Thursday, September 04, 2008

kenisah : beberapa

BEBERAPA
 
Kebetulan di rumah Bapak saya cukup tersedia buku - buku religi. Mungkin karena memang Bapak lulusan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, --yang sekarang jadi superheboh bin ngeselin itu gara - gara kabarnya ganti logo pake ada bintang david segala--, atau memang karena Bapak pas itu penggaweannya di Kerohanian Pembinaan Mental Angkatan Darat. Bukan hanya buku religi atau kerohanian Islam. Ada beberapa kitab agama lain, seperti Injil Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, Tripitaka, dan salah satu yang saya ingat adalah Mazmur dan Nyanyian Rohani. Saya nggak hafal semuanya. Beberapa muatannya sesekali diajarkan kepada saya, walaupun gak bener - bener saya perhatikan. Maklum, saat itu saya masih seneng maen gak karu - karuan.
 
Yang menarik adalah Bapak punya beberapa Al-Qur'an, kitab suci kami. Mungkin karena masing - masing Al-Qur'an ada style penulisannya sendiri - sendiri. Perkara isinya, Tuhan menjaga kemurniannya. Dan Bapak mengajarkan kepada kami agar memiliki minimal dua buah Al-Qur'an, dan satu lagi beserta arti / maknanya. Kenapa harus ada artinya ? Ya, apalah 'arti'-nya membaca kalo tidak mengerti artinya, gak bakalan bisa diamalkan. Setelah membaca ayat-nya, sebaiknya kita mengerti isinya. Dan karena saya tidak pernah belajar bahasa arab, mangkanya untuk mengerti isinya saya baca terjemahannya.
 
Lantas kenapa harus memiliki dua buku Al-Qur'an ? Kadang, kita agak kesulitan membaca huruf - huruf dalam Al-Qur'an. Bapak saya bukannya seorang Qori, mangkanya dia juga beberapakali kedapatan keraguan dalam membaca. Kalo saya yang membaca, walah, kesulitan itu muncul berulang kali...hahahahaha....Mungkin karena tanda baca yang kurang pas letaknya, atau kemiripan huruf yang bisa membuat rancu, atau cetakannya yang kurang sempurna. Apalagi untuk Al-Qur'an yang berdimensi kecil.
Jadi ketika kita membacanya, lantas ragu - ragu apakah bunyi bacaan tersebut, maka kita jangan bablas aja cuek. Jangan berpikiran "ah, salah dikit gapapa-lah...". Ketika ragu - ragu seperti itu, Bapak menganjurkan agar saya membuka Al-Qur'an kedua, dan membandingkan tulisannya, seperti mencari referensi atau kalibrasi gitu. Biasanya sih kita membuka Al-Qur'an yang lebih besar hurufnya, jadi makin jelas.
 
Jaman saya kecil, ketika mengaji, saya diwajibkan bersuara keras, jadi Bapak bisa mendengarkan dan mengoreksinya. Bapak hafal beberapa dan cukup kapabel buat mengoreksi. Kesalahan itu berulang kali muncul diakibatkan oleh keraguan tadi, dan saya bablas saja membacanya. Namun, kendala muncul ketika saya harus membaca sendirian. Siapa yang mengoreksi ? Untuk meminimalisir kejadian seperti inilah, maka ketika ragu - ragu akan pembacaannya, kita perlu siapkan Al-Qur'an kalibratornya. Semacam itulah.
 
Cara lain yang lebih mudah adalah dengan membaca Al-Qur'an yang ada cara pembacaan versi huruf alfabet. Mungkin sebutannya sebagai lafadz latin. Bukannya menganjurkan agar membaca yang alfabet saja, tetapi, deretan kalimat dengan alfabet mempermudah kita untuk mengkalibrasi bacaan arabnya bila kita menemui kendala atau ragu - ragu. Al-Qur'an yang menggunakan lafadz latin seperti ini biasanya sudah pula tersedia terjemahannya. Multi version pokoknya. hahahahaha....
 
Terus terang, saya paling gampang menggunakan Al-Qur'an "multi version" seperti itu. Idola saya mushaf Al-Qur'an yang keluaran Departemen Agama seri klasik itu, sampulnya ada yang hijau tua dan ada yang merah maroon. Cetakan sampulnya warna emas. Yang dimensi besar bersampul keras (hard cover), sementara yang berukuran kecil sampulnya lunak. Dulu pernah dicetak yang rilis mini sampulnya berwarna biru langit, hard cover. Keren banget, pita pembatasnya warna merah. Punya saya entah kemana dipinjam siapa.
 
Tentang Al-Qur'an seperti itu, saya menyukainya. Walaupun ada beberapa rekan yang bilang bahwa Al-Qur'an 'multi version' seperti itu sudah bukan Al-Qur'an murni lagi karena ada bahasa Indonesianya. Bener juga sih. Tapi, saya tetep aja menganggap itu sebagai Al-Qur'an. Yang saya baca ya yang model itu, 'multi version'. Karena dalam satu paket, sudah ada lafadz latin buat kalibrasi, dan sudah ada terjemahan buat mengerti maknanya. Jadi kalo kemana - mana cukup bawa satu buku Al Qur'an saja.
 
Kendalanya muncul lagi. Yakni, sekecil - kecilnya Al Qur'an multi version seperti ini, masihlah juga berdimensi cukup tebal. Ya seperti tiga buah Al-Qur'an dibundel jadi satu. Tapi masih oke-lah kalo buat dibawa - bawa travelling. [] haris fauzi - 4 september 2008

salam,

haris fauzi

No comments: