Friday, November 02, 2007

kenisah : Yu Tini

YU TINI
 
Saya tidak tau nama lengkapnya, saya selalu memanggilnya dengan Yu Tini. 'Yu' kepanjangan dari 'mbakyu', artinya kakak perempuan. Panggilan 'Yu' ini sering dilontarkan kepada wanita yang lebih tua daripada kita, namun tidak terlalu tua. Karena stratanya sepadan dengan 'kakak'. Julukan 'Yu' juga diberikan kepada perempuan setengah baya yang berprofesi sebagai pengasuh, pengurus, atau pembantu rumah tangga.
 
Yu Tini adalah pengasuh masa kecilku. Ketika saya berumur sekitar tiga sampai empat tahunan. Daya ingat saya lemah memang, harap maklum. Seingat saya, dia mengasuh saya tidak terlalu lama. Rumahnya berada dekat rumah Kakek saya, di kaki gunung Merapi, Jogjakarta  sana. Atas rekomendasi Nenek, maka Ibu merekrut Yu Tini untuk mengasuh kami. Maka diboyonglah beliau ini ke kampung kami di Malang. Tiga ratus empat puluh kilometer dari kaki gunung Merapi, daerah asalnya.
 
Dia bekerja sebagai pembantu di rumah kami. Dan Yu Tini harus tinggal bersama kami di rumah dinas tentara. Beberapa pekerjaan menanti kiprahnya. Namun porsinya lebih ditekankan mengasuh saya dan kakak, ...ketika Ibu saya harus ke pasar atau pergi mendampingi Bapak untuk suatu urusan. Maklum, kala itu Bapak adalah tentara baru yang musti ngalor - ngidul untuk urusan - urusan yang belum saya ketahui. Dan juga, saat itu adik saya masih terlalu kecil untuk ditinggal oleh Ibu. Ah, tentang hal ini lupa - lupa ingat. Apakah adik bayi saya --perempuan-- sempat berkenalan dengan Yu Tini kala itu. Ataukah Yu Tini sudah pulang kampung ketika adik kami itu lahir. Itu kejadian yang terlalu lama, terlalu jauh untuk  dijangkau ingatan saya. Yang jelas, yang mengasuh saya dan kakak adalah Yu Tini.
 
Urusan bersih - bersih rumah memang pekerjaan dia, tetapi entah karena kecerdikan Ibu atau bagaimana, rumah kami tidak terlalu berantakan, sehingga tidak terlalu melelahkan untuk mengurusnya. Perabotannya juga seadanya, bahkan minim sekali. Pendapatan Bapak tidaklah cukup untuk membeli mebel - mebel besar dan boros tempat itu. Kondisi ini memungkinkan Yu Tini untuk mengasuh kami lebih baik, mendongeng tentang berbagai ceritera jawa, kisah pewayangan, hingga kadangkala tentang macem - macam tanaman, bunga,  dan buah - buahan.
 
Seingat saya, Bapak naik pangkatnya dan musti pindah rumah dinas. Sementara rumah dinas yang lama akan di tempati tentara lain. Rumah baru itu ada di bilangan Kesatrian, nggak jauh dari rumah lama. Rumah baru ini tetep aja rumah dinas yang belum bisa dimiliki hingga kini. Singkat cerita, di rumah baru suasana memang baru dan berubah. Termasuk Yu Tini. Saya tidak terlalu ingat, tetapi Yu Tini sudah tidak pernah ada di rumah baru kami itu. Dia mudik ke gunung Merapi. Sejak itu, nama Yu Tini hanya disebut dua atau tiga tahun sekali, karena kami masih beberapa kali menjumpainya ketika sungkeman ke Nenek-Kakek di kaki gunung Merapi sana. Nama itu makin lama makin jarang di sebut, apalagi ketika saya menginjak bangku SMA dan kuliah, atau ketika saya mulai merantau ke Ibukota nan bising ini.
 
Hingga suatu hari, tanggal 15 Oktober 2007 pagi hari, saya harus memundurkan semua memori saya. Ketika itu saya sedang mencuci mobil dan memeras kain gombal di rumah Kakek saya di Jogjakarta, di kaki gunung Merapi. Ya. Ketika itu memang saya sekeluarga sedang sowan sungkem ke Kakek, mumpung lebaran sekalian. Pagi itu anak sulung saya sedang bermain bunga bareng adik dan istri saya di pekarangan yang luasnya seluas lapangan sepak bola itu.
 
Ada bunyi derik rantai sepeda yang melintas sejenak lewat tepi mobil yang masih mengantuk kelelahan. Mobil saya dalam rangka mudik ini telah menempuh lebih seribu kilometer sampai dengan hari itu. Penumpang sepeda yang lewat itu wanita pendek agak gemuk. Dia berkerudung, memarkir sepedanya, lantas menyapa BuLik;Adik Ibu saya --sebagai pengganti nenek yang biasanya melakukan hal itu, menerima salam dari setiap orang yang hendak bekerja padanya pagi itu.
Kebiasaan keluarga Kakek-Nenek saya ya seperti itu. Setiap pagi hari beberapa orang berdatangan untuk deal pekerjaan tertentu, mulai menyapu rumah, membersihkan pekarangan, memcuci baju, memasak, urusan beras dan sawah, dan berbagai pekerjaan yang saya tidak hafal berikut orangnya. Karena bila satu orang tidak hadir, maka orang lain otomatis mengganti posisinya, Mereka kerja harian. Pekerjaannya juga tidak selalu ada, seringkali hanya ada satu orang yang datang seharian, ya karena urusannya cuma satu itu saja. Seperti hari itu, haya wanita agak gemuk pendek bersepeda itu saja yang nongol di sambut BuLik.
 
BuLik dan wanita itu segera masuk untuk membicarakan pekerjaan apa yang mesti dituntaskan pagi itu. Namun sekonyong-konyong BuLik berbalik lari keluar lagi, menyapa saya dengan keras dan mengagetkan,"Ris... masih ingat ga ? Ini Yu Tini....yang dulu momong kamu...!".
Sebetulnya saya sudah menduga, karena beberapa orang yang bekerjadi rumah Kakek adalah loyalis sejati, dan saya pasti banyak yang mengenalnya walau sekilas, karena memang selalu disempatkan untuk berkenalan. Tapi ritual berkenalan itu dilakukan ketika Nenek masih sehat wal afiat beberapa tahun lalu, ...dan sekarang, ketika posisi itu digantikan BuLik, dia tidak mengenalkan seluruh pekerja yang datang kepada saya. Walhasil kala itu saya hanya sekilas tebak -  tebak buah manggis. Dan saya akhirnya sedikit terperanjat ketika mengetahui bahwa dia itu adalah Yu Tini.
 
Saya segera menghentikan pekerjaan mencuci mobil, toh mobilnya juga masih mengantuk. Segera saya salami Yu Tini yang sudah menggenggam sapu ijuk. Saya minta dia menunda sejenak pekerjaannya untuk berbincang serta saya kenalkan kepada Istri dan kedua anak saya.
Istri saya tersenyum - senyum dan mengenalkan Yu Tini kepada anak sulung kami,"Salma, ini Yu Tini, dia yang momong Ayah pas kecil...ayo salaman...". Salma dan Adiknya segera memburu salaman tersebut dan memandang dengan penuh tanya. Tatapan Salma dibalas tatapan akrab mata Yu Tini, khas pengasuh anak kecil, sehingga kedua anak saya tidak menganggapnya sebagai orang asing. Yu Tini berkomentar ramah," Mas Haris.. saya tidak mungkin lupa... Mas Haris tidak pernah berubah karena dari dulu tidak pernah bisa gemuk...". [] haris fauzi - 2 Nopember 2007


salam,
haris fauzi
 

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

No comments: