Seminggu ini ada dua kejadian provokasi. Sungguh menyedihkan. Satu provokator beraksi ketika diadakannya Aksi Bela islam 411 di Monas Jakarta. Seorang pria provokator berteriak - teriak "Bakar gereja !" berulang - ulang. Untungnya peserta aksi berhasil mengamankan pria ini. Setelah dibekuk, pria provokator ini ternyata membawa KTP dengan identitas non-muslim. Aksi provokasi berlangsung juga pada malam harinya sehingga membawa korban meninggal dan luka - luka. Apakah ini bukan aksi provokator ? Pasti ini provokator, namun dia tidak sukses mengemban misinya. Bayangkan apabila ulah dia berhasil, maka akan ada bentrok besar - besaran di Monas kala itu. Sungguh kegilaan tak bernalar. Apapun, adanya korban meninggal dalam kasus provokasi ini mencatatkan kelakuan bengisnya.
Kejadian kedua adalah peristiwa pelemparan bom molotov di Samarinda pada Minggu 13 Nopember 2016. Dilakukan oleh gerombolan bengis Bom Buku, aksi ini mengakibatkan korban meninggal, diantaranya bocah. Tujuannya jelas, menciptakan provokasi dan mencemarkan nama Islam. Menciptakan provokasi, karena hendak memecah persatuan. Mencemarkan Islam karena para pelaku teroris bayaran ini mengenakan baju berlabel Islam. Apa maksudnya coba ?
Bila kita bertanya maksudnya, maka dua kejadian provokasi diatas jelas terangkai. Dalam Aksi Bela Islam yang diikuti jutaan ummat Islam, provokator (yang katanya ber-KTP non Islam) malah menghasut untuk melakukan pembakaran gereja. Tujuannya jelas, menciptakan kerusuhan besar, menciptakan image buruk bagi Islam. Demikian juga maksud pengebom Samarinda yang sengaja mengenakan kaos bertulis "jihad".
Dua kelakukan bengis provokator itu, mencatatkan korban meninggal. Memang provokator yang hendak mencitrakan Islam buruk itu selalu seperti itu. Jangan lupa dunia masih digegerkan dengan ISIS yang juga melakukan hal serupa bukan ? Dan ingat, ISIS itu binaan CIA dan Mossad, notabene bukan organisasi Islam. Dari skema nasional dan internasional ini, jelas ditarik garis merah, bahwa aksi teror, aksi provokasi, aksi ISIS adalah gerakan masif yang bertujuan dua hal, menciptakan teror dan kerusuhan, serta untuk menyudutkan Islam. Targetnya menyudutkan Islam. Mereka tidak peduli mau berapa korban lagi. [] haris fauzi, 14 nopember 2016
No comments:
Post a Comment