SEBUAH BUKU BERJUDUL 'HAJI' ...Demikian pula : pengetahuan agama yang dimiliki oleh pendakwah - pendakwah terhormat yang mengabdi kepada seorang khalifah adalah sama dengan yang dimiliki oleh pendakwah - pendakwah yang dipenjarakan oleh khalifah tersebut. Sesungguhnya bukan 'pengetahuan' tetapi 'kesadaran'-lah yang membuat seseorang menjadi algojo atau martir, menjadi penindas atau pecinta kemerdekaan .... ("Haji" hal 72-Ali Syariati, penerbit Pustaka 1983) Mungkin cukup aneh bila paragraf tersebut di atas ternyata dijumpai dalam buku berjudul 'Haji'. Dari puluhan --mungkin ratusan-- buku yang bertutur mengenai ibadah haji, mungkin buku karya Syariati ini terbilang unik. Dalam buku ini konsentrasi penulis adalah menanamkan suatu ideologi untuk mencapai kesempurnaan ibadah haji, bukan bertutur terhadap ritual - ritual yang musti ditepati. Belum lagi adanya pembahasan ideologi kapitalis, komunis, tokoh Zoroaster, filsuf Aime Cesaire, Erich Fromm, atau apalah, sesekali berseliweran dalam untaian kalimat dalam buku 'agama' ini. Memang, sebagai filsuf dan sosiolog, Ali Syariati tanpa sungkan mencampur pemikiran politik dan sosiokulturnya dalam buku ini. Namun, inilah kelebihan buku ini. Dan secara fundamental Ali bertutur mengenai esensi - esensi ibadah dalam rangkaian Haji itu sendiri. Yang menurut Syariati adalah konsentrasi manusia kepada Tuhannya. Mengakui dan menyadari sesadar - sadarnya bahwa ibadah haji adalah meng-esa-kan Tuhan. Bersiap menjadi prajurit-Nya, dan kembali ke tanah air untuk menjadi penerang bagi ummat dan masyarakat sekitarnya. Kenapa di Miqat seluruh manusia menjadi satu ? Ada apa dibalik penggunaan pakaian ihram ? mengapa harus menginap dalam tenda pada malam hari ? mengapa tidak boleh mengenakan wewangian ? mengapa harus berkeliling Ka'bah ? mengapa berhenti sejenak untuk kemudian melemparkan batu ? mengapa sebelum kembali ke tanah air harus berkumpul dahulu ? ada makna apa dibalik kisah air zam - zam ? Berderet pertanyaan berikut alasan yang sangat filsafati akan ditampilkan dengan gamblang oleh Syariati. Sehingga, tidak heran bila seorang tokoh yang bernama M.Amien Rais pernah berujar,"....walau saya telah menunaikan haji beberapa kali, setelah membaca buku ini saya merasa belum ber-haji sekalipun". Contoh yang sederhana ada dalam halaman 39. Soal pelaksanaan shalat dua raqaat di Maqam Ibrahim. Menurut Syariati, dengan berdiri di Maqam Ibrahim, berarti kita mengambil alih posisi nabi Ibrahim. Fiuh...!!! Tau siapa Ibrahim ? Dan bagaimana secara logis Syariati menjabarkan keterkaitan Thawaf dan Sya'i, antara cinta dan akal, antara term 'Dia' dan term 'engkau', antara mencari 'dahaga' dan mencari 'air'. Dan banyak lagi hal - hal seperti itu yang bakal dituangkan Syariati untuk mengisi otak kita. Obsesi Syariati dalam memusuhi tiga hal tertuang jelas - jelas dalam buku ini, seperti juga dalam buku - buku tulisan Syariati yang lain. Memang Syariati membenci tiga hal : penindas-kapitalis-munafik, yang biasanya dia identikkan dalam tiga tokoh durjana : fir'aun-karun-balam. Inti dari buku ini adalah penyadaran seorang manusia untuk menjadi hamba-Nya, mengorbankan apapun untuk-Nya, dan menjadi penerang bagi orang lain. Haji adalah juga merupakan ucapan janji dan sumpah manusia untuk meneruskan perjuangan Ibrahim yangmana janji itu disaksikan langsung oleh Tuhan. Itu misi haji menurut Syariati. Terasa berat nian. Memang sebuah buku yang cukup lawas. Saya di-'kenal'-kan pada buku ini oleh mendiang Bapak saya, kira - kira jaman saya masih SMP. Saya baru tertarik beberapa tahun setelah itu. Buku kala itu, sekarang ada dalam genggaman saya. Banyak sekali notifikasi dan garis bawah yang ditorehkan Bapak dalam buku ini, menandakan bahwa banyak catatan yang musti diperhatikan. Memang Syariati adalah salah satu tokoh idola Bapak. Like father like son, dalam hal ini, saya jadi ikutan mengagumi Ali Syariati, tokoh Revolusi Iran yang kontroversial itu... [] haris fauzi - 18 juni 2008 salam, haris fauzi |
Wednesday, June 18, 2008
kenisah : sebuah buku berjudul 'haji'
Tuesday, June 17, 2008
kenisah : keajaiban
KEAJAIBAN KITARO - ANDERSON ..... You are the sea You are the sky You are the ocean I am the Earth I am the Island of your Love .... ('Island of Life' - Dream Album - Kitaro) Kitaro, musisi, perkusionis ekspresionis asal Jepang. Dia mengaku belajar menciptakan karya musik dari alam, dari desah cemara, dari percik air, dari awan - awan yang bergerak menyelimuti angan dan mimpinya. Jon Anderson, rocker yang puitis asal Inggris, memimpin kelompok musik progresif rock terbesar sepanjang sejarah dunia, YES, yang eksis semenjak akhir dekade 60-an hingga kini. Walau dia sekarang juga sudah mulai sepuh, Anderson terus berkarya di jalur ini, sekaligus melukis dan mencipta puisi. Maklum, selain memiliki suara yang demikian jernih laksana dewa, Anderson juga pintar menyusun lirik dan prosa. Anderson dan Kitaro, keajaiban Jepang dan kedahsyatan Inggris yang berkolaborasi di tahun 1992, merilis album 'Dreams'. Dalam album ini, kekuatan musik alam sebagai ciri khas Kitaro, muncul bukan hanya dalam format bunyi, namun lirik dan judulnya sungguh mencengangkan. Terlebih ketika Anderson menjajarkan kalimat karyanya, --salah satunya dalam lagu 'Island of Life',-- terlihat jelas bagaimana kedua kekuatan itu bersinergi. Dari sisi judul, kita bisa pastikan bahwa segmentasi musik yang lahir dari alam semesta tak bisa dipungkiri akan mencuat dengan kuat. Judul lagu seperti ' Symphony Of The Forest ', dan 'A Drop Of Silence' membuktikan hal itu. Itulah musiknya Kitaro. Ketika dalam karya - karya sebelumnya Kitaro banyak didominasi bunyi perkusi, dalam album ini Kitaro lebih suka bercengkrama dengan bunyi keyboard dan ayunan gitar yang memiliki mainstream progresif, kubu Anderson. Sayatan gitar Hiroshi Araki nggak jauh dari pola permainan David Gilmour, gitaris Pink Floyd. Seakan turun dari surga, suara bening Jon Anderson mengalun masuk telinga, mengisi relung hati, dan mengusik jiwa. Andai bukan suara yang berasal dari kerongkongan Anderson, mungkin lagu - lagu dalam album ini tak akan sedahsyat ini. Ketika kita harus mencerna lagunya dalam lamunan, dalam pancaran surya timur, maka terasa jelas bahwa kita menjadi bagian dalam lagu - lagu karya mereka berdua. Dawai gitar yang menyusur pelan, tegas, dan santun menambah nuansa agar kita lebih merasuk ke alam terbawah pikiran kita, mengajak berkontemplasi. Selain dalam lagu 'Island of Life' yang begitu mengadopsi nuansa semesta, Jon Anderson berkontribusi penting dalam lagu yang lain: 'Lady Of Dreams'. Entah kenapa lirik buatan Anderson kali ini bagi saya mengingatkan kepada prosa - prosa karya pujangga India, Rabindranath Tagore. Dan dalam lagu tersebut kelihaian Anderson menyusun kata sekaligus melantunkannya laksana laskar langit yang berkarya demikian sempurna. Untuk itu, saya bisa bilang bahwa Anderson sejajar dengan Tagore. Indah. Seindah malam. Seindah cinta. ... save me a place in the heart of your hearts when you think of love never forsake me wanting and dreaming you each time i think of you .... Only a lady of dreams she will bring magic to sing to your heartstrings.... [] haris fauzi - 17 juni 2008 salam, haris fauzi |
Saturday, June 14, 2008
kenisah : apakah curang
APAKAH CURANG
Suatu hari, komputer di rumah lambat sekali melakukan 'boot'-ing. Sumpek sudah jelas. Rupanya ada permasalahan di pembagian memori-nya, atau mungkin permasalahan di hard disk. Atau manapun. Tapi, yang jelas, memori di komputer itu memang cuma 256MB, sudah ketinggalan jaman. Jaman sekarang sudah lumrah memakai memori mendekati 1 giga. Yah, dengan asumsi dugaan dan kebutuhan untuk melakukan up-grading memori (RAM), maka saya mengunjungi toko reparasi komputer. Saya berharap peningkatan memori bisa membatu proses booting berjalan lebih cepat, dan tentunya meningkatkan performa komputer itu secara keseluruhan. Toko itu ada di sebuah pertokoan.
Saya langsung menanyakan harga untuk kebutuhan komponen yang saya maksud itu, strike aja, memori 1 giga. Yang jualan menyebut harga setengah juta. Saya buka ponsel saya, disitu ada dokumentasi pesan pendek dari kakak, isinya tentang harga - harga memori 1 giga. Saya termasuk orang yang malas tawar - menawar. Jadi, pesan pendek itu saya jadikan kartu truf, dan akhirnya kami menyepakati harga empat ratus ribu untuk merek memori kelas menengah, cukupanlah. Mepet dengan referensi dalam pesan pendek dari kakak.
Sebelum melakukan istalasi memori, perlu dicocokin dulu spesifikasi komputernya. Apalagi saya tidak hafal spesifikasi komputer yang sudah saya beli beberapa tahun silam itu. Daripada ribet, komputernya saya boyong ke mereka dan ternyata cocok. Lantas dipasang dan dicoba. Nah, disinilah teledornya saya. Seharusnya mungkin tidak perlu membawa - bawa komputer tersebut. Dampaknya muncul permasalahan kedua, entah kenapa tiba - tiba Windows-nya bermasalah, harus di instalasi ulang, dan saya kena tarip delapan puluh ribu, silahkan saja. Komputer itu hendak segera dipakai, segera, dan saya tidak punya installer windows-nya. "Saya tinggal bentar, solat dulu ", gitu kata saya. Saya cabut.
Jadi, permasalahan yang semula ingin nambah memori, menjadi bertambah dua menjadi tiga buah : permasalahan semula yakni memori, kini ditambah windows, dan hard disk. Setelah mekanik yang bernama Tio itu melakukan pemasangan memori dan instalasi, saya pulang membopong itu komputer. Sampai di rumah baru saya coba itu komputer. Sudah lewat maghrib. Saya langsung buka identifikasi memorinya, dan sungguh takjub, ternyata memorinya yang terpasang cuma 256MB, bukan 1 giga. Saya segera menelepon toko tersebut, dan diangkat oleh sang mekanik sendiri, Tio. Lewat sedikit perdebatan, Tio mengakui bahwa salah pasang. Alasan yang bikin puyeng. Saya segera minta memori yang 1 giga dikirim ke rumah, namun dia mengatakan bahwa pembelian dengan pesan antar akan dikenakan biaya tambahan."Ada biaya delivery...dan lagi di rumah saya akan ada hajatan", gitu kilah Tio. Saya balik tanya,"... andai saya ambil sendiri, apakah saya mendapat potongan harga ?". Dengan nyengir dia berkata bahwa tidak ada potongan harga, itu sudah resiko pembeli. Saya meradang. Segera saya ke toko tersebut, untungnya dekat rumah. Setengah saya banting memori itu dihadapan Tio dan para konsumen lainnya. Para pengunjung tau bahwa ada penukaran memori karena ditukar oleh mekaniknya. Salah seorang pengunjung berkata sinis tentang kemungkinan kecurangan yang disengaja oleh si mekanik. Saya senyum mengiyakan dengan getir.
Malam itu, saya mulai mengutak - atik hard disk yang bermasalah setelah di-oprek sang mekanik. Saya jadi curiga kepada ulahnya. Soalnya, sebelum di-oprek oleh si mekanik untuk instalasi windows, hard disk itu tidak bermasalah sama sekali. Hanya lambat booting saja komputernya. Tidak ada tanda - tanda kerusakan file atau direktori yang terkunci. Lha kok sekarang malah ada direktori yang terkunci. Setelah kasus memori tertukar itu, nyali saya makin curiga kepada Tio. Di akhir kisah, hard disk itu sendiri akhirnya diselamatkan oleh teman kakak saya, seorang berjanggut yang ternyata jamaah mesjid di daerah Tambun.
Urusan hard disk bukan urusan terakhir. Ketika suatu hari saya hendak melakukan browsing menggunakan komputer itu, ternyata aplikasi internet explorer-nya nyangkut di sistem. Kembali saya mencari kartu nama toko tersebut dan kali itu sekali lagi saya menelepon Tio, orang terakhir yang melakukan instalasi dan memasang tarip delapan puluh ribu. Saya keluhkan bahwa instalasi dia masih bermasalah. Tio mengusulkan agar komputer tersebut dibawa ke toko untuk diinstalasi ulang, dengan tarip korting, enam puluh ribu. Saya jelaskan bahwa saya tidak melakukan apapun terhadap sistem windows, dan istalasi mekanik itulah yang tidak sempurna, sehingga saya tidak mau dikenai tarip tambahan. "Saya instal kemaren sudah bagus, dan dalam dua hari bisa saja penggunaan mengakibatkan windows-nya rusak ", gitu kata Tio. Saya heran, apakah mungkin suatu pekerjaan instalasi perangkat lunak akan bermasalah dalam dua hari saja ? Saya masih berkeyakinan bahwa Tio-lah yang salah dalam melakukan instalasi. Akhirnya saya menutup telpon, pembicaraan terhenti. Kartu nama itu masih di tangan, dengan jelas tertulis nama toko itu: "INK Computer" Plaza Jambu Dua Lantai I Blok B5 no 7, Warung Jambu, Bogor. Ada tiga hal tercatat dalam otak saya. Memori yang tertukar dengan spesifikasi yang lebih rendah, hard disk yang mendadak terkunci direktorinya, dan terakhir adalah instalasi sistem windows yang tidak sempurna sehingga harus dilakukan istalasi ulang. Apakah dia melakukan kecurangan ? Daripada bertanya - tanya, mending saya robek saja kartu nama tersebut.[] haris fauzi - 14 Juni 2008 |
Friday, June 06, 2008
kenisah : walk out
Though my mind could think I still was a madman
.....
And if I claim to be a wise man
It surely means that I don't know
haris fauzi
Monday, June 02, 2008
kenisah : ketemu
haris fauzi