Dulu, jaman SMA hingga masa kuliah, ada dua hal yang lumayan kontroversial dalam cara saya berpakaian ketika sholat. Kontroversi pertama adalah saya ogah mengenakan sarung. Alasan utama adalah, ketika sujud, sering dengkul bisa terlihat. Alasan kedua adalah sekedar alasan tren. Menurut klausul tren adalah lebih gagah mengenakan celana panjang daripada sarungan ketika berangkat jumat. Bukankah begitu ?
Kontroversi kedua adalah ihwal peci. Jaman itu saya termasuk orang yang paling muales mengenakan peci. Banyak alasannya. Pertama, karena rambut saya gondrong, jadi alangkah jeleknya kalo harus tertutup peci. Kedua adalah, rambut saya lurus dan licin, kondisi itu peci sering jatuh ketika dikenakan. Ketiga, saya malas ketika peci dianggap sebagai sebuah 'syarat' keabsahan sholat jum'at. Tidak ada yang mewajibkan seseorang harus berpeci ketika berangkat sholat jumat.
Dua hal tersebut akhirnya saya tinggalkan. Sarung hanya menemani sebagai selimut ketika tidur, sementara peci masuk ke kolong lemari terdalam. Hal tersebut berjalan sangat lama, walaupun tidak selama Ashabul Kahfi yang terkurung dalam gua.
Palingan sarung berperan ketika sholat di rumah. Dalam kasus ini, unsur "dengkul terlihat" jadi subhat bukan ? Kejadian "dengkul terlihat" pasti terjadi. Akhirnya saat itu alasan nggak ber-sarung adalah karena ihwal keren ga keren saja. Jadi, sarung tetap saja saya tinggalkan ketika berangkat keluar untuk jumatan.
Peci lebih lama lagi saya tinggalkan. Mungkin, saya mengenakan peci ketika akad nikah, empat tahun setelah saya lulus sarjana. Bisa jadi itu sahaja. Selebihnya bisa dikata sangat jarang. Sepanjang masa itu baik sholat biasa, sholat jum'at, sholat tarawih, nyaris semua tidak pakai kopyah. Bahkan beberapa kali sholat ied saya lebih sering tidak berpeci. Sangat wajar bila peci tersebut hingga kini masih bagus. Lha wong jarang dipake.
Setahun belakangan, saya berkebalikan. Sudah tidak tabu lagi bersarung dan berpeci. Maklum, sudah umur. Cuma ribet juga nyetir mobil --apalagi mancal sepeda kayuh-- bila musti ke masjid bersarung ria. Namun bukan itulah masalahnya. Sarung saya sudah ketemu kuncinya. Kunci pertama, ya tadi, saya sudah tua, jadi gak perlu gengsi gak perlu trendi. Kunci kedua, agar "dengkul" tertutup ketika sujud, sarungnya saya turunkan dibawah mata kaki. Mungkin ini bertentangan dengan larangan isbal, namun biarlah dituduh isbal, yang penting syarat menutup aurat terpenuhi.
Peci ? saya mencoba merutinkan diri untuk berpeci. Maklumlah, sebagai mantan ketua RW, trus jadi pengurus masjid, masa iya sih tidak berpeci ? Orang yang seprofesi saya kebanyakan sudah lebih advance dengan mengenakan gamis !
Namun kerutinan saya ini terkendala dan menurut saya terindikasi masalah. Masalah yang muncul adalah sebagaimana saya kuatirkan ketika masa kuliah. Jadi ceritanya begini, hari itu hari Sabtu. Ada acara pengajian, dan saya berencana hendak berangkat bareng istri. Saya sudah naik dan menyalakan mesin mobil, sehingga saya teringat belum mengenakan peci ! Saya turun lagi, lari masuk rumah, menuju ruang sholat, dan menggambil peci yang tergantung di paku.
Itu kejadian hari Sabtu. Minggunya, saya bangun nyaris kesiangan. Adzan subuh nyaris selesai ketika mata saya baru terbuka. Saya terburu - buru bangun, berwudlu, berganti pakaian. Suasana rumah masih sepi dan gelap. Saya beberapa menit gedabrugan mencari peci. Dan tidak ketemu ! Dikarenakan iqamah dikumandangkan, maka berangkatlah saya tanpa berpeci. Sepulang dari subuhan, barulah saya berpikir, adalah benar untuk tidak merutinkan diri berpeci. Sehingga bila kita tidak mengenakannya, maka hati masih "sreg" dan ikhlas untuk mengerjakan sholat tanpa peci. Tidak "kepikiran" dalam sholat. Ini bukan masalah sederhana. Saya pernah menyaksikan orang yang kelupaan mengenakan peci. Mungkin, ketika berwudlu dia mengantongi pecinya. Dan, ketika takbiratul ihram, dia belumlah teringat akan pecinya. Hingga di tengah - tengah sholat dia beru teringat akan pecinya, dan lantas mengeluarkan sang peci dari kantong, dan kemudian mengenakan songkok tersebut. Alamak. Gerakan sholatnya terpenggal urusan mengenakan peci ! Sudahlah. Peci itu tidak wajib. Jadi nggak usah disakralkan, ntar jadi bid'ah malahan. [] haris fauzi - 1 des 2015.
1 comment:
Halo semuanya, Nama saya Siska wibobo saya tinggal di Surabaya di Indonesia, saya seorang mahasiswa, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman untuk sangat berhati-hati karena ada banyak perusahaan pinjaman penipuan dan kejahatan di sini di internet , Sampai saya melihat posting Bapak Suryanto tentang Nyonya Esther Patrick dan saya menghubunginya melalui email: (estherpatrick83@gmail.com)
Beberapa bulan yang lalu, saya putus asa untuk membantu biaya sekolah dan proyek saya tetapi tidak ada yang membantu dan ayah saya hanya dapat memperbaiki beberapa hal yang bahkan tidak cukup, jadi saya mencari pinjaman online tetapi scammed.
Saya hampir tidak menyerah sampai saya mencari saran dari teman saya Pak Suryanto memanggil saya pemberi pinjaman yang sangat andal yang meminjamkan dengan pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp200.000.000 dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau tekanan dengan tingkat bunga rendah 2 %. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa rekening bank saya dan menemukan bahwa nomor saya diterapkan langsung ditransfer ke rekening bank saya tanpa penundaan atau kekecewaan, segera saya menghubungi ibu melalui (estherpatrick83@gmail.com)
Dan juga saya diberi pilihan apakah saya ingin cek kertas dikirim kepada saya melalui jasa kurir, tetapi saya mengatakan kepada mereka untuk mentransfer uang ke rekening bank saya, karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres atau penundaan.
Yakin dan yakin bahwa ini asli karena saya memiliki semua bukti pemrosesan pinjaman ini termasuk kartu ID, dokumen perjanjian pinjaman, dan semua dokumen. Saya sangat mempercayai Madam ESTHER PATRICK dengan penghargaan dan kepercayaan perusahaan yang sepenuh hati karena dia benar-benar telah membantu hidup saya membayar proyek saya. Anda sangat beruntung memiliki kesempatan untuk membaca kesaksian ini hari ini. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman, silakan hubungi Madam melalui email: (estherpatrick83@gmail.com)
Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya di (siskawibowo71@gmail.com) jika Anda merasa kesulitan atau menginginkan prosedur untuk mendapatkan pinjaman
Sekarang, yang saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman bulanan yang saya kirim langsung ke rekening bulanan Nyonya seperti yang diarahkan. Tuhan akan memberkati Nyonya ESTHER PATRICK untuk Segalanya. Saya bersyukur
Post a Comment