Wednesday, March 29, 2006

[opening]

KENISAH & MENULIS

‘KENISAH’ sejatinya adalah kolom tulisan – tulisan saya. Tulisan tentang apa saja yang melintas di pikiran saya sehari-harinya, sampai tibalah waktunya saya dijuluki sebagai ‘penulis amatir’.
Sebagai penulis amatiran, sebetulnya saya menyukai dunia tulis menulis sejak masih SMP. Saya selalu mencoba untuk menggoreskan pena mulai dari majalah dinding, majalah sekolah, hingga beberapa naskah saya kadangkala di muat di koran regional Jawa Timur.
Ketika kuliah-pun saya tidak lepas dari kegiatan jurnalistik mahasiswa. Namun ketika tahun 1995 saya harus bekerja di sebuah perusahaan otomotif, otomatis kegiatan menulis saya ter-anak tiri-kan. Sampai akhirnya tahun 2004 saya bertekad untuk mencoba menulis lagi. Saat itu dan hingga saat ini-pun saya masih aktif bekerja di industri otomotif. Saya tidaklah banting setir profesi. Saya masihlah lulusan sekolah teknik.
Bukannya kenapa, namun bagi saya, prosesi menulis merupakan pemicu untuk kegiatan yang lainnya. Dengan menulis, saya menjadi lebih sering mengasah otak, berdiskusi, dan membaca segalanya. Akibatnya saya tidak gagap-obrolan. Bisa nyambung dalam banyak hal pembicaraan.Dengan menulis saya juga otomatis lebih intens membaca buku atau-pun membaca tanda – tanda kehidupan. Syukur – syukur bisa lebih memaknai rutinitas hidup. Dengan begitu saya menjadi lebih peka.

Menulis juga memotivasi saya untuk bisa ‘memberikan sesuatu’ kepada orang lain. Tak pelak lagi menulis merupakan aktivitas yang bisa bermanfaat bagi orang lain, tentunya ini menambah pahala pula.
Dan salah satu yang terpenting, menulis’kenisah’ mengajari saya untuk menjadi sosok yang konsisten. Kenapa ? karena format reguler kemunculan tulisan kenisah membuat saya berusaha untuk menulis secara ajeg. Tulisan – tulisan kenisah sejatinya berformat e-mail dan saya kirimkan kepada rekan – rekan saya. Tentunya dari mereka ada yang cukup punya perhatian apabila saya telah cukup lama belum kunjung menulis jua.

Ihwal menulis, semakin kita ajeg melakukannya akan semakin mudah. Mudah dalam menemukan tema karena kita semakin peka, juga semakin mudah pula kita menuangkan dalam format abjad karena makin terlatih merangkai kalimat. Bagi pembaca-pun, mereka jadi semakin faham lekuk dan tipikal tulisan kita. Tulisan kita makin men-ciri, dan pembaca-pun makin hafal dengan ciri tulisan – tulisan kita. Inilah identitas yang terbangun antara penulis dengan pembaca.

Ditengah – tengah pekerjaan saya sebagai rekayasawan;-- dengan seabrek alasan di atas itulah saya berusaha untuk meluangkan – atau lebih tepat mencuri waktu—untuk menulis. Setidaknya itu tadi : menjadi penulis amatiran.
Hampir semua tulisan kenisah saya buat di kantor. Biasanya memakan waktu sekitar dua puluh menit. Yah, cukuplah toleransinya karena tidak saya lakukan setiap hari. Toh saya sudah pula cukup memberikan porsi waktu untuk ritual bekerja hampir selama empat belas jam per-harinya.

‘Kenisah’ juga membuktikan kepada saya dengan nyata, bahwa kesibukan – kesibukan sebagai rekayasawan bukanlah hambatan untuk suatu prosesi penulisan. Menguntungkan malah. Dalam bekerja, seringkali kita menjumpai problem. Dengan keadaan seperti ini, problem tersebut beberapa kali memberikan kontribusi ilham – ilham penulisan kenisah.

Keasyikan saya bercengkrama dengan anak – anak saya otomatis juga banyak mencurahkan percik segar kepada otak saya untuk mencoba menulis dan menulis.
Juga hobi yang lain, saya sering terbantu untuk menulis gara – gara kesyikan saya terbuai musik – musik rock. Apresiasi saya –walau tidak tinggi—terhadap musik rock memang sedikit banyak menguasai tema – tema tulisan saya.

Sejarah hidup saya dimana didominasi oleh figur Almarhum Ayah saya sebagai guru utama, otomatis juga menghamburkan banyak ilham. Tak lain dan tak lebih karena perjalanan spiritual saya banyak dituntun oleh Ayah. Bagi saya Beliau adalah tauladan yang tidak akan kering mencurahkan ilham apapun bagi saya.

Dengan hal – hal di atas itulah, maka dengan mengucap basmalah saya memulai menulis kenisah pada sekitar bulan Juli 2004 dan saya distribusikan terbatas kepada rekan – rekan saya. Keajegan saya mulai terendus oleh yunior saya di majalah kampus SOLID. Mereka minta perkenan saya untuk memuat kenisah dalam web-site majalah mereka. Saya tidaklah keberatan. Kenisah akhirnya muncul di www.solid.or.id/kenisah. Hitung – hitung sumbangsih buat almamater.

Dalam kurun setahun setidaknya saya bisa bercermin, bahwa ternyata menulis ‘seharusnya’ sangat mudah karena bisa sangat produktif dalam keadaan sesibuk apa-pun. Hal ini tak lain adalah karena kontribusi ilham penulisan bisa di dapat dari kesibukan itu sendiri. Menulis-pun bukan hal yang sulit, yang sulit adalah menemukan tema dan memulai untuk menulis. Namun bila kita peka hal itu tidaklah menyulitkan, karena apapun yang berada di sekitar kita bisa kita jadikan sebagai bahan penulisan. Dan yang terpenting, bagi saya menulis adalah kegiatan yang sangat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain, karena dengan menulis kita bisa berbagi cerita, makna, dan hikmah.

Tak perlu saya beralasan lagi, saya-pun mengharapkan setiap orang mencoba meluangkan waktu untuk menulis. Cukuplah dimulai sebagai penulis amatiran, yang hasilnya bisa dinikmati oleh kerabat dekat. [] haris fauzi

1 comment:

weha said...

selamat akhirnya kenisah ada edisi bloggernya.....