Wednesday, December 06, 2006

kenisah : tanya (II)

TANYA (II)
 
Suatu hari.... pulang kerja dari Karawang, hendak ke pusat bisnis Jakarta. Rencananya adalah mengambil buku hadiah hasil ikutan acara di radio. Musti naik kendaraan umum, ya seperti yang saya pernah tuliskan,-- mobil saya sedang opname : bongkar mesin dan ganti kaki.
Sudah lima tahun saya jarang naik bis umum. Dan entah sudah berapa tahun saya tidak pernah berkelana di jalanan Jakarta. Tapi saya yakin pasti bisa, yang penting siap receh dan banyak tanya. Pokok-e takon...
Dari Cawang nggak  perlu basa - basi lagi, pas ada sopir taksi mangkal --sedang bersiap membaca koran--, saya langsung tanya,' Pak, maaf saya mau nanya. Saya hendak ke Ratu Plaza, Sudirman. Bis nomer berapa ya ?'.
'Wah, saya nggak hafal, tapi jarang yang langsung ke sana. Mending ke Komdak dulu.. tuh.. tuh.. naik itu saja', katanya sambil nunjuk bis yang hendak melintas. Saya kontan berlari sambil mengucap terima kasih.
 
Ya elaaah... ternyata bis yang saya naiki tidak sampe ke Komdak. Beliau ini malahan belok kiri di Mampang. Untungnya saya sempat nanya - nanya dan mengklarifikasi arah perjalanan bis ini,'..Mas Emangnya bis ini lewat Komdak, ya ?', kata saya penuh selidik.
'Enggak.....Prapatan Mampang nanti Anda turun saja. Bis ini belok. Anda nyambung bis yang lurus...', papar seorang penumpang.
 
Begitu turun dari bis tersebut saya segera mencari halte bis, dan orang pertama yang saya jumpai segera saya beri 'kado' pertanyaan juga,'Pak.. kalo ke Sudirman musti naik apa ya ?'.
'Bisa ke Komdak dulu, biasa juga langsung. Kalao mau langsung naik Kopaja 66', jawab beliau.
Saya malahan ngelunjak,'..eeeengg.. ongkosnya berapa ya ?'.
'Dua ratus..eh.. dua ribu', jawab Bapak yang baik hati itu.
Tidak lama setelah itu Kopaja 66 kelihatan, saya segera meloncat masuk. Seperti biasa, saya memastikan bahwa bis yang saya naiki tidak berbeda arahnya dengan yang saya kehendaki. Yakin.
 
Saya belum pernah ke perkantoran Ratu Plaza. Yang saya tau, perkantoran ini dekat dengan supermarket, dan berada di kanan jalan sebelum patung bundaran yang membawa piring api itu.
Begitu sosok patung mulai nampak, saya segera bertanya lagi,'.. Mas....halte Ratu Plaza di mana ya ?'.
'Turun sini aja... tinggal nyebrang'.
'Makasih...', saya kabur kayak pencopet.
 
Saya keluar perkantoran Ratu Plaza dengan puas. Buku berjudul 'Psikologi Beragama' dengan tanda tangan asli Bung Komaruddin Hidayat sudah nyelip di dalam tas. Tinggal urusan pulang. Dalam urusan pulang saya nggak banyak nanya, soalnya rutenya hampir sama. Yang berbeda adalah biasanya saya dari cawang bakal 'nyengklak' bis arah Bogor, tapi kali ini tidak. Saya mencoba naik bis yang ke arah Cibinong. Nah, di dalam bis ini, --setelah pak Sopir membayar tol Cibinong,-- saya punya pertanyaan terakhir kepada penumpang di samping saya,'...Bis ini berhenti abis di mana ya ? Apakah sampe pangkalan angkot yang ke arah Pomad? [] haris fauzi - 5 Desember 2006


salam,
haris fauzi


Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business.

No comments: