Dalam abad serba internet ini, sepertinya cerita - kisah dukun, tuyul, perewangan, jin, dan lain sebagainya dianggap dianggap sebagai cerita kuno, akut dianggap sebagai cerita jaman dulu. Jaman dulu, kalo mau kaya, pelihara tuyul. Kalo mau nyolong beras, pelihara keblag Kalo mau nyolong dan menjarah rumah, maka pelihara ilmu babi ngepet. Kalo mau usaha laris, pelihara jin perewangan (rewang, dalam bahasa jawa berarti pembantu). Itu anggapan klenik, yang katanya marak di jaman dulu.
Jaman kini ? Katanya, jaman internet ini, tidak ada hal - hal begituan. Apalagi di dunia barat, Eropa, yang super modern. Mana ada dunia klenik. Bahkan agama-pun semenjak renaisans sudah tersisihkan. Dalam media - media pro-barat, jamak kita tau bahwa di Eropa sudah tidak lagi mengenal agama kecuali sebagai kegiatan ritual terpisah, sekuler. Dalam kondisi seperti itu, jangankan mengerti sosok setan, apalagi per-tuyul-an. Tuyul sepertinya dinyatakan sudah punah di Eropa.
Jaman kini ? Katanya, jaman internet ini, tidak ada hal - hal begituan. Apalagi di dunia barat, Eropa, yang super modern. Mana ada dunia klenik. Bahkan agama-pun semenjak renaisans sudah tersisihkan. Dalam media - media pro-barat, jamak kita tau bahwa di Eropa sudah tidak lagi mengenal agama kecuali sebagai kegiatan ritual terpisah, sekuler. Dalam kondisi seperti itu, jangankan mengerti sosok setan, apalagi per-tuyul-an. Tuyul sepertinya dinyatakan sudah punah di Eropa.
Padahal, sejatinya dalam fitrah manusia, --manusia sebagai wujud dunia nyata,-- rasanya tidak mungkin terpisah dari dunia ghaib. Banyak fakta membuktikan itu, sayangnya manusia sok modern itu selalu mengingkari dan mengingkari serta malu mengakui keterlibatan dunia ghaib dalam peran hidup manusia. Tuhan, malaikat, dan keajaiban para nabi membuktikan hal itu. Itulah yang dimaksud elemen ghaib dalam agama, percaya kepada hal ghaib.
Jadi, sebenarnya manusia itu tidak bisa lepas dari dunia ghaib, tidak peduli secanggih apapun gadget dan laptop yang dia gunakan. Tinggal bagaimana setiap individu manusia bercengrama dengan dunia ghaib-nya. Ada manusia yang merumput ke dunia ghaib dengan cara dan kaidah yang "benar", ada juga yang memilih menuju rimba dunia ghaib yang "salah". Dalam Islam, dunia ghaib itu harus diyakini. Ini salah satu kecenderungan manusia yang benar dalam menjalani perannya di ranah ghaib. Yang salah adalah, bila terperosok ke dalam rimba ilmu hitam dan berkolaborasi dengan iblis, maka manusia itu mengikuti alam ghaib yang "salah". Ya perdukunan, pertuyulan, atau perewangan tadi.
Trus, bila di Eropa kini, alam ghaib yang berasal dari agama ternyata sudah disisihkan dengan sekulerisasi, bagaimana pula kelanjutannya ?
Jadi begini, menyisihkan faktor agama, ternyata bukan langkah yang tepat. Manusia, secanggih apapun, ternyata masih butuh dunia ghaib. Agama menyediakan ranah ghaib secara positif. Apa jadinya bila manusia yang seharusnya memang membutuhkan dunia ghaib, ternyata alam ghaib positif-nya dicampakkan ? Yang bakal terjadi adalah mereka bercengkrama dengan dunia ghaib negatif. Itulah ilmu hitam. Bagaimana sebenarnya dengan alam ghaib yang negatif ? Mereka adalah dunia ilmu hitam, seteru agama dalam dunia ghaib - meng-ghaib.
Sebentar.... mari kita ulang... Benarkah di dunia Barat yang identik dengan modernisme itu ternyata ada dunia ghaib ? Ada praktek dunia hitam ?
Tidak perlu repot menelisik jauh. Itulah yang terjadi walau tidak semuanya secara langsung terlibat ilmu ghaib hitam. Kita bisa menengok kiprah dari organisasi rahasia Eropa - Amerika terbesar bernama 'illuminati'. Organisasi illuminati juga dikenal dengan faham "Freemasonry". Mungkin, organisasi ini merupakan organisasi rahasia terbesar pengaruhnya di dunia saat ini. Ide yang ditawarkan organisasi ini adalah membentukan orde baru, masa depan yang tanpa agama --alias meniadakan agama, dan dunia baru itu ditentukan oleh kebijakan organisasi illuminati. Mereka berencana menguasai dunia.
Format organisasi itu bisa digambarkan dengan tiga lapis model. Secara garis besar, lantai dasar organisasi yang menyorongkan ide kesatuan di bawah logo "mata satu" itu dihuni oleh penguasaan bidang media dan hiburan. Mereka menguasai banyak saham radio, stasiun televisi, dan media cetak. Secara perlahan, siaran - siaran mereka mengekspresikan ide - ide organisasi illuminati. Jaman informasi seperti ini, media dan entertainment merupakan sarana yang hebat untuk kampanye. Baik kampanye politik maupun hiburan.
Dalam konteks dunia hiburan, walau secara rahasia, illuminati jelas - jelas mencoba melakukan pengkaderan entertainer - entertainer baru, dengan janji masa depan yang cerah di dunia selebritas. Hal ini masuk akal, penguasaan media yang demikian besar, memungkinkan mengkatrol pencitraan artis atau politisi sehingga bisa terpoles terang - benderang.
Dalam ketatnya persaingan dunia hiburan, banyak artis yang berlomba - lomba mengharap dukungan organisasi illuminati. Beberapa syarat diterapkan oleh organisasi illuminati untuk rekruitmen artis kader-nya. Tentunya tidak mudah, dan tidak semua artis bisa masuk. Salah satu sarat yang diterapkan organisasi kepada artis peminat yakni kesediaan artis untuk meng-endors ide - ide organisasi illuminati, diantaranya dengan melakukan sosialisasi logo organisasi, Mata Satu dan Segitiga. Pada level dasar ini, media dan entertainment, yang nampak dominan adalah murni persaingan bisnis popularitas.
Papan tengah organisasi adalah praktek bisnis, politik dan hukum. Politik demokratisasi merupakan metode yang digunakan sebagai senjata oleh organisasi ini untuk melumpuhkan model politik lainnya. Tidak hanya itu, papan tengah illuminati dikuasai oleh jago - jago politik berbasis politik demokrasi barat. Konon, invasi - invasi yang dilakukan oleh tentara negara barat kepada negara - negara Arab, invasi itu disokong oleh illuminati yang memang tidak menghendaki pemimpin - pemimpin kharismatis Arab. Pemilu - pemilu presiden di seluruh dunia tak ada yang bersih dari peran organisasi illuminati. Mereka berada dibalik skenario penggulingan presiden Mursi, Mesir, misalnya. Tak heran, karena misi organisasi ini adalah menguasai dunia, membentuk dunia baru, menghilangkan hukum yang ada, dan lantas mengganti dengan hukum illuminati. Illuminati membutuhkan sebanyak - banyaknya pion kepala negara.
Bidang hukum juga merupakan lahan yang harus mutlak dikuasai oleh organisasi illuminati. Sudah jelas, bahwa organisasi bisa lancar mencapai tujuan bila mampu menguasai jalur hukum. Para tokohnya pandai bersilat hukum sehingga bisa meloloskan diri dari jebakan hukum, mampu memenjarakan lawan organisasi, dan mampu membuat perubahan - perubahan hukum agar hukum bersinergi dengan tujuan organisasi. Ini lahan strategis.
Dua kapling tersebut menjanjikan perputaran dana yang tidak sedikit. Sepertinya dana dari dua kapling itu sudah cukup untuk memutar roda organisasi. Sebagaimana praktek hukum, ada kemungkinan praktek bisnis terletak diantara papan tengah dan puncak segitiga organisasi. Bisnis menghasilkan uang, dan rugi juga mungkin menimpa. Nah, disinilah jelas - jelas ada peran dunia ghaib. Supaya bisa untung besar, maka banyak pebisnis, lawyer, bahkan politisi yang membutuhkan bantuan kelompok pemuja alam ghaib praktek ilmu hitam. Ini semacam perewangan di ranah dukun jawa. Baiklah, memang hal perewangan ini belum pernah bisa terbukti secara hukum, bisa jadi karena memang susah dikejar evidence-nya, bisa juga karena ranah hukum sudah dikuasai organisasi illuminati, sehingga selalu ditutup - tutupi.
Siapa sajakah yang berperan sebagai dukun perewangan di abad milenium ini ? Mereka menghuni papan atas organisasi. Kelompok - kelompok dukun seperti pemuja pentagram, luciferian, dan sebangsanya hingga detik ini masih berjaya dengan ke-misterius-annya. Mereka oleh organisasi illuminati dikesankan seperti terpisah tersendiri, tetapi sejatinya mereka memiliki konektivitas dengan dunia bisnis, hukum, dan politik yang berada dipapan - papan lain organisasi. Kelompok dukun - dukun ini meminta bantuan iblis untuk memuluskan jalan politik, bisnis, dan hukum dari rekan - rekan mereka. Coba bayangkan. bila seorang pebisnis didukung seekor tuyul mungil aja sudah bisa mengeruk kekayaan melimpah, bagaimana dengan mereka yang bekerjasama dengan iblis yang notabene berjuta kali lebih sakti ketimbang tuyul gunung kawi ?
Dari fasa inilah terlihat jelas konektivitas logo "mata satu" sebagai lambang iblis terkait dengan kiprah mereka di layer papan bawah, seperti pemunculan video mata satu, atribut segitiga mata satu, dan sebagainya. Demikian juga dengan kiprah beberapa politikus yang sibuk menguasai dunia politik dengan bantuan para dukun illuminati. Antara dunia hitam dengan dunia nyata terkait secara jelas dari implementasi - implementasi ilmu hitam seperti di atas.
Pernahkah anda membaca berita ihwal seorang politikus hebat yang ternyata di belakang mereka berdiri para dukun illuminati ? Mereka merupakan pion yang diletakkan oleh organisasi yang berkolaborasi dengan iblis, dijadikan alat demi keuntungan iblis. Dan, sejatinya iblis memanfaatkan mereka. Bukan mereka memanfaatkan iblis. [] haris fauzi 14 mei 2015.
No comments:
Post a Comment