Thursday, April 02, 2009

kenisah : Ah...!

AH...!

Entahlah. Memang saya sering ketinggalan berita. Sudah sejak lama saya malas mengikuti rekaman kejadian, ihwal politik, ihwal olahraga, dan sebangsanya. Saya juga cukup terlambat untuk mengetahui ramalan atau prakiraan cuaca. Katanya sih, orang - orang sudah memiliki pembaharuan berita cuaca yang dikirim melalui pesan pendek yang berdering di telepon genggam. Yang jelas, yang saya tau adalah cuaca akhir - akhir ini sering marah kepada manusia. Mungkin karena tabiat manusia yang lebih senang menantang alam ketimbang bersahabat dengannya.

Usai hujan cukup deras, bagaimanapun juga cuaca sore itu cukup mengasyikkan. Awal bulan April, yang katanya juga menyenangkan. Mungkin karena gajian. Hahahahahaha. Sore itu hakkul-yakin cukup baik cuacanya. Langit bersih setelah dicuci oleh hujan membuat hati tenteram kala memandangnya. Apa yang sedang saya kerjakan ? Saya sedang nyetir pulang kerja. Meluncur ke arah barat menantang surya di tol Cikampek ke arah Jakarta, dan setelah itu melewati pintu gerbang tol Jakarta Outer Ring Road di Cikunir untuk menyambung jalan menuju tol Jagorawi.

Adalah sore itu pukul 5.48, begitu angka yang muncul di layar digital di dashboard mobil. Saat itu saya berada di kawasan Outer Ring Road terkesima menyaksikan sang surya yang sedang berhias di depan mata, tepat di depan mata, memendarkan warna baur jingga merah kuning, sedap sekali memandangnya. Tidak membuat silau pula, cuma membuat teledor dalam berkendara kalau terlalu lama memandangnya.

Jadi begini, sore itu, mentari seakan hanya berada satu jangkauan dari tanah. Besar, bulat, dan berwarna indah sekali. Saya ingin mengejarnya untuk meraihnya sejenak. Seakan seperti itu. Sementara langit yang kebiruan bersih dan rombongan awan putih tipis yang bercahaya cukup terang seakan menjadi para penari latar yang elok berjingkat - jingkat dibelakangnya. Hanya satu yang mengusik pikiran saya, yakni kenyataan bahwa sang surya yang elok itu ternyata hendak tidur. Di tengah pesonanya yang demikian memikat ternyata dia hendak pergi meninggalkan manusia dan digantikan oleh gemintang malam.

Terkesima terhadap sang surya yang hendak luruh itu tidak berlangsung lama. Dia terus meluruh turun, sementara dipersimpangan saya harus membelokkan kendaraan menuju selatan, melepaskan kait pandangan dari mata angin barat dimana dia berada. Dengan menurunkan kecepatan saya membelokkan mobil, dan menganggukkan salam perpisahan kepada mentari yang masih indah jua. Adakah saya meninggalkannya ? Ataukan sejatinya sang surya yang berhasrat tenggelam ? Ah....! Itu hal yang mungkin berada di luar kuasa saya.

Dalam hidup ini tidak selamanya enak dan menyenangkan. Memang begitu racikannya. Ada hal yang tetap, dan ada hal yang berubah. Diantara hal - hal yang berubah itu, ada yang mengenakkan, dan ada pula yang tidak. Ya. Ada beberapa hal yang tidak mengenakkan terjadi di tapak waktu yang kita jalani. Mereka ada yang telah terjadi dan berada dibelakang kita, namun ada juga yang berada di depan kita. Di depan kita menunggu apa yang hendak kita lakukan.

Ah....! Banyak sekali perubahan --seperti halnya gambaran cuaca yang tidak bisa dipastikan dengan nyata-- yang tersedia di depan mata. Beberapa hal mungkin menguntungkan kita, namun tidak sedikit pula yang kadang tidak mengenakkan dan membuat dada ini sesak. Semua bisa terjadi begitu saja. Dan sangat nyata seperti tenggelamnya sang surya. Dan untuk hal - hal yang tidak mengenakkan, beberapa mungkin bisa kita merubahnya, tetapi beberapa tidak. Namun mereka semua memiliki sifat yang sama, mereka menunggu respon dari kita, walau cuma kerdipan. Dan sesungguhnya ternyata bisa jadi lebih banyak hal yang kita tidak kuasa untuk mengubahnya, dimana kita tidak kuasa untuk memperbaikinya sesuai dengan harapan kita. Cukup banyak yang berada di luar keinginan kita, --yang tidak kita inginkan, yang tidak mengenakkan,--  dan ternyata mereka berada di dekat kita namun berada jauh berada di luar kuasa kita sehingga kita dibuat seakan - akan menjadi sangat bodoh. Namun bagaimanapun fenomena itu berada di depan kita. Sekali lagi, mereka menunggu kita. Sejenak sebelum membelokkan mobil, saya jadi teringat novel "Brokeback Mountain" tulisan Annie Proulx. Tulisan terakhir di novel tersebut adalah "..dan kalau kau tak bisa memperbaikinya,kau harus bisa menghadapinya " [] haris fauzi - 2 April 2009




salam,

haris fauzi

No comments: