SEAKAN TUHAN TERSENYUM
Kebetulan karena saya memeluk agama islam sejak kecil, maka saya melakukan sholat sudah sejak kecil. Sering bertanya - tanya, baik dalam hati ataupun kepada orang lain, "mengapa sholat sebaiknya tepat waktu ?". Sudah sekian juta kata meluncur menganjurkan saya melakukan hal itu. Sholat tepat waktu, artinya sholat ketika azan selesai berkumandang. Hanya selang beberapa menit. Di-bombardir berjuta anjuran, saya masihlah klesetan bermalas - malas. Bukannya tidak melakukan sholat, tetapi saya menjalankan sholat itu, tetapi saya melakukannya di penghujung waktu, seringnya seperti itu. Sholat ketika waktunya hampir habis. Injury Time, kalau istilah di sepak bola.
Ya. Bila kita janjian dengan seseorang, lantas kita 'mblenjani', --bukannya mengingkari-- tetapi mengulur - ulur janji kita, tentu orang itu akan marah kepada kita, minimal cemberut.
Masalah sholat ? Apakah ini janjian dengan Tuhan ? Tuhan bukanlah manusia. Tuhan tidak dirugikan sepucuk kuku-pun bila kita terlambat sholat, termasuk bila kita tidak sholat sekalipun.
Dari sisi pelakunya, apa untungnya sholat tepat waktu bagi pelaksananya ? Banyak yang bilang hal itu akan mengajarkan tertib waktu, disiplin, atau apalah. Bagi saya, teoritikal seperti itu kebanyakan juga bisa dipelajari dari metodologi yang lain. Rasanya, hal yang penuh tanda tanya. Saya memang kurang ajeg belajar soal ajaran sholat ini.
Terus terang, saya masih mencari - cari jawaban itu hingga kini. Dan lantas apakah saya telah menemukan jawabannya ? Mungkin mudah - mudahan kali ini sudah, tetapi jelas belum semuanya. Ya. belum semuanya saya dapatkan. Mengingat sedemikian luas keilmuan dalam sholat itu sendiri.
Hanya mencoba bercermin. Cermin itu ada dalam diri saya sendiri. Saya mencoba memperbandingkan, apa yang saya rasakan ketika sholat tepat waktu, dan sholat di penghujung waktu. Beberapa kali saya mencoba memperbandingkan, dan mencari fakta yang oetentik. Tetapi sulit, saya hanya merasakan adanya perbedaan. Perbedaan itu ada di dalam kalbu. Karena ketika sholat tepat waktu, pada saat itu saya merasa bahwa seakan Tuhan tersenyum kepada saya. Semoga. [] haris fauzi - 18 april 2008
salam,
haris fauzi
haris fauzi
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.
No comments:
Post a Comment