Thursday, August 02, 2007

kenisah : do'a orang kecapekan

___________________
Mas Haris, aku senang bisa baca terus Kenisah;
akhir-akhir ini Anda  sering tulis review ya,
termasuk review tentang Chrisye di album lawas sekali.
(anwar holid , 1 - 8 - 2007)
__________________________
Sam,
Akhir-akhir ini kenisah kok banyak ngomongin musik,
nggak kayak dulu yang banyak cerita tentang kearifan memandang hidup
...back to basic please !
(ardiansyah kimiawan , 1 - 8 - 2007)
__________________
 
DO'A ORANG KECAPEKAN
 
Komentar ? Kenapa enggak ? Saya mendapat respon seperti dua kutipan di atas. Mas Anwar Holid --kontributor Republika-- memang sering memberi komentar sana - sini. Juga sering pula mengirim CD lagu - lagu ke saya. Ardiansyah adalah kawan se-sekolah jaman dulu.
Rasanya baru tiga kali ini dalam kurun sebulan saya menulis soal musik. Yang berjudul 'akustik' sebenarnya blending antara topik musik dengan dunia pendidikan. Dua sisanya jelas menulis tentang musik.
 
Di sisi lain kali ini saya balik lagi nulis soal pengajian. Padahal selama sebulan terakhir ini berarti sudah untuk keempat kalinya saya nulis ihwal pengajian. Cukup membuat jenuh juga kali ya, menulis dengan tag yang belum ada penyegaran seperti ini. Tapi, ya gak pa-pa lah. Alasan saya kenapa pengajian beberapa kali saya  tulis adalah karena mungkin saya sedang kemaruk. Alasan lainnya adalah  bahwa pengajian itu penyampaian ilmu. Dan barangsiapa yang telah mendapatkan ilmu, maka sebaiknya dia menyampaikan ilmu tersebut ke orang lain. Nah....
 
Jadi gini, menurut pengajian yang pernah saya ikuti, maka orang yang berjihad itu, dalam Islam mendapatkan posisi istimewa di sisi Tuhan. Gitu teorinya. Jihadnya apa saja, itu sangat mungkin didiskusikan lebih lanjut. Monggo. Saya termasuk kesulitan mendiskripsikan dengan lengkap. Lha wong orang kerja mencari nafkah saja sudah bisa dibilang jihad kok. Bagi saya pribadi, jihad adalah usaha untuk menegakkan ajaran Tuhan. Itu dalam paradigma saya yang serba awam ini, mohon koreksi dan tambahannya.
 
Ustadz-nya namanya Pak Nuruzzaman. Dia eksekutif muda yang berhasil. Organisator ulung. Dan Da'i yang cukup memberikan saya banyak pencerahan. Salah satunya ya itu tadi, dia bilang bahwa mencari nafkah itu jihad. 'Ikhlas karena menjalankan perintah Tuhan, mencari rejeki halal untuk keluarga', imbuhnya.
 
Memang seakan nggak sepadan bila membandingkan tugas berperang kok sepantaran (sepadan) dengan bekerja cari duit. Ini kalo dipandang dari logika kekinian. Kalau dilihat dari sisi kebijaksanaan, hal tersebut sangat mungkin. Ada banyak fakta yang menyetarakannya, yang sebenarnya sangat logis.
 
Dan hebatnya, lanjut pak Ustadz Nuruzzaman ini, posisi para mujahid --orang yang berjihad-- termasuk istimewa di sisi Tuhan. Percaya nggak percaya lho ya, kalo saya sih percaya saja. Apa istimewanya ? Banyak. Salah satunya adalah permohonan dan do'a-nya lebih mudah menembus atap langit menuju tahta Tuhan. Dan tentunya 'jalur khusus' ini memiliki peluang yang cukup baik untuk menjadi terkabulkan. ...Percaya nggak percaya lho ya, kalo saya sih percaya saja.
 
Antara do'a dan mujahid, memang ada keterkaitan yang erat. Inilah yang membuat posisi mujahid menjadi istimewa. Nah, inilah yang saya sebut sebagai 'pencerahan' dari Pak Ustadz Nuruzzaman. Do'a itu berada dalam posisi yang baik bila dipanjatkan oleh manusia yang berada dalam kepedihan. Kepedihan bisa bermacam - macam; kesengsaraan, keterjajahan, atau kecapekan. Lho ? Iya. 'Kecapekan dalam bekerja... bekerja mencari nafkah secara halal tentunya', lengkap Pak Ustadz.
Kecapekan dalam mencari rejeki halal ternyata sepadan juga dengan kepedihan dan luka dalam berperang membela ajaran Tuhan. Singkatnya, do'a orang seperti ini sama istimewanya di sisi Tuhan.
Sebagai karyawan yang senantiasa 'capek' lima hari dalam seminggu karena harus ngantor yang berjarak cukup jauh, saya sedikit banyak terhibur dengan hal ini.
 
Apakah keistimewaan do'a orang yang mencari nafkah ? Runutannya sih lebih makbul. Pak Ustadz lantas membeberkan ceramahnya lagi. Seorang yang bekerja dengan benar untuk mencari rizki yang halal, biasanya akan pulang dalam kondisi sangat capek. Nah, di akhir perjalanan menuju rumah sepulang kerja --di puncak kecapekan setelah seharian bekerja--, begitu mendekati rumah, taruhlah memegang gagang pintu rumah, Pak Ustadz Nuruzzaman menganjurkan untuk berdo'a. Do'a tentang apa saja yang kita kehendaki, terutama sehubungan dengan masalah 'golek panguripan' atau mencari nafkah. Posisi itulah manusia yang sedang mencari nafkah itu mencapai titik keletihannya, titik kesengsaraannya. Mujahid itu tengah merintih. Dan apabila yang dirintihkan adalah seuntai do'a, maka posisi do'a itu menjadi sangan spesial. Dan kata Pak Ustadz, kemungkinan terkabulnya --makbul-- cukup besar. ...Percaya nggak percaya lho ya, kalo saya sih percaya saja.
 
Mungkin nggak musti pas memegang gagang pintu. Saya cukup lama mempelajari dan mencari posisi 'puncak keletihan' ini. Dan bagi saya adalah ketika selesai mematikan mesin mobil, maka saya dalam beberapa detik musti menghela nafas panjang, sembari masih tetap duduk di jok mobil.
Tiap orang tentunya berbeda - beda. Mungkin bagi para pekerja yang menggunakan motor, bisa jadi ketika melepaskan helm --setelah memarkir motor di teras rumah--  mungkin merupakan titik terletih dalam perjalanan mencari nafkah pada hari itu. Untuk baiknya, setiap orang bisa mencari sendiri 'titik letih' ini. Soalnya saya kan nggak ngerti kebiasaan semua orang. Singkatnya ; di 'titik letih' inilah seorang pekerja dianjurkan untuk berdo'a.
 
Saya merasa tidaklah perlu menguji keakuratan anjuran Pak Ustadz ini. Saya sendiri --setelah memastikan posisi titik letih ini--  langsung berusaha membiasakan untuk tidak lupa memanjatkan do'a setelah memarkir mobil. Utamanya do'a mengenai urusan mencari nafkah. Nggak cuma itu, saya juga berusaha untuk menyampaikan problem yang ada dalam bekerja, saya bisikkan lamat - lamat. Saya yakin dan percaya Tuhan mendengarkan bisikan saya. Saya juga percaya bahwa apa yang disampaikan Pak Ustadz pastilah gak ada salahnya buat dilaksanakan.
 
Apakah ada hasilnya berdo'a lewat cara itu ? Rasanya anda boleh mencobanya. Soalnya saya sudah membuktikannya sendiri. Sumprit, ternyata terbukti dengan benar..... bahkan ke hal yang paling khusus sekalipun bisa terkabul. Memang tidak ada garansi semua do'a yang tersampaikan lewat cara ini pastilah terkabul. Kita sendirilah masing - masing yang bisa mengerti apa yang layak untuk dipanjatkan sebagai do'a dan lantas menilai kepatutannya untuk terkabul. Hebat nian memang do'a orang yang kecapekan ini. Percaya nggak percaya lho ya, kalo saya sih percaya saja.[] haris fauzi - 2 Agustus 2007


salam,
haris fauzi
 


Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles.
Visit the Yahoo! Auto Green Center.

No comments: