Monday, October 06, 2008

kenisah : palestina dalam rak buku

PALESTINA DALAM RAK BUKU
 
Sungguh tidak di nyana, bahwa derita tanah Palestina sudah berjalan bertahun -  tahun. Bila saya pandang rak buku yang terseok di ruang kerja, maka, nampak jelas ada empat buku yang mencolok menggagas soal Palestina ini. Yang terbaru adalah buku dari si Petualang Raja Shehadeh, judulnya "Jalan - Jalan di Palestina". Sampul bukunya begitu menarik, indah. Shehadeh bertutur tentang petualangannya, berjalan - jalan seputar Palestina. Selama dalam petualangannya, dia selalu bercermin ke masa lalu, yakni ketika Palestina merupakan daerah dimana sering disinggahi para pejalan karena budaya dan alamnya yang memikat. Namun, dalam konteks kekinian, Shehadeh mengungkapkan bahwa Palestina sekarang tak lebih dari batu dan puing berikut deretan kuburan.

Ada pengalaman menarik ketika saya sedang membaca buku ini, saat itu saya sedang chatting dengan seorang teman baik. Untuk mengisi dialog, maka beberapa kali saya sempat lontarkan pendapat saya tentang Palestina yang tentunya saya cuplik dari buku tersebut. Dan dia terpengaruh, ikut trenyuh. Bayangkan, dari tangan kedua saja sudah demikian berpengaruh. Apalagi bila membaca langsung.

Buku kedua adalah pendapat Imam Khomeini tentang Palestina terbitan Zahra. Judulnya "Palestina dalam Pandangan Khomeini" dengan kata pengantar dari Dr.Riza Sihbudi, pakar politik Timur Tengah. Sebuah buku yang cukup sulit saya dapatkan, penantian cukup panjang untuk bisa berkesempatan menatap buku bersampul bendera Palestina itu nongol di toko buku, dan lantas tanpa ragu - ragu mencomot dan membayar di kasir.
Apa urusannya Khomeini terhadap Palestina ? Jangan salah, mungkin Khomeini adalah salah satu pemimpin negara yang paling serius membantu Palestina. Dalam buku ini diceritakan bagaimana Khomeini berjuang sedemikian keras untuk kemerdekaan Palestina dari cengkeraman Israel. Khomeini menyuarakan jihad untuk Palestina.
Seberapa keras Khomeini membela Palestina ? Kalo nggak salah, Khomeini menuangkan dalam undang - undang negara Iran bahwa salah satu target negara Iran adalah membebaskan Palestina dari cengkeraman faham Zionisme. Adakah negara Islam --baik negara Sunni atau Syiah-- yang lebih hebat dalam membela Palestina dibanding undang - undang negara bikinan Khomeini ini ?

Memang tidak bisa dipungkiri adanya fitnah ihwal Khomeini yang notabene Islam Syiah akan bermusuhan dengan Sunni. Namun itu hanya fitnah murahan. Kontroversi adu domba yang membara tanpa sebab yang pasti. Undang - undang bikinan Khomeini inilah buktinya bahwa Syiah adalah saudara dari Sunni. Khomeini berjuang untuk Palestina. Karena semua juga faham, Palestina adalah berpenduduk Islam Sunni, sementara Iran notabene Syiah.

Buku ketiga dalah komik karya Joe Sacco (entah udah berapa kali saya bahas komik antik dan hebat ini). Dalam bahasa Indonesia sudah pernah dicetak dalam dua macam judul, salah satunya adalah "Duka Orang - Orang Terusir" yang terdiri dari dua jilid. Komik dahsyat ini begitu mengena, apalagi ada komentar dari Goenawan Mohamad disitu.
Bagaimana sebuah masyarakat, budaya, dan peradaban kelas tinggi bisa diacak-acak karena adanya egoisme sekelompok manusia yang begitu serakah, yang lebih menghargai kekerasan. Menggusur sana - menggusur sini. Lantas tertawa - tawa melihat keberhasilannya. Kultur dan masyarakat yang hancur lebur gara - gara konflik politik, menjadi masyarakat yang pesimis, dan apatis, saling tidak percaya, dan tidak berharap banyak ke masa depan. Dampak dari agresi Zionis.

Dan tak jauh dari buku - buku diatas, ada buku terbitan Hikmah tentang sosok Ahmadinejad. Presiden Iran sekarang, yang selalu berkata bahwa holocaust hanyalah rekayasa. Sebetulnya buku ini tidak terlalu straight forward tentang Palestina. Saya hanya mengidentikkan dengan semangat perjuangannya. Semangat perjuangan menentang program zionis. Dalam dada Ahmadinejad terdapat semangat itu, dan ini sebuah dukungan kuat terhadap keberhasilan perjuangan Palestina itu sendiri. Entah kenapa saya begitu menyukai sosok Ahmadinejad yang bersahaja itu.

Bila saya pandang rak buku yang terseok itu, mungkin masih ada beberapa buku yang bercerita ihwal Palestina. Bahkan saya sudah memesan buku tentang Hebron, yang mungkin kelak akan bertengger pula di rak butut ini. Sudah pasti saya belum atau sudah lupa mengenai isi dari buku - buku yang lain itu, --apalagi yang statusnya masih dalam order-- dan dengan ini tentunya tak kuasa untuk dituangkan dalam tulisan alakadarnya ini. Mungkin lain kali. Mungkin akan lebih panjang. Karena derita Palestina memang telah bersimbah darah sepanjang peradaban modern ini, dan tak nampak ujungnya kelak, bila kita tak ada yang bergerak. Karena dengan diam, maka mereka tertikam.[] haris fauzi - 27 september 2008

salam,

haris fauzi

No comments: