Friday, August 10, 2018

Islam sebagai Solusi dalam Pilpres

Dari dua pasang Capres-Cawapres, umat Islam Indonesia mengalami kemajuan pesat. Pada kubu Capres Jokowi, posisi umat Islam terwakili dimana ada Cawapres tokoh NU KH Maruf Amin, salah satu tokoh gerakan Aksi Bela Islam 212, GNPF MUI. Jadi ada gerbong MUI dan ustadz NU disitu. Banyak ulama di gerbong tersebut.
Untuk Capres Pak Prabowo, sudah jamak didukung banyak partai Islam, yang juga berisi banyak ulama dan ustadz. Calon Wapres-nya, Sandiaga Uno sendiri berasal dari keluarga relijius, namun tidak banyak diketahui. Khalayak lebih faham Sandiaga sebagai bisnisman muda yang berhasil. Padahal sejatinya Bang Sandi itu nyantri, ibadah ritual dan sedekahnya sulit dikalahkan.
Jadi, baik Jokowi atau Prabowo, insyaa Allah umat Islam Indonesia memiliki tokoh - tokohnya yang akan berkiprah membangun bangsa dan negara. Apa ini bukan kabar bagus ?
Nikmat apa lagi yang kau dustakan ?
Ini kemajuan yang masif. Paska Aksi Bela Islam 212, pertimbangan kaidah Islam sebagai solusi bangsa memang menguat. Ini tren bagus. Alhamdulillah. Bursa pilkada dan pilpres mau nggak mau ikut menyorot ketokohan ulama dan ustadz. Tentunya berikut da'wah dan syariah-nya. Lihat saja. Dalam merekrut Cawapresnya, Jokowi harus rela meminggirkan tokoh nasionalis jumawa yang bertaburan di sekelilingnya dan mau nggak mau menggandeng ulama. Massa 212 juga harus rela KH Maruf Amin digandeng Jokowi. Seperti kita faham, massa 212-lah yang beberapa tahun silam memenjarakan Ahok, karib dekat Jokowi, yang terindikasi melecehkan al Qur'an. Di belakang aksi 212 yang sungguh sungguh luar biasa ini, ada KH Maruf Amin sebagai salah satu penggeraknya. Jokowi berubah haluan ? Bisa jadi. Saya harap demikian. Bersalamannya Jokowi kepada KH Maruf Amin adalah rupa jalan tengah. Jalan tengah demi kebaikan bersama.

Bagaimana dengan pasangan Prabowo - Sandiaga ? Berjuta ulama dan partai Islam berada di kubu Prabowo. Meng-"hijau", demikian istilah politiknya. Di belakang kedua calon ini sudah sejak lama berdiri kokoh para ulama dan politisi alim. Mereka semua berdiri tegar demi kebenaran, demi Islam. Walaupun Prabowo dan Sandi tidak bergelar Kiyai Haji, namun keyakinan tinggi mereka akan dan selalu mendengarkan nasehat ulama dan suara partai Islam. Ulama dan umat Islam banyak berharap kepada pasangan Prabowo - Sandiaga.

Memang banyak pertanyaan yang akan muncul terhadap kedua pasangan. Baik pasangan Jokowi-Maruf atau Prabowo-Sandi. Tapi itu bukan kendala besar. Selama kaidah Islam ditaati, insyaa Allah dimudahkan.
Yang tak kalah penting berikutnya adalah bagaimana langkah selanjutnya apabila salah satu dari capres tersebut menang dalam pemilihan umum preaiden 2019. Bagaimana mengawal pemerintahannya supaya tidak terjadi penistaan agama islam lagi, misalnya.
Dengan metodologi seperti ini, insyaa Allah solutif. Walau saya yakin ini tidak bakal bisa memuaskan semua orang. Lha kok semua orang, kalo merujuk kepada kesempurnaan, bagi saya pribadi kedua pasang calon tersebut masih jauh dari sempurna. Namun ini realitas. Mudah saja. Begitu menurut saya. Dipikir gampangnya saja. Wallahualam. [] haris fauzi



foto : netralnews.com



No comments: