Thursday, October 15, 2015

99,3

Hari ini Kamis, 15 oktober. Saya dalam berkendara perjalanan pulang, mendengarkan radio 99.3 FM, Fajri. Dalam pandangan saya, radio Fajri diidentikkan dengan radio AM Rodja, komunitas Salafi Indonesia.

Kali itu, sekitaran pukul 19.20, paska sholat isya, Fajri menyiarkan pengajian, entah siapa ustadz-nya. Yang jelas dalam kajian itu sang Ustadz berkata :
".... Ada orang yang menghitung-hitung, apabila sedekah sekian, maka akan mendapatkan imbalan sekian. Sedekah dihitung-hitung dgn imbalannya bakal sekian-sekian.... Ini tidak benar.....".

Saya menduga, hal yang dimaksud oleh ustadz kajian itu bisa jadi ustadz Yusuf Mansur. Yang memang mengajarkan teori sedekah, berikut penghitungan imbalannya.

Bagi saya, ini membingungkan ummat. Ustadz Yusuf Mansur mengajarkan "semangat bersedekah". Sementara ustadz di radio malah "menyalahkan" tindakan tersebut.

Saya lebih bingung lagi. Kebetulan saya ikut pengajian grup WA. Disitu ada beberapa rekan yang berafiliasi salafi. Sekitar minggu lalu, salah seorang rekan salafi ini mengangkat protes ketika ada rekan lain yang posting pendapat Emha Ainun Najib. Dalam posting tersebut, Emha menyarankan "ketulusan" dalam beribadah, yang dimaksud "tulus beribadah" versi Emha tidak perlu menghitung-hitung imbalan.

Tersirat Emha (seperti Fajri FM) mengkritik pola "penghitungan imbalan sedekah" ala ustadz Yusuf Mansur.
Namun, rekan salafi di WA grup tersebut "membela" Yusuf Mansur, dan menganggap Emha tidak "kapabel" menilai ustadz Yusuf Mansur.

Nah, ternyata, Fajri FM "senada" dengan Emha, yang notabene berseberangan dengan rekan saya yang salafi. Padahal, konon Fajri beraliansi salafiah. Dunia memang membingungkan.
Bagi saya, ini menunjukkan bahwa banyak jalan dalam beribadah. Adalah kesalahan bila kita terlalu sibuk menyinyiri , mencela, menyalahkan jalan ibadah orang lain. [] Haris Fauzi, 15 okt 2015


http://kenisah.blogspot.com

No comments: