Hari masih pagi menurut Jakarta. Tapi juga telah cukup hiruk pikuk walau belum memekakkan telinga. Pukul 05.45 di kawasan selepas Cawang, antara Kebonnanas - Cempaka, mungkin dekat Pedati. Nampak antrian mobil mulai stagnan. Antrian ini tidak sewajarnya, karena seperti saya jelaskan tadi, hari masih pagi menurut Jakarta. Ternyata ada mobil Avanza (atau Xenia ?) silver menyalakan lampu hazard. Di belakangnya ada motor tersandar. Mungkin terjadi senggolan antara mobil motor tersebut. Bapak tua pengendara mobil terlihat takzim berdiri di depan mobilnya, sementara pemuda berjaket tentara itu rupanya sedang marah menunjuk - nunjuk apa saja. Entah bagaimana kejadiannya saya tidak faham. Nampak juga wanita berkaos garis membawa helm turut berdiri disitu, rupanya dia pembonceng lelaki berjaket doreng tadi. mungkin memberi dukungan kepada pemuda berjaket doreng.
Saya berhasil melampaui mereka bertiga dan terbebas dari kemacetan yang mereka timbulkan. Duduk jalanannya seperti ini, jalur paling kiri jalur lambat tidak terganggu masalah ini. Ini insiden terjadi di jalur cepat sisi kiri. Saya melampaui dengan sedikit memakan jalur kanan. Ini sejatinya tidak boleh, karena jalur cepat sisi kanan adalah jalur Transjakarta, atau yang biasa dikenal dengan jalur Busway.
Dalam hal seperti ini, warga Indonesia adalah warga yang peduli, walau tidak ikut memberi solusi. Saya juga seperti itu. Yang ada di pikiran saya adalah dua hal. Pertama adalah urutan kejadian insiden itu. Dan yang kedua tentunya teka - teki siapakah gerangan yang bersalah, apakah pemuda berjaket doreng, ataukah lelaki tua sopir mobil ? Biasanya, sepeda motor bila melakukan kesalahan akan segera kabur kecuali pihaknya dirugikan. Andai pengemudi motor tidak dirugikan, maka biasanya dia kabur begitu saja. Ini pengalaman saya. Beberapa kali bodi mobil terbaret, beberapa kali spion tersenggol, beberapa kali bemper diseruduk, toh mereka sama saja, pengemudi motor itu kabur semua.
Pikiran saya tidak bisa menerka bagaimana kejadiannya. Tetapi untuk kejadian ini, pemuda itu tidak kabur, bahkan malah marah - marah. Mungkin bapak tua itu lalai dalam berkendara. Tetapi jangan lupa, ini adalah jalur cepat, dimana motor seharusnya tidak lewat. Dari klausul ini saja, apapun yang terjadi harusnya pengendara motor itu sudah salah duduk perkara. Mangkanya, saya sulit mereka kejadiannya.
Selagi berpikir seperti itu, serta merta disaliplah saya dari sisi kanan dengan setengah ugal - ugalan oleh sesosok motor. Dan ternyata motor tersebut. Pengendaranya berjaket loreng, pemboncengnya wanita berjaket kaos garis. Dia menyalip melalui jalur Busway. Seketika itu juga vonis saya turun. Sepertinya, yang bermasalah adalah pengendara motor tersebut. Wallahu'alam. [] haris fauzi - 12 desember 2013
No comments:
Post a Comment