salah satunya memotivasi amerika untuk menggalang dan menggerakkan pasukan agresor pengangguran dibawah legitimasi sekutu.


Selain bisnis senjata dan memobilisasi pengangguran menjadi tentara sekutu, orang amerika memiliki sejumlah lakon bisnis konstruksi. Bila ada suatu negara yang babak – belur hancur- lebur gara – gara perebutan atau penggulingan penguasa, maka sudah bisa dibayangkan, betapa banyak proyek infrastruktur dan konstruksi yang ada di depan mata. Angkatan perang amerika yang menghancurkan, setelah itu pebisnis kontraktor amerika yang membangun. Belakangan, rakyat setempat yang kelimpungan membayar hutang biaya pembangunan tersebut. Irak bersiap untuk hal ini, membayar hutang berkepanjangan.


Tidak hanya itu. Negara yang sengsara ekonominya anjlok karena pemimpinnya terguling, biasanya juga butuh suntikan dana, seperti peran IMF begitulah. Maka, setelah negoisasi pembangunan ulang terjadi, maka itu saatnya bagi para rentenir – rentenir kapitalis beraksi. Dan dibalik itu semua, para maniak emas hitam amerika yang sudah kesohor-kondang akan keserakahannya, akan berpacu menghisap minyak dari negara – negara yang semula toto tentrem kerto raharjo itu. Terkutuklah mereka yang membuat kerusakan di muka bumi. Tuhan menjanjikan laknat bagi mereka. [] haris fauzi, 21 maret 2011

 


1 comment:

Anonymous said...

Yang Mulia Presiden Soeharto, yang telah melakukan mass-genocide komunis dan nasionalis kiri tahun 1965, mengijinkan eskplorasi tambang emas di Tembagapura dengan UU PMA 1967, mendevaluasi mata uang rupiah hingga nyaris menjadi Rp 20 000,00 per dollar AS tahun 1997, kemudian menandatangani Letter of Intent dengan IMF tahun 1998, telah menunjukkan peran historisnya sebagai Bapak Pembangunan Bangsa.