APAKAH CURANG
Suatu hari, komputer di rumah lambat sekali melakukan 'boot'-ing. Sumpek sudah jelas. Rupanya ada permasalahan di pembagian memori-nya, atau mungkin permasalahan di hard disk. Atau manapun. Tapi, yang jelas, memori di komputer itu memang cuma 256MB, sudah ketinggalan jaman. Jaman sekarang sudah lumrah memakai memori mendekati 1 giga. Yah, dengan asumsi dugaan dan kebutuhan untuk melakukan up-grading memori (RAM), maka saya mengunjungi toko reparasi komputer. Saya berharap peningkatan memori bisa membatu proses booting berjalan lebih cepat, dan tentunya meningkatkan performa komputer itu secara keseluruhan. Toko itu ada di sebuah pertokoan.
Saya langsung menanyakan harga untuk kebutuhan komponen yang saya maksud itu, strike aja, memori 1 giga. Yang jualan menyebut harga setengah juta. Saya buka ponsel saya, disitu ada dokumentasi pesan pendek dari kakak, isinya tentang harga - harga memori 1 giga. Saya termasuk orang yang malas tawar - menawar. Jadi, pesan pendek itu saya jadikan kartu truf, dan akhirnya kami menyepakati harga empat ratus ribu untuk merek memori kelas menengah, cukupanlah. Mepet dengan referensi dalam pesan pendek dari kakak.
Sebelum melakukan istalasi memori, perlu dicocokin dulu spesifikasi komputernya. Apalagi saya tidak hafal spesifikasi komputer yang sudah saya beli beberapa tahun silam itu. Daripada ribet, komputernya saya boyong ke mereka dan ternyata cocok. Lantas dipasang dan dicoba. Nah, disinilah teledornya saya. Seharusnya mungkin tidak perlu membawa - bawa komputer tersebut. Dampaknya muncul permasalahan kedua, entah kenapa tiba - tiba Windows-nya bermasalah, harus di instalasi ulang, dan saya kena tarip delapan puluh ribu, silahkan saja. Komputer itu hendak segera dipakai, segera, dan saya tidak punya installer windows-nya. "Saya tinggal bentar, solat dulu ", gitu kata saya. Saya cabut.
Jadi, permasalahan yang semula ingin nambah memori, menjadi bertambah dua menjadi tiga buah : permasalahan semula yakni memori, kini ditambah windows, dan hard disk. Setelah mekanik yang bernama Tio itu melakukan pemasangan memori dan instalasi, saya pulang membopong itu komputer. Sampai di rumah baru saya coba itu komputer. Sudah lewat maghrib. Saya langsung buka identifikasi memorinya, dan sungguh takjub, ternyata memorinya yang terpasang cuma 256MB, bukan 1 giga. Saya segera menelepon toko tersebut, dan diangkat oleh sang mekanik sendiri, Tio. Lewat sedikit perdebatan, Tio mengakui bahwa salah pasang. Alasan yang bikin puyeng. Saya segera minta memori yang 1 giga dikirim ke rumah, namun dia mengatakan bahwa pembelian dengan pesan antar akan dikenakan biaya tambahan."Ada biaya delivery...dan lagi di rumah saya akan ada hajatan", gitu kilah Tio. Saya balik tanya,"... andai saya ambil sendiri, apakah saya mendapat potongan harga ?". Dengan nyengir dia berkata bahwa tidak ada potongan harga, itu sudah resiko pembeli. Saya meradang. Segera saya ke toko tersebut, untungnya dekat rumah. Setengah saya banting memori itu dihadapan Tio dan para konsumen lainnya. Para pengunjung tau bahwa ada penukaran memori karena ditukar oleh mekaniknya. Salah seorang pengunjung berkata sinis tentang kemungkinan kecurangan yang disengaja oleh si mekanik. Saya senyum mengiyakan dengan getir.
Malam itu, saya mulai mengutak - atik hard disk yang bermasalah setelah di-oprek sang mekanik. Saya jadi curiga kepada ulahnya. Soalnya, sebelum di-oprek oleh si mekanik untuk instalasi windows, hard disk itu tidak bermasalah sama sekali. Hanya lambat booting saja komputernya. Tidak ada tanda - tanda kerusakan file atau direktori yang terkunci. Lha kok sekarang malah ada direktori yang terkunci. Setelah kasus memori tertukar itu, nyali saya makin curiga kepada Tio. Di akhir kisah, hard disk itu sendiri akhirnya diselamatkan oleh teman kakak saya, seorang berjanggut yang ternyata jamaah mesjid di daerah Tambun.
Urusan hard disk bukan urusan terakhir. Ketika suatu hari saya hendak melakukan browsing menggunakan komputer itu, ternyata aplikasi internet explorer-nya nyangkut di sistem. Kembali saya mencari kartu nama toko tersebut dan kali itu sekali lagi saya menelepon Tio, orang terakhir yang melakukan instalasi dan memasang tarip delapan puluh ribu. Saya keluhkan bahwa instalasi dia masih bermasalah. Tio mengusulkan agar komputer tersebut dibawa ke toko untuk diinstalasi ulang, dengan tarip korting, enam puluh ribu. Saya jelaskan bahwa saya tidak melakukan apapun terhadap sistem windows, dan istalasi mekanik itulah yang tidak sempurna, sehingga saya tidak mau dikenai tarip tambahan. "Saya instal kemaren sudah bagus, dan dalam dua hari bisa saja penggunaan mengakibatkan windows-nya rusak ", gitu kata Tio. Saya heran, apakah mungkin suatu pekerjaan instalasi perangkat lunak akan bermasalah dalam dua hari saja ? Saya masih berkeyakinan bahwa Tio-lah yang salah dalam melakukan instalasi. Akhirnya saya menutup telpon, pembicaraan terhenti. Kartu nama itu masih di tangan, dengan jelas tertulis nama toko itu: "INK Computer" Plaza Jambu Dua Lantai I Blok B5 no 7, Warung Jambu, Bogor. Ada tiga hal tercatat dalam otak saya. Memori yang tertukar dengan spesifikasi yang lebih rendah, hard disk yang mendadak terkunci direktorinya, dan terakhir adalah instalasi sistem windows yang tidak sempurna sehingga harus dilakukan istalasi ulang. Apakah dia melakukan kecurangan ? Daripada bertanya - tanya, mending saya robek saja kartu nama tersebut.[] haris fauzi - 14 Juni 2008 |
Saturday, June 14, 2008
kenisah : apakah curang
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment