MUSTAINE,... BLOW ME AWAY !
Lepas dari masalah pekerjaan kantor yang hampir - hampir membuat mati kutu, bulan Oktober tahun 2007 ini ternyata menyisakan banyak hal yang mengesankan. Salah satunya adalah ke-khusus-an bulan Ramadhan dan Syawal. Saya memang senang --dan selalu berusaha menyenangi-- bulan Ramadhan dan Syawal. Katanya banyak amalan ber-obral pahala disitu. Ya. Ini salah satunya yang membuat hati girang.
Selain itu juga banyak acara yang menyenangkan. Contohnya di awal minggu ke dua Oktober, saya melancong ke Solo, Malang, Jogjakarta, dan Tegal dalam rangka menunaikan ibadah mudik. Bertemu dengan Ibunda semua saudara kandung di Malang, jumlahnya sih empat keluarga, tapi komplit. Dan tentunya berdo'a di pusara Ayahanda.
Walau saya cuma empat hari di Malang --sampai rela melepaskan jadwal berkangen - kangenan dengan para aktivis pers mahasiswa--, acara selebihnya ternyata menyenangkan. Karena dalam sehari semalam, saudara kandung saya ngumpul full team plus anak - anak kami. Ruuuaaaame pol sampe musti tidur di ruang tengah segala bertempur dengan sejumlah nyamuk yang nggak kenal menyerah itu. Anak adik saya yang lucu - lucu, dengan dialek Jawa Timuran-nya membuat saya tak henti terpingkal.
Lantas saya ke Jogjakarta sungkem dan memohon restu ke Kakek, mengunjungi makam nenek dan leluhur, mengunjungi desa leluhur kami. Saya sempat berfoto di kompleks makam Rejodani, di daerah Kaliurang kaki gunung Merapi Jogjakarta. Dan yang paling berkesan, saya sempat berfoto di masjid tua desa itu, dimana konon leluhur ikut andil mendirikan mesjid yang bernama Sulthony tersebut.
Di Rejodani saya juga sempat berfoto di rumah dimana Ayah dulu pas kecil tinggal. Rumah tersebut sudah hampir tak tahan diterjang umur. Ingat saya dulu pernah menyaksikan bagaimana Ayah menghajar ular yang mengganggu kami bermain, ingat saya bagaimana Ayah mengajari membuat perahu dari daun bambu yang lantas di hanyutkan di sungai.
Sebagaimana di Malang, di Jogja-pun banyak agenda yang musti ditinggalkan karena keterbatasan waktu. Biarlah menjadi agenda mudik mendatang. Di Solo, saya juga tidak sempat menapak trotoar para penjual buku bekas, padahal dekat dengan kampung Istri saya. Dan, juga di Pekalongan saya memupus harapan Istri untuk belanja kain batik seperti yang pernah saya tawarkan padanya. Sekali lagi karena keterbatasan waktu.
Agenda mudik kami jalani dengan sangat sumringah. Anak saya juga begitu gembira bercanda dengan para handai tolan-nya. Sampai larut malam gojeg melulu. Saya sendiri sampai sakit perut melihat ulah dagelan mereka. Istri saya sampai menangis karena terlalu banyak tertawa. Kakak saya terguncang - guncang tangannya memegang handy-cam. Dan yang cukup mengagetkan, ternyata kamera digital saya yang pernah saya vonis rusak ternyata sedikit demi sedikit menjadi lebih baik gambarnya. Entah kenapa. Mungkin dulu ada embunnya dan sekarang mulai hilang.
Pulang dari mudik, kami memasuki rumah disambut hujan ala Bogor, mantab dan segar. Tanaman meneteskan bulir - bulir air, lantai teras basah - dingin. Puji Tuhan, alam ini bersahabat sekali, menyejukkan hati dan pikiran. Mungkin saya kangen air hujan Bogor.
Halal bi-halal di kantor yang berlangsung di hari pertama masuk paska liburan-- cukup sederhana dan cepat. Pada dasarnya saya memang menyukai kegiatan yang simpel dan tidak terlalu gemebyar. Maka cocoklah sudah acara halal bi-halal kantor yang sederhana itu. Well. Kalao bicara urusan kantor, memang kerjaan nggak ada habisnya.
Minggu ke tiga bulan Oktober, bahkan sudah mulai menjelang pulang dari mudik, saya disibukkan dengan persiapan nonton konser di Senayan. Banyak - banyak menyimak lagu-lagu yang bakal ditampilkan dalam konser tersebut, ya cuma itu persiapan saya, nggak kurang nggak lebih. Yang manggung grup dedengkot heavy-metal asal Amerika : Megadeth. Grup ini sudah merilis ratusan lagu. Sudah cukup tua juga, jelas berumur hampir dua puluh tahun di atas saya, lha wong mereka sudah begitu populer saat saya masih SMA. Pasti yang nonton juga berumur pula.
Seperti dalam prediksi, bahwa sebelum dan sesudah konser pastilah saya berkesempatan bertatap muka dengan para temen - temen milis yang juga berduyun - duyun datang nonton. Bener juga, di event konser tersebut saya sempat berjumpa dengan beberapa teman milis sesama penggemar musik cadas, yang karena saya nggak terlalu aktif, maka disinilah saya berkesempatan mengenalnya lebih baik. Dan pertunjukan Megadeth ini menjadi sarana tatap muka sekalian melengkapi jadwal musim halal bi-halal.
Dan tanggal 25 malam hari sekitar pukul sembilan, konser itu memang terjadi dengan dahsyatnya di depan mata kepala saya sendiri. Sekali lagi; terjadi dengan dahsyatnya. Hanya satu lagu idola saya yang tidak kesampaian ditampilkan, tetapi belasan lagu lainnya tidak saya biarkan berlalu begitu saja. Emosi saya terlarut dalam irama gitar dan drum yang membahana.
Konser Megadeth membuat saya bersemangat sepanjang pertunjukan. Kalau ada kesempatan bernyanyi, maka saya ikut berteriak - teriak. Kalau berkesempatan yel-yel, maka saya mengikutinya. Walaupun saya nggak ikut lunjak - lunjak di depan panggung, tetapi sang gitaris sekaligus vokalisnya, Mr. Dave Mustaine telah menyihir saya selama satu setengah jam. Sejak lagu pembuka hingga lagu penutup, melengkapi kebahagiaan di bulan Oktober ini.
Pada awalnya saya cukup sangsi dengan konser ini, apakah bakal menyenangkan ataukah cuma berlalu sebegitu saja. Kabar bahwa kampung halaman Mustaine diancam kebakaran hutan dan juga awan mendung yang bergayut di langit Jakarta membuat saya tidak menaruh banyak harapan. Detik - detik menjelang awal konser --ketika para teknisi masih hilir mudik melakukan persiapan terakhir,-- saya sempat berdoa semoga pertunjukan ini tidak mengecewakan. Di bawah tenda sound-mixer saya berharap - harap cemas, ".....Mustaine, ....blow me away ! ". [] haris fauzi - 31 Oktober 2007
salam,
haris fauzi
haris fauzi
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com
No comments:
Post a Comment