Monday, October 05, 2020

KONTROVERSI COVID 19 : RUANGAN BER-AC

Ada yang bilang bahwa ruangan ber-AC akan lebih beresiko menularkan virus Covid 19. Ini sangat benar. Karena ruangan ber-AC biasanya memiliki siklus ventilasi udara yang relatif tertutup. Tetapi bila ruangan yang seharusnya ber-AC, lantas AC-nya dimatikan tanpa melakukan pembukaan jalur ventilasi udara, maka ruangan akan menjadi pengap. Ruangan yang pengap ini menjadi lebih beresiko menularkan dibanding dengan ruangan ber-AC.

Penjelasannya begini. Ruangan tertutup beresiko menjadi pengap. Semakin padat orang di dalamnya, semakin cepat menjadi pengap dan makin pengap. Apa sih pengap itu ? Kekurangan udara. Betul, sederhananya seperti itu. Dalam udara yang penuh orang, sehingga pengap, maka kandungan air dalam udara itu akan naik. Karena orang bernafas mengeluarkan udara lembab. Semakin pengap, semakin lembab. Demikian.

Kelembaban udara ini mempengaruhi berat jenis udara. Udara secara normal memiliki berat jenis yang lebih kecil dibanding air. Air lebih berat dibanding udara. Jadi, bila ada udara di dalam air, maka normalnya udara tadi cenderung naik, karena lebih ringan. Demikian juga bila ada air yang cenderung turun / jatuh dalam udara. Bila udara lembab penuh air, maka adanya air akan melayang - layang tak kunjung jatuh. Seperti kita ketahui, virus covid 19 adalah droplet. Artinya cair. Maka, bila udara sekitarnya terlalu pengap dan sangat lembab, maka virus itu tak kunjung jatuh, dan beresiko terhidup orang. Kebalikannya, bila udara sekitarnya tidak pengap dan tidak lembab, maka bila ada orang yang terinfeksi Covid 19 bersin, maka virus itu tak lama langsung jatuh ke tanah, karena berat jenisnya lebih tinggi dari udara. Tak sempat terhirup oleh orang lain.

Disinilah fungsi AC. AC kepanjangannya adalah Air Conditioner. Dalam bahasa teknis disebut "Mesin Pengkondisi Udara". Tugas utamanya adalah menurunkan kelembaban suatu udara sehingga udara tetap segar. Cara menurunkan kelembabannya adalah dengan --salah satunya-- menggunakan freon yang mampu mengikat kandungan air di udara. Produk buangan dari AC salah satunya adalah tetesan air. Itu hasil serapan freon. Dengan diturunkannya kelembaban, maka udara lebih mudah dikondisikan saat menurunkan temperaturnya. Jadi, udara hasil kerja AC itu cenderung kering, dan dingin. Maka, bila dalam ruangan tertutup, dengan dimatikannya AC malah meningkatkan resiko penyebaran virus. Karena udara menjadi lembab dan pengap. Apakah suhu ruang berpengaruh ? Katanya begitu. Memang ada rentang suhu yang dianjurkan agar virus tidak mudah menyebar.

Untuk ruangan tanpa AC, salah satu cara menetralisir kelembaban atau kepengapan yang terjadi adalah dengan membuka sebanyak - banyaknya jendela ventilasi. Sehingga udara tidak sempat pengap, sudah berganti dan ter-netralisir dengan aliran udara yang terjadi. Dengan selalu terjadi pergantian udara, maka kelembaban bisa diminimalisir. [] haris fauzi, 05 Oktober 2020

 

ilustrasi : rumah.com

No comments: