Friday, May 15, 2020

Jin Tarawih

Ramadhan 1439 H, Tanjung.

2018. Saat itu saya sedang dalam penempatan di sebuah proyek.  Proyek pembangunan fasilitas migas di Tajung, Kalimantan Selatan. Layaknya kerja proyek seperti itu, kami menyewa dua buah rumah untuk penginapan pekerja, saya menginap di salah satunya. Rumah sewa seperti ini kami biasa menyebut dengan 'mess'. Saya dan beberapa rekan pria menginap di lantai dua, staff wanita di lantai dasar.

Saat itu bulan ramadhan. Beberapa kali saya sholat tarawih di masjid, beberapa kali saya melaksanakan di mess, berjamaah bersama rekan - rekan. Suatu malam, kami bersepakat melaksanakan tarawih di lobi lantai dua, yang biasa digunakan pramuwisma untuk menyetrika pakaian, juga biasa digunakan oleh rekan - rekan untuk kongkow. Peserta tarawih seingat saya ada dua atau tiga orang karyawati, Diaz dan Fida. Satunya saya lupa. Di depannya ada barisan pria. Adrian, Eko, entah siapa lagi. Lupa. Yang jelas ada Rully di ujung kanan shaf pria. Harusnya Rully ini paling ujung kanan. Kebetulan saya didaulat menjadi imam. Saat sholat, karena kegerahan maka lampu di matikan, hanya pintu menuju teras dibuka agar ada cahaya dan hembusan angin masuk dari luar.

Selama saya menjadi imam, baru kali itu setiap ruku seperti melihat bayangan putih di ujung kanan, sebelah kanannya Rully. Namun setiap salam, yang mana saya berkesempatan untuk melihat dengan lebih jelas, otomatis bayangin itu menghilang. Saat salam saya hanya melihat sepersekian detik lantas lenyap dalam sekejap. Pada saat ruku berikutnya, saya bisa melihatnya lagi, namun keterbatasan sudut pandang posisi ruku tidak bisa membuat saya yakin dengan jelas atas pengelihatan saya. Yang jelas konsentrasi saya terganggu, ga perlu penjelasan lagi. Setelah mengganggu pengelihatan saya,  bayangan putih itu melenyap lagi saat salam. Demikian terjadi setiap rokaat dan setiap salam. Saya menahan diri untuk tidak bertanya kepada jamaah selama prosesi sholat hingga sholat witir berakhir.

Setelah usai witir, berdoa, kami bubar menuju kamar masing - masing. Sekitar seperempat jam setelah itu barulah saya mengetuk kamar Rully. Saya hendak menanyakan ihwal bayangan tersebut. Apakah mata saya yang silap, ataukah memang ada sesuatu. Rully ini orangnya memang setengah faham dunia ghaib. Konon sering melihat atau bercengkrama dengan makhluk ghaib. Maka, sepertinya cocoklah orangnya dengan bakal pertanyaan saya. "Rul, tadi disebelahmu ada apaan sih ?". saya membuka percakapan dengan tanda tanya. Mendengar pertanyaan saya, Rully yang hobi kopi Aceh ini lantas menyahut,"... yang baju putih ya ?". Tanpa panjang lebar kami langsung sepakat. Kami melihat hal yang sama. Saya belum menyebutkan warna, Rully telah mengonfirmasi warnanya. Setelah itu kami membicarakan kopi Aceh bawaannya, dan anehnya kalo yang menyeduh Rully maka rasanya lebih enak daripada seduhan saya atau teman lain. Bahkan seduhan Rully pernah saya duga sebagai biang yang membuat saya halusinasi saat tidur. " Ini ada ganjanya ya ?". Kontan Rully menolak pernyataan saya tersebut.

-----

Ramadhan 1441 H, Bekasi.

2020. Sebelum ramadhan saya sudah menyelesaikan tugas on site. Jadi kembali bekerja di kantor pusat. Lokasinya di Jatiasih Bekasi. Suatu hari saya berkesempatan ngobrol sejenak dengan beberapa rekan, termasuk Fida, rekan satu tim dua tahun lalu di proyek Tanjung. Entah kenapa saat itu pembicaraannya bertopik hal kendala yang terjadi di lokasi - lokasi proyek. Namun karena pembicaraan santai saat jam istirahat, jadinya yang dibahas adalah topik kendala 'aneh - aneh', termasuk hal ghaib. Saat itu entah ingat dari mana Fida berkata,"... itu ... di mess Tanjung, pas tarawih di-imam-i pak Haris, ada yang ngikut. Bayangan putih. Dari tempat saya kelihatan jelas ...". Jreng. Pertanyaan dua tahun lalu yang saya tanyakan ke Rully, tekonfirmasi dengan jelas kini. Fida sholat di shaf belakang Rully, jadi dia bisa melihat dengan lebih jelas daripada saya. [] haris fauzi, 15 mei 2020

No comments: